Laura Almanda, Tazkia (2024) Alasan Kepolisian Tidak Melanjutkan Kasus Tindak Pidana Penganiayaan Hewan (Studi Di Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan mengenai terdapatnya kasuskasus tindak pidana penganiayaan hewan di kepolisian, akan tetapi kasus-kasus tersebut tidak dilanjutkan ke tahap penyidikan maupun ke tahap penuntutan. Terdapat kasus-kasus penganiayaan hewan yang berhenti di kepolisian, baik itu berhenti pada tahap penyelidikan maupun penyidikan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk melakukan analisis apa alasan dari pihak kepolisian tidak melanjutkan kasus tindak pidana penganiayaan hewan ini ke tahap penuntutan dan apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh kepolisian dalam menangani kasus tindak pidana penganiayaan hewan. Mengacu pada informasi yang telah diuraikan di atas, penelitian ini menyoroti dua perumusan masalah: (1) Apa alasan kepolisian tidak melanjutkan kasus tindak pidana penganiayaan hewan? (2) Apa upaya yang dilakukan oleh kepolisian untuk mengatasi hambatan dalam menangani kasus tindak pidana penganiayaan hewan? Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosio-legal dengan metode pendekatan yuridis sosiologis. Data yang diperoleh penulis dari hasil wawancara akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif, dimana analisis data akan dilakukan dengan menjabarkan secara rinci kenyataan atau keadaan sebenarnya atas suatu objek dalam bentuk kalimat untuk memberikan gambaran lebih jelas terhadap permasalahan sehingga memudahkan untuk menarik suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian, penulis memperoleh kesimpulan bahwa terdapat beberapa alasan umum tidak dilanjutkannya tindak pidana penganiayaan hewan, yaitu karena sulitnya mendapatkan alat bukti yang cukup dikarenakan pelapor tidak menyertakan bukti permulaan yang cukup ketika membuat laporan, kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku dalam kasus tindak pidana penganiayaan hewan yang disebabkan oleh kurangnya saksi yang melihat secara langsung kejadian penganiayaan hewan dan ketidakhadiran pelapor yang dapat memberikan informasi terkait kasus tersebut, dan tidak dilanjutkannya tindak pidana penganiayaan hewan adalah karena kasus tersebut diselesaikan melalui mekanisme restorative justice karena pelapor dan terlapor memutuskan berdamai setelah terlapor membuat kesepakatan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mengatasi hambatan dalam menangani kasus tindak pidana terhadap hewan yaitu melakukan penelusuran lebih lanjut dari alat bukti yang sudah ada untuk memperbanyak alat bukti tindak pidana penganiayaan hewan dengan melakukan visum terhadap hewan yang menjadi korban penganiayaan guna membuktikan apakah hewan tersebut benar-benar mengalami penganiayaan.
English Abstract
In this thesis, the author addresses the issue of cases of animal abuse crimes reported to the police, but these cases are not progressed to the investigation or prosecution stage. There are instances of animal abuse cases that come to a halt within the police, either during the investigation or prosecution phases. Therefore, the author finds it necessary to analyze the reasons why the police do not proceed with the prosecution of these cases of animal abuse crimes and what challenges the police encounter in handling cases of animal abuse crimes. Referring to the information outlined above, this research focuses on two problem formulations: (1) Why does the police not proceed with cases of animal abuse crimes? (2) What efforts are made by the police to overcome obstacles in handling cases of animal abuse crimes? This research employs a socio-legal research method with a socio-legal juridical approach. The data obtained by the author from interviews will be analyzed using qualitative descriptive methods. The data analysis will involve a detailed exposition of the facts or actual conditions regarding an object in the form of sentences to provide a clearer picture of the issues, making it easier to draw conclusions. From the research results, the author concludes that there are several common reasons for not proceeding with cases of animal abuse crimes. These include the difficulty of obtaining sufficient evidence because the reporter did not provide enough preliminary evidence when making the report, the challenge of identifying the perpetrator in cases of animal abuse crimes due to a lack of direct witnesses to the animal abuse incidents and the absence of the reporter who can provide information related to the case. Furthermore, the non-prosecution of animal abuse crimes occurs because the case is resolved through the restorative justice mechanism, as the reporter and the accused decide to reconcile after the accused agrees not to repeat the offense. As for the efforts made by the police to overcome obstacles in handling animal abuse crime cases, they involve further investigation of existing evidence to increase evidence of animal abuse crimes. This is done by conducting a medical examination (visum) on the animals that are victims of abuse to prove whether the animals truly experienced abuse.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052401 |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Annisti Nurul F |
Date Deposited: | 13 May 2024 08:27 |
Last Modified: | 13 May 2024 08:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/219147 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Tazkia Laura Almanda.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |