“Persepsi Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari Dalam Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Studi Kasus di Kelurahan Tembokrejo di Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan”

Khalid, Achmad and Mas Ayu Ambayoen, S.P., M.Si (2024) “Persepsi Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari Dalam Implementasi Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Studi Kasus di Kelurahan Tembokrejo di Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemenuhan gizi bagi keluarga merupakan hal esensial untuk menghindari stunting, yang disebabkan oleh asupan gizi kurang terjadi, yang meliputi gangguan perkembangan otak, kecerdasan, fisik, dan metabolisme. Pasuruan adalah salah satu yang cukup tinggi, tercatat pada bulan Agustus tahun 2019 meningkat angka sebesar 23.12% pada balita, meningkat 7,58% diantaranya bayi dengan tubuh sangat pendek dan 15,54% bayi yang bertubuh pendek. Persepsi individu berdasarkan persepsi dan persepsi individu yang bervariasi karena terdapat beberapa faktor dalam perbedaan persepsi antara lain: pengalaman, keyakinan nilai-nilai, pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam memahami lingkungan sekitarnya. Persepsi anggota KWT sangat berpengaruh dalam implementasi program KRPL, yang berpengaruh dalam pemenuhan gizi balita melalui program KRPL. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik snowball sampling untuk menentukan informan dan menggunakan teknik analisis model analisis interaktif Miles dan Huberman serta menggunakan aplikasi Nvivo dalam proses kondensasi data dan penampilan data, dengan penggunaan aplikasi Nvivo. Hasil dari penelitian ini adalah persepsi KWT pada implementasi program KRPL dalam penelitian ini ditinjau dari tiga aspek yaitu kesesuaian tujuan, hambatan dan solusi. Peran stakeholders dalam implementasi program KRPL menentukan keberhasilan program KRPL, adapun peran yang dimaksud antara lain koordinator, fasilitator, dan akselerator. Keberlanjutan program KRPL dapat dilihat dalam tiga aspek yaitu sosial, budaya dan ekonomi. Keberlanjutan dalam aspek sosial dapat dilihat aksi sosial, hubungan yang baik antara anggota dan stakeholders, keaktifan anggota, dan penerapan norma. Keberlanjutan dalam aspek ekonomi dapat dilihat dari pengembangan budaya gotong-royong, pengembangan budaya hidup sehat. Keberlanjutan dalam aspek ekonomi dapat dilihat dari pengembangan produk unggulan, pengembangan UMKM, pengurangan belanja keluarga. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai persepsi KWTmekar sari dalam implementasi program kawasan rumah pangan lestari. Maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi anggota KWT terhadap implementasi program KRPL positif dengan beberapa indikasi seperti berikut: keaktifan anggota dalam aksi sosial, seperti membantu anak stunting, penyandang disabilitas, dan lansia, hubungan baik antar anggota dan stakeholders, keaktifan anggota dalam kegiatan KWT, penerapan norma dalam KWT, pengembangan produk unggulan dan diversifikasi produk, pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Persepsi KWT mengenai kegiatan implementasi program KRPL dapat dikatakan positif program KRPL. Persepsi positif mempengaruhi dalam kegiatan implementasi prgram yang dilakukan oleh KWT Mekar Sari yang dapat dianggap optimal karena implementasi program KRPL sesuai dengan tujuan program dan mencapai tujuan program. Ada beberapa hambatan dalam implementasi program KWT, tetapi KWT dapat menyelesaikannya. 2. Peran stakeholders dalam implementasi program KRPL menentukan keberhasilan program KRPL, setiap stakeholders memiliki peranan masing - masing dalam mempengaruhi arah keberhasilan program KRPL dan mempengaruhi dalam berbagai aspek dalam implementasi program KRPL. Peran stakeholders dalam implementasi program KRPL dapat diklasifikasi dalam beberapa bagian antara lain: koordinator, fasilitator, dan akselerator. Dari ketiga stakeholders semuanya memiliki peran sebagai koordinator, fasilitator, dan akselerator namun berbeda pada kepentingan serta pengaruhnya. 3. Keberlanjutan program KRPL yang unggul adalah yang seimbang dalam ketiga aspek: sosial, budaya, dan ekonomi. Keberlanjutan program KRPL di KWT Mekar Sari lebih dominan pada keberlanjutan pada aspek sosial dan aspek budaya yang dapat dilihat dari: aksi sosial, hubungan yang baik antara anggota dan stakeholders, keaktifan anggota, penerapan norma, budaya gotong-royong dan budaya hidup sehat. Sedangkan, keberlanjutan program KRPL pada aspek ekonomi belum dapat dikatakan cukup karena usaha yang dilakukan KWT masih rumahan dan masih terpabatas pada pemenuhan pangan dan penambahan pendapatan anggota KWT.

English Abstract

Nutritional fulfillment for families is crucial to preventing stunting, a condition caused by inadequate nutritional intake that can lead to impaired brain development, intelligence, physical growth, and metabolism. In Pasuruan, Indonesia, stunting rates are relatively high. In August 2019, the prevalence of stunting in toddlers was recorded at 23.12%, with 7.58% of cases classified as very short and 15.54% as short. Individual perceptions vary due to factors such as experience, beliefs, values, knowledge, and one''s ability to understand the surrounding environment. The perceptions of Family Welfare Groups (KWT) members significantly influence the implementation of the KRPL program, which in turn affects the nutritional fulfillment of toddlers through the program. This study employed a qualitative research method with a snowball sampling technique to determine informants. Data analysis was conducted using the Miles and Huberman interactive analysis model and Nvivo software for data condensation and presentation. The study found that the KWT''s perception of the KRPL program implementation was positive, based on three aspects: goal alignment, obstacles, nd solutions. The roles of stakeholders, including coordinators, facilitators, and accelerators, are crucial in determining the success of the KRPL program. The sustainability of the KRPL program can be assessed in three social aspects: social action, good relationships between members and stakeholders, member activeness, and norm enforcement. Cultural aspect: development of a culture of gotong royong (mutual cooperation) and a healthy lifestyle. Economic aspect: development of superior products, UMKM development, and reduction of family expenses. Based on the research findings, it can be concluded that: the KWT members had a positive perception of the KRPL program implementation, as indicated by their active participation in social actions, good relationships with stakeholders, active participation in KWT activities, norm enforcement within the KWT, development of superior products and product diversification, and transparent and accountable financial management. The roles of stakeholders in the implementation of the KRPL program are crucial and influence the program''s success in various aspects. The sustainability of a superior KRPL program is one that is balanced in three aspects: social, cultural, and economic. The sustainability of the KRPL program at KWT Mekar Sari is more dominant in the social and cultural aspects, which can be seen from: social action, good relationships between members and stakeholders, member activity, application of norms, a culture of mutual cooperation, and a culture of healthy living. Meanwhile, the sustainability of the KRPL program in the economic aspect cannot be said to be sufficient because the business carried out by KWT is still home-based and is still limited to providing food and increasing the income of KWT members.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524040180
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 14 May 2024 06:34
Last Modified: 14 May 2024 06:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218860
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ACHMAD KHALID.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item