Analisis Value Chain dan Efisiensi Pemasaran Mangga Podang (Studi di Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri).

Utari, Mukti Novita and Dr. Fadli Mulyadi, S.P., M.P. (2024) Analisis Value Chain dan Efisiensi Pemasaran Mangga Podang (Studi di Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mangga Podang merupakan komoditas unggulan dari Kabupaten Kediri. Desa Tiron menjadi salah satu desa di Kecamatan Banyakan yang menjadi sentra produksi mangga podang terbesar di Kabupaten Kediri. Hal ini karena jumlah produksi mangga podang di Desa Tiron sangat tinggi. Jumlah produksi yang tinggi seharusnya mampu memberikan pendapatan yang tinggi juga untuk petani. Namun, fakta yang terjadi di lapang menunjukkan bahwa jumlah produksi yang tinggi tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima petani. Hal ini terjadi karena adanya permasalahan dalam pemasaran mangga podang seperti daya tawar petani yang relatif rendah, harga jual yang rendah, dan adanya fluktuasi harga. Ketika sistem pemasaran yang dilakukan mengalami banyak permasalahan menandakan suatu sistem pemasaran tidak berjalan sesuai yang seharusnya atau tidak efisien. Adanya permasalahan yang terjadi dalam pemasaran mangga podang di Desa Tiron memiliki kaitan erat dengan efisiensi pemasaran. Semakin efisien suatu pemasaran maka seharusnya semakin memberikan keuntungan dan kepuasan bagi setiap lembaga yang terlibat khususnya petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai nilai (value chain) dan menganalisis tingkat efisiensi pemasaran mangga podang di Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan yakni bulan November 2023 hingga Februari 2024. Penelitian ini menggunakan 2 jenis responden yakni petani dan lembaga pemasaran. Penentuan sampel petani dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu petani yang melakukan penjualan mangga podang di Desa Tiron. Jumlah sampel petani mangga podang dalam penelitian ini sejumlah 68 orang. Sedangkan penentuan responden lembaga pemasaran dalam rantai pemasaran mangga podang menggunakan teknik Snowball Sampling dengan pendekatan forward snowball. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif untuk menganalisis value chain dan analisis kuantitatif untuk menganalisis efisiensi pemasaran mangga podang. Data yang digunakan dalam analisis value chain mencakup lembaga pemasaran, saluran pemasaran, dan nilai tambah dari setiap lembaga pemasaran mangga podang. Kemudian, untuk analisis efisiensi pemasaran menggunakan dua pendekatan yakni efisiensi operasional dan harga. Efisiensi operasional mencakup analisis margin pemasaran dan famer’s share. Sedangkan, efisiensi harga menggunakan analisis integrasi pasar vertikal. Integrasi pasar vertikal dianalisis dengan metode regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai nilai alur pemasaran mangga podang di Desa Tiron melibatkan 3 lembaga pemasaran yakni pengepul, pedagang besar, dan pedagang pengecer. Dari 3 lembaga pemasaran tersebut membentuk 3 saluran pemasaran yakni saluran tingkat 1 (langsung ke pedagang pengecer), saluran tingkat 2 (melibatkan pedagang besar dan pedagang pengecer), dan saluran 3 (melibatkan pengepul, pedagang besar, dan pedagang pengecer). saluran pemasaran yang banyak diikuti petani mangga podang di Desa Tiron adalah saluran pemasaran tingkat 3. Jumlah petani mangga podang yang mengikuti saluran ini mencapai 54,4%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas petani mangga podang di Desa Tiron memasarkan mangga podang kepada pengepul. Kemudian, penerapan fungsi pemasaran dan peningkatan nilai tambah yang dilakukan petani tergolong masih rendah. Kemudian, saluran pemasaran yang tergolong efisien dalam hasil analisis efisiensi pemasaran dengan pendekatan operasional (margin pemasaran dan farmer’s share) maupun pendekatan harga (integrasi pasar vertikal) hanyalah saluran tingkat 1. Berdasarkan hasil analisis, pada saluran tingkat 1 memiliki nilai margin pemasaran sebesar Rp 4.000, nilai farmer’s share sebesar 65,2%, dan nilai β (integrasi pasar vertikal) sebesar 1. Kemudian, saluran tingkat 2 dan tingkat 3 sama-sama tidak efisien dari ketiga analisis. Berdasarkan hasil analisis, pada saluran tingkat 2 memiliki nilai margin pemasaran sebesar Rp 5.914, nilai farmer’s share sebesar 48,5%, dan nilai β (integrasi pasar vertikal) sebesar 0,2. Sedangkan, pada saluran tingkat 3, nilai margin pemasaran sebesar Rp 8.338, nilai farmer’s share sebesar 27,6%, dan nilai β sebesar – 0,3 (tidak efisien).

English Abstract

Podang mango is the leading commodity of Kediri Regency. Tiron Village is one of the villages in Banyakan Sub-district that is the largest podang mango production center in Kediri District. This is because the amount of podang mango production in Tiron Village is very high. The high amount of production should be able to provide high income for farmers. However, the facts that occur in the field show that the high amount of production is not proportional to the income received by farmers. This occurs because of problems in podang mango marketing such as the relatively low bargaining power of farmers, low selling prices, and price fluctuations. When the marketing system that is carried out experiences many problems, it indicates that the marketing system is not running as it should or is inefficient. The problems that occur in podang mango marketing in Tiron Village are closely related to marketing efficiency. The more efficient a marketing is, the more it should provide profit and satisfaction for each institution involved, especially farmers. This study aims to determine the value chain and analyze the level of marketing efficiency of podang mangoes in Tiron Village, Banyakan District, Kediri Regency. This research uses a quantitative approach supported by qualitative data. This research was conducted over a period of 4 months, from November 2023 to February 2024. This research uses 2 types of respondents, namely farmers and marketing institutions. Determination of farmer samples was carried out using purposive sampling technique, namely farmers who sold mango podang in Tiron Village. The number of samples of podang mango farmers in this study amounted to 68 people. While determining the respondents of marketing institutions in the podang mango marketing chain using Snowball Sampling technique with a forward snowball approach. This research uses primary data and secondary data. The analysis method used in this research is descriptive analysis to analyze the value chain and quantitative analysis to analyze the marketing efficiency of podang mangoes. The data used in the value chain analysis includes marketing institutions, marketing channels, and added value of each podang mango marketing institution. Then, to analyze marketing efficiency using two approaches, namely operational and price efficiency. Operational efficiency includes marketing margin analysis and famer's share. Meanwhile, price efficiency uses vertical market integration analysis. Vertical market integration is analyzed by simple linear regression method. The results showed that the value chain of podang mango marketing flow in Tiron Village involved 3 marketing institutions, namely collectors, wholesalers, and retailers. The 3 marketing institutions form 3 marketing channels, namely 1 level channel (directly to retailers), 2 level channels (involving wholesalers and retailers), and 3 level channels (involving collectors, wholesalers, and retailers). The marketing channel that is mostly followed by mango podang farmers in Tiron Village is 3 level marketing channel. The number of mango podang farmers who follow this channel reaches 54,4%. This shows that the majority of podang mango farmers in Tiron Village market podang mangoes to collectors. Then, the application of marketing functions and the increase in added value carried out by farmers is still low. Based on the results of the analysis, the 1 level channel has a marketing margin value of Rp 4.000, a farmer's share value of 65,2%, and β value (vertical market integration) of 1. Then, 2 level and 3 level channels are equally inefficient from all three analyses. Based on the analysis results, the level 2 channel has a marketing margin value of Rp 5.914, a farmer's share value of 48,5%, and β (vertical market integration) value of 0,2. Meanwhile, in the 3 level channel, the marketing margin value is Rp 8.338, the farmer's share value is 27,6%, and the β value is - 0.3 (inefficient).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524040239
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 16 May 2024 08:01
Last Modified: 16 May 2024 08:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218990
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Mukti Novita Utari.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item