Analisis Kandungan Mikroplastik Pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Yang Di Daratkan Di Perairan Percut, Sumatera Utara

Rumapea, Windi Anastasia and Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., Ph.D and Syarifah Hikmah Julinda Sari, S.Pi, M.Sc, Ph.D (2024) Analisis Kandungan Mikroplastik Pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) Yang Di Daratkan Di Perairan Percut, Sumatera Utara. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu masalah terbesar dalam laut. Sampah plastik yang berada dipermukaan laut akan mengalami proses degradasi, yang akan merubah ukuran sampah plastik tersebut menjadi ukuran kurang dari 5 mm. Mikroplastik tersebut akan masuk kedalam tubuh ikan melalui proses respirasi dan juga melalui rantai makanan ikan tersebut. Perairan Percut Sei Tuan, Sumatera Utara merupakan salah satu lokasi dimana masyarakat disekitar Kecamatan Percut Sei Tuan membeli ikan laut, dan juga salah satu perairan yang tercemar sampah plastik. Masyrakat yang ada disekitar Percut Sei Tuan sangat menggemari ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), hal ini disebabkan oleh kandungan gizi yang terdapat pada ikan Kakap Putih (Lates calcarifer).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kandungan serta kelimpahan mikroplastik pada ikan Kakap Putih serta pada ketiga organ ikan Kakap Putih. Faktor yang mempengaruhi masuknya mikroplastik pada organ insang ikan yaitu disebabkan oleh proses respirasi ikan. Pada saat proses pertukaran gas, ikan akan menyaring air dari lingkungan sekitarnya, dan mikroplastik akan masuk kedalam insang ikan kemudian terjebak pada insang. Mikroplastik yang masuk pada lambung ikan disebabkan oleh proses makannya ikan. Hal ini dapat terjadi karena pada sat ikan memakan mangsanya, secara tidak sengaja juga ikut tertelan mikroplastik. Sementara itu, masuknya mikroplastik pada daging ikan disebabkan oleh proses translokasi yang terjadi dikarenakan mikroplastik yang masuk kedalam saluran gastrointestinal yang tidak dikeluarkan oleh urin atau feses, kemudian akan melewati dinding saluran gastrointestinal dan tersebar ke organ daging. Pada penelitian ini terdapat 30 sampel ikan Kakap Putih yang diperoleh dari nelayan yang melakukan penangkapan ikan di Perairan Percut Sei Tuan. Pengambilan ikan kakap putih dilakukan dengan menggambil ikan dengan ukuran (>300gr), agar dapat disimpulkan bahwa ikan dalam usia dewasa. Setelah, dilakukan pengambilan ikan, kemudian dilakukan pengujian morfometrik. Kemudian, dilakukan pembedahan pada ketiga organ ikan dan dilakukan penimbangan berat basah organ tersebut. Kemudian dilakukan proses destruksi bahan organik dengan menggunakan H2O2 30%. Kemudian, dilakukan penyaringan sampel dengan menggunakan kertas whatman. Kemudian, dilakukan identifikasi karakteristik mikroplastik, dengan menghitung kelimpahan mikroplastik pada ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) dengan menggunakan software Microsoft excel. Selanjutnya, menganalisis kelimpahan mikroplastik dengan ketiga organ ikan dengan menggunakan SPSS. Pada 30 sampel ikan didapatkan panjang ikan berkisar 34 -37 cm, dengan berat ikan sebesar 380 – 755 gr. Jenis mikroplastik yang didapatkan yaitu fiber. Kelimpahan miikroplastik yang terdapat pada daging ikan kakap putih sebesar 1.8 partikel/gr dengan kelimpahan tertinggi dan terendah sebesar 0.8 partikel/gr. Sementara itu, kelimpahan mikroplastik pada ketiga organ ikan kakap putih (Insang, Daging, dan Lambung) didapatkan hasil sebesar 0.49±0.197 partikel/gr pada insang, 1.39±0.33 partikel/gr pada daging, dan 1.52±0.437 partikel/gr pada lambung. Didapatkan hasil bahwa kelimpahan mikroplastik yang tertinggi yaitu terdapat pada organ lambung, dan yang terendah pada organ insang

English Abstract

One of the biggest problems in Indonesian seas is plastic waste. Plastic waste that is on the surface of the sea will undergo a degradation process, which will change the size of the plastic waste to a size of less than 5 mm. These microplastics will enter the fish's body through the respiration process and also through the fish's food chain. The waters of Percut Sei Tuan, North Sumatra are one of the locations where people around the Percut Sei Tuan District buy sea fish, and are also one of the waters polluted by plastic waste. The people around Percut Sei Tuan are very fond of White Snapper (Lates calcarifer), this is due to the nutritional content contained in White Snapper (Lates calcarifer). The aim of this research is to determine and analyze the content and abundance of microplastics in White Snapper and in the three organs of White Snapper fish. Factors that influence the entry of microplastics into the fish's gill organs are caused by the fish's respiration process. In the gas exchange process, the fish will filter water from the surrounding environment, and microplastics will enter the fish's gills and then become trapped in the gills. Microplastics that enter the fish's stomach are caused by the fish eating process. This can happen because when the fish eats its prey, it accidentally also swallows microplastics. Meanwhile, the entry of microplastics into fish flesh is caused by a translocation process which occurs because microplastics enter the digestive tract and are not excreted through urine or feces, then pass through the walls of the digestive tract and spread to the meat organs. In this study, there were 30 samples of White Snapper fish obtained by fishermen who fished in Percut Sei Tuan Waters. Taking white snapper fish is done by taking fish of any size (>300gr), so that it can be concluded that the fish are mature. After taking the fish, morphometric testing is carried out. Then, surgery was performed on the fish's three organs and the person's wet weight was measured. Then the organic material digestion process was carried out using 30% H2O2. Then, samples were screened using Whatman paper. Then, identification of the characteristics of microplastics was carried out, by calculating the abundance of microplastics in White Snapper (Lates calcarifer) using Microsoft Excel software. Next, analyze the abundance of microplastics in the three fish organs using SPSS. In 30 fish samples, the length of the fish was around 34 -37 cm, with a fish weight of 380 - 755 grams. The type of microplastic obtained is fiber. The abundance of microplastics found in sea bass meat was 1.8 particles/gr with the highest and lowest abundance being 0.8 particles/gr. Meanwhile, the abundance of microplastics in the three organs of sea bass (Gills, Flesh, and Stomach) was found to be 0.49±0.197 particles/gr in the gills, 1.39±0.33 particles/gr in the flesh, and 1.52±0.437 particles/gr in the stomach.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0524080062
Uncontrolled Keywords:	Mikroplastik, Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), Percut Sei Tuan-Microplastics, White Sea Bass (Lates calcarifer), Percut Sei Tuan
Divisions:	Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User:	soegeng sugeng
Date Deposited:	30 May 2024 07:37
Last Modified:	30 May 2024 07:37
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/219788

Text (DALAM MASA EMBARGO) Windi Anastasia Rumapea.pdf Restricted to Registered users only Download (28MB)

Actions (login required)

View Item