Nuraini, Septya Indriyanti and Dr. Ir. Sumiadi, ST., MT. and Ir. Anggara Wiyono Wit Saputra, ST., M.Tech., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (2024) Pendugaan Laju Erosi dan Upaya Konservasi dengan Pendekatan ArcSWAT pada DAS Pancarglagas Kabupaten Probolinggo,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Daerah Aliran Sungai (DAS) Pancarglagas merupakan bagian dari Wilayah Sungai (WS) Pekalen-Sampean yang daerah hulunya berupa pegunungan dan alur sungainya memiliki banyak kelokan atau meander. Secara administratif, DAS Pancarglagas termasuk dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. DAS Pancarglagas memiliki hulu sungai yang curam sehingga mampu membawa material-material penyumbat aliran sungai. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di DAS Pancarglagas juga berkontribusi dalam terjadinya erosi dan sedimentasi. Beberapa kejadian erosi yang terjadi menimbulkan dampak kerugian jiwa maupun material. Dari permasalahan tersebut, diperlukan pendugaan nilai laju erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS Pancarglagas sehingga kemudian dapat digunakan untuk melakukan perencanaan konservasi lanjutan dalam rangka mengendalikan erosi dan sedimentasi yang terjadi. Pendugaan nilai laju erosi dan sedimentasi akan dilakukan dengan pendekatan SWAT (Soil and Water Assessment Tool) serta menggunakan peta penggunaan lahan tahun 2013 dan 2022. Tahapan simulasi SWAT dilakukan dalam empat tahap, yaitu deliniasi batas DAS, pengelolaan HRU (Hydrological Response Unit), pembuatan database SWAT, dan simulasi model. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa nilai laju erosi dan sedimentasi mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2022. Nilai laju erosi turun 14% sedangkan nilai sedimentasi turun 33%. Hasil laju erosi pada tahun 2022 akan dilakukan pembahasan lanjutan berupa analisis Tingkat Bahaya Erosi (TBE). Nilai TBE dipengaruhi oleh jenis kedalaman solum tanah dan besarnya nilai laju erosi yang terjadi. Area dengan solum tanah dalam akan mengalami erosi yang lebih sedikit dibandingkan dengan area yang memiliki solum tanah dangkal. Berdasarkan hasil analisis TBE, diperoleh bahwa kelas sangat ringan dan ringan seluas 52,10 km2, kelas sedang seluas 45,87 km2, serta kelas berat dan sangat berat seluas 26,06 km2. Arahan konservasi yang akan dilakukan perlu memperhatikan fungsi kawasan dari DAS Pancarglagas. Berdasarkan kriteria dari Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (BRLKT) fungsi kawasan ditentukan berdasarkan skor. Total skor dari faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan rata-rata akan menentukan status kawasan di daerah tersebut apakah termasuk dalam kawasan lindung, kawasan penyangga, atau kawasan budidaya tanaman. Skenario upaya konservasi vegetatif yang didasarkan pada nilai laju erosi, TBE, dan fungsi kawasan menghasilkan nilai laju erosi dan sedimentasi yang lebih rendah dibandingkan kondisi eksisting. Nilai laju erosi turun 53%, sedangkan nilai sedimentasi turun 44%.
English Abstract
The Pancarglagas Watershed is part of the Pekalen-Sampean River Region, the upstream area of which is mountainous and the river channel has many bends or twists. Administratively, the Pancarglagas watershed is included in the Probolinggo Regency, East Java. The Pancarglagas watershed has a steep upstream area so it can carry materials blocking the river flow. Land use changes that occur in the Pancarglagas watershed also contribute to erosion and sedimentation. Several incidents resulted in loss of life and material. From this problem, it is necessary to estimate the value of the rate of erosion and sedimentation, so that it can then be used to carry out further planning in controlling erosion and sedimentation. Estimation of erosion and sedimentation rate values will be carried out using SWAT (Soil and Water Assessment Tool) and using land use data from 2013 and 2022. The SWAT simulation is carried out in four stages; watershed boundary delineation, HRU management (Hydrological Response Unit), SWAT database creation, and model simulation. Based on the simulation results, it was found that erosion and sedimentation values decreased from 2013 to 2022. Erosion values decreased by 14% while sedimentation values decreased by 33%. Erosion results in 2022 will be followed by an analysis of the Erosion Hazard Level (TBE). The TBE value is influenced by the type of soil solum depth and erosion value. Areas with deep soil solum will experience less erosion than areas with shallow soil solum. Based on the results of the TBE analysis, it was found that the very light and light classes covered an area of 52.10 km2, the medium class covered an area of 45.87 km2, and the heavy and very heavy classes covered an area of 26.06 km2. Land conservation directions need to pay attention to the regional function of the Pancarglagas watershed. Based on the criteria from the Land Rehabilitation and Soil Conservation Center (BRLKT), the function of the area is determined based on scoring. The total score of the slope factors, soil type, and average rainfall intensity will determine the status of the area in the area, whether it is included in a protected area, buffer area, or plant cultivation area. The vegetative conservation scenario, which is based on the values of erosion rate, TBE, and area function, shows that the values of erosion and sedimentation rates are lower than existing conditions. The erosion rate value decreased by 53%, while the sedimentation value decreased by 44%
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0524070065 |
Uncontrolled Keywords: | DAS Pancarglagas, SWAT, Erosi, Konservasi |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 27 Jun 2024 08:31 |
Last Modified: | 27 Jun 2024 08:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220443 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Septya Indriyanti Nuraini.pdf Restricted to Registered users only Download (19MB) |
Actions (login required)
View Item |