Pemodelan Kinetika Pengeringan Kerang Bambu (Solen sp.) pada Metode Pengeringan Udara Panas dan Sinar Matahari

Syahadatina, Alifia Nur and Dr.Ir.Mochamad Bagus Hermanto, STP, M.Sc. and Ubaidillah, STP, M.Si (2024) Pemodelan Kinetika Pengeringan Kerang Bambu (Solen sp.) pada Metode Pengeringan Udara Panas dan Sinar Matahari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kerang bambu atau sering disebut juga lorjhuk merupakan salah satu jenis kerang laut yang memiliki bentuk panjang dan pipih. Kerang bambu memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, dimana kerang ini dapat ditemukan hanya pada saat musim hujan. Kerang bambu memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena kerang ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan seperti rengginang, kerupuk, petis, dan sebagainya. Namun, kerang bambu memiliki bau amis dan tidak tahan lama sehingga butuh proses pengeringan untuk meningkatkan umur simpan kerang bambu. Pengeringan dilakukan dengan dua metode, yaitu pengeringan menggunakan sinar matahari dan pengeringan menggunakan udara panas (oven). Pengeringan sinar matahari dilakukan selama 6 jam, mulai dari jam 08.00 hingga 15.00 WIB selama 2 hari berturut-turut dan dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. Pengeringan kerang bambu menggunakan oven dilakukan pada suhu 40°C, 50°C, 60°C dan 70°C. Pada pengeringan menggunakan sinar matahari pengukuran dilakukan setiap 30 menit sekali, sedangkan pengeringan menggunakan oven pengukuran dilakukan 15 menit sekali pada 2 jam pertama dan 1 jam sekali setelah 2 jam pertama. Setelah proses pengeringan selesai, dilakukan pengamatan pada perubahan kadar air, laju pengeringan, model kinetika pengeringan, dan penyusutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan kerang bambu menggunakan sinar matahari membutuhkan waktu 6 jam untuk mencapai kadar air kesetimbangan sebesar 7.76%. Pada pengeringan menggunakan oven dengan suhu 40°C, 50°C, 60°C dan 70°C diperoleh nilai kesetimbangan secara berturut-turut sebesar 8.81%, 7.56%, 4.75%, dan 4.39%. Waktu pengeringan tercepat berada pada pengeringan suhu 70°C, karena pada suhu tinggi kadar air menurun lebih cepat. Model terbaik untuk mempresentasikan pengeringan kerang bambu dengan sinar matahari yaitu model Midili et al. Kemudian pada pengeringan menggunakan oven dengan suhu 40°C, model terbaik untuk mempresentasikan pengeringan kerang bambu adalah model Modified Henderson Pabis. Sedangkan pengeringan kerang bambu pada suhu 50°C, 60°C dan 70°C model terbaik berada pada model Midili et al. Penentuan model terbaik dipilih berdasarkan nilai R2 tertinggi serta X2 dan RMSE terendah.

English Abstract

Bamboo clams or often called lorjhuk are a type of sea shell that has a long and flat shape. Bamboo shells have their own uniqueness and characteristics, where these shells can only be found during the rainy season. Bamboo shells have high economic value, because these shells can be processed into various kinds of processed products such as rengginang, crackers, petis, and so on. However, bamboo shells have a fishy smell and do not last long so they require a drying process to increase the shelf life of bamboo shells. Drying is carried out using two methods, namely drying using sunlight and drying using hot air (oven). Sun drying was carried out for 6 hours, starting from 08.00 to 15.00 WIB for 2 consecutive days and carried out 5 repetitions. Drying bamboo shells using an oven is carried out at temperatures of 40°C, 50°C, 60°C and 70°C. When drying using sunlight, measurements are made every 30 minutes, while for drying using an oven, measurements are taken every 15 minutes for the first 2 hours and once every 1 hour after the first 2 hours. After the drying process is complete, observations are made on changes in air content, drying rate, drying kinetics model, and shrinkage. The research results showed that drying bamboo shells using sunlight took 6 hours to reach an equilibrium water content of 7.76%. When drying using an oven at temperatures of 40°C, 50°C, 60°C and 70°C, the equilibrium values were obtained respectively at 8.81%, 7.56%, 4.75% and 4.39%. The fastest drying time is at a drying temperature of 70°C, because at high temperatures the water content decreases more quickly. The best model to present the drying of bamboo shells in the sun is the model of Midili et al. Then for drying using an oven at a temperature of 40°C, the best model to present drying bamboo shells is the Modified Henderson Pabis model. Meanwhile, drying bamboo shells at temperatures of 50°C, 60°C and 70°C is the best model in the Midili et al. The best model is determined based on the highest R2 value and the lowest X2 and RMSE.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052410
Uncontrolled Keywords: Kadar Air, Kerang Bambu, Laju Pengeringan, Pengeringan, Penyusutan
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 06 May 2024 06:50
Last Modified: 06 May 2024 06:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218871
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alifia Nur Syahadatina.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item