Pengaruh Cara Budidaya Dan Kondisi Habitat Terhadap Kepadatan Populasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) Pada Pertanaman Salak Di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang

Maharani, Rusdiningtyas Aulia and Dr. Akhmad Rizali, SP., M.Si., Ph.D (2024) Pengaruh Cara Budidaya Dan Kondisi Habitat Terhadap Kepadatan Populasi Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) Pada Pertanaman Salak Di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salak merupakan salah satu komoditas penting dalam sistem pertanian Indonesia. Salak berbuah sepanjang tahun dan menghasilkan buah dalam jumlah yang melimpah. Berdasarkan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Hortikultura (2022), produksi salak di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 1.147.473 ton meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1.120.242 ton. Tingginya produksi salak di Indonesia menjadikan salak sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang menjadi salah satu daerah pengekspor buah salak. Namun, terdapat hambatan dalam ekspor buah salak dimana ditemukan larva lalat buah pada buah salak. Keberadaan lalat buah dipengaruhi oleh cara budidaya dan kondisi habitat sekitar. Sejalan dengan tupoksi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang terkait pemantauan daerah sebar, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies lalat buah pada pertanaman salak di 8 lokasi penelitian, mengkaji kepadatan populasi lalat buah pada pertanaman salak di 8 lokasi penelitian serta mengkaji pengaruh cara budidaya dan kondisi habitat sekitar terhadap kepadatan populasi lalat buah pada pertanaman salak. Penelitian dilakukan di 8 lokasi pertanaman salak di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang yang telah ditentukan melalui survey sebelumnya dengan jarak minimal 1 km dan luas lahan minimal 1.000 m2 . Terdapat satu plot pengamatan pada setiap lahan penelitian dengan ukuran plot 20 x 20 meter. Dalam satu plot terdapat 3 transek dimana setiap transek dipasang 3 perangkap dengan jenis atraktan yang berbeda. Pengambilan sampel pada setiap lokasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada bulan Oktober dan November dengan interval pengambilan 1 minggu. Selain itu juga dilakukan pengambilan lalat buah dengan host fruit rearing dan pengumpulan data tambahan meliputi varietas, umur tanaman, luas lahan, jarak tanam, perawatan tanaman dan upaya pengendalian yang dilakukan petani. Pembuatan kunci identifikasi dilakukan berdasarkan perbedaan karakter morfologi lalat buah pada bagian thoraks, sayap, dan abdomen sedangkan analisis pengaruh cara budidaya dan kondisi habitat dilakukan menggunakan metode Generalized Linear Model (GLM) Berdasarkan hasil penelitian, lalat buah yang diperoleh dari perangkap Steiner pada seluruh lokasi penelitian sebanyak 7 spesies dan 5.729 individu. Adapun spesies yang ditemukan adalah B. albistrigata, B. calumniata, B. carambolae, B. caudata, B. cucurbitae, B. dorsalis dan B. umbrosa. Sedangkan pada pemeliharaan buah salak bergejala terindikasi terserang lalat buah diperoleh 34 individu dengan 2 spesies lalat buah yaitu B. carambolae dan B. dorsalis dengan masing-masing berjumlah 23 individu dan 11 individu. Kepadatan populasi pada setiap lokasi penelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dikarenakan kepadatan populasi lalat buah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Cara budidaya lahan pertanaman salak meliputi populasi tanaman berkorelasi positif terhadap kepadatan populasi B. carambolae dan B. dorsalis. Sedangkan kondisi habitat sekitar yang dekat dengan habitat semi alami berkorelasi negatif terhadap kepadatan populasi B. carambolae dan B. dorsalis.

English Abstract

Snake fruit is an important commodity in Indonesia's agricultural system. Snake fruit bears fruit throughout the year and produces fruit in abundance. Based on the Performance Report of the Directorate General of Horticultural Crops (2022), snake fruit production in Indonesia in 2022 reached 1,147,473 tons, an increase compared to the previous year which reached 1,120,242 tons. The high production of snake fruit in Indonesia makes snake fruit one of Indonesia's leading export commodities. Srumbung District, Magelang Regency is one of the snake fruit exporting areas. However, there are obstacles in the export of snake fruit where fruit fly larvae are found on snake fruit. The presence of fruit flies is influenced by cultivation methods and surrounding habitat conditions. In line with the duties and functions of the Agricultural Quarantine Center Class I Semarang related to the monitoring of scattered areas, this study aims to identify fruit fly species in snake fruit plantations in 8 research locations, assess the population density of fruit flies in snake fruit plantations in 8 research locations and examine the effect of cultivation methods and surrounding habitat conditions on the population density of fruit flies in snake fruit plantations. The research was conducted in 8 locations of snake fruit plantations in Srumbung District, Magelang Regency, which had been determined through a previous survey with a minimum distance of 1 km and a minimum land area of 1,000 m2 . There was one observation plot in each study area with a plot size of 20 x 20 meters. In one plot there are 3 transects where each transect is installed 3 traps with different attractant types. Sampling at each location was carried out twice, namely in October and November with an interval of 1 week. In addition, fruit fly collection was also carried out with host fruit rearing and additional data collection including varieties, plant age, land area, plant spacing, plant care and control efforts made by farmers. The identification key was made based on differences in morphological characters of fruit flies in the thorax, wings, and abdomen, while the analysis of the effect of cultivation methods and habitat conditions was carried out using the Generalized Linear Model (GLM) method. Based on the results of the study, fruit flies obtained from Steiner traps in all research locations were 7 species and 5,729 individuals. The species found were B. albistrigata, B. calumniata, B. carambolae, B. caudata, B. cucurbitae, B. dorsalis and B. umbrosa. Whereas in the maintenance of snake fruit with symptoms indicated to be attacked by fruit flies, 34 individuals were obtained with 2 fruit fly species, namely B. carambolae and B. dorsalis with 23 individuals and 11 individuals respectively. Population density at each research location showed different results. This is because the population density of fruit flies is influenced by several factors. The cultivation method of snake fruit plantation includes plant population that is positively correlated with the population density of B. carambolae and B. dorsalis. While the surrounding habitat conditions that are close to semi-natural habitats are negatively correlated with the population density of B. carambolae and B. dorsalis.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524040248
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 19 Jun 2024 08:17
Last Modified: 19 Jun 2024 08:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/220176
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
RUSDININGTYAS AULIA MAHARANI.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item