Analisis Distribusi Temperatur Paru - Paru Manusia pada Terapi Microwave Ablation ntuk Non Small Cell Lung Cancer dengan Variasi Kalor Metabolik

Nugroho, Yusron Priambodo and Prof. Dr. Slamet Wahyudi, ST.,MT. and Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, ST.,MT. (2024) Analisis Distribusi Temperatur Paru - Paru Manusia pada Terapi Microwave Ablation ntuk Non Small Cell Lung Cancer dengan Variasi Kalor Metabolik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Thermal ablation untuk pengobatan kanker menjadi topik penelitian yang memperoleh banyak perhatian selama dua dekade terakhir. Hipertermia pada pengobatan kanker merupakan prosedur terapeutik dimana jaringan biologis dipanaskan melebihi suhu normal (>42°C), ditujukan untuk mematikan jaringan yang bersifat merugikan di tubuh manusia. Khusus untuk thermal ablation, jaringan dipanaskan ke temperatur >50°C. Salah satu metode pengobatan secara termal yang paling sering digunakan adalah microwave ablation (MWA). Pada penerapannya di dunia medis, terapi MWA dilakukan dengan menyesuaikan penempatan antenna microwave serta pengaturan alat MWA agar dapat merusak jaringan dengan efektif. Kalor metabolik merupakan pembangkitan panas yang terjadi akibat adanya proses metabolisme dalam tubuh. Semakin tinggi tingkat metabolisme seseorang, semakin tinggi pula kalor metabolik yang dihasilkan. Jaringan yang sakit, dalam hal ini jaringan kanker, dapat memiliki nilai kalor metabolik yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari nilai kalor metabolik sebesar 368.1; 1,114; 7,000; 14,000; 29,000 W/m3 pada jaringan yang diberikan terapi MWA menggunakan persamaan Pennes bioheat transfer dengan finite element method. Kalor metabolik adalah kalor yang dihasilkan oleh tubuh sebagai hasil dari metabolisme. Semakin tinggi metabolisme seseorang, semakin tinggi pula kalor metaboliknya. Jaringan kanker dapat memiliki nilai kalor metabolik yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai kalor metabolik sebesar 368,1 W/m3 hingga 29.000 W/m3 pada jaringan tumor penderita Non Small Cell Lungs Cancer yang diberikan terapi MWA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan nilai kalor metabolik pada jaringan akan meningkatkan nilai temperatur pada jaringan tersebut dan jaringan sekelilingnya. Meskipun pengaruh kalor metabolik kecil dibandingkan dengan sumber panas utama dari terapi MWA, tetapi peningkatan temperatur ini perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan terkait penerapan terapi MWA di masa depan.

English Abstract

Thermal ablation for cancer treatment has been a topic of research that has received much attention in the last two decades. Hyperthermia in cancer treatment is a therapeutic procedure where biological tissue is heated above normal temperature (>42°C), intended to kill harmful tissue in the human body. Specifically for thermal ablation, tissue is heated to a temperature >50°C. One of the most commonly used thermal treatment methods is microwave ablation (MWA). In its application in the medical world, MWA therapy is carried out by adjusting the placement of microwave antennas and adjusting the MWA device so that it can damage tissue effectively. Metabolic heat is heat generation that occurs due to the metabolic process in the body. The higher a person's metabolism, the higher the metabolic heat generated. Sick tissue, in this case cancerous tissue, can have high metabolic heat values. This study was conducted to determine the effect of metabolic heat values of 368.1; 1,114; 7,000; 14,000; 29,000 W/m3 on tissue that was given MWA therapy using the Pennes bioheat transfer equation and the finite element numerical method. Metabolic heat is heat generated by the body as a result of metabolism. The higher a person's metabolism, the higher their metabolic heat. Cancerous tissue can have high metabolic heat values. This study aims to determine the effect of metabolic heat values of 368.1 W/m3 to 29,000 W/m3 on the tumor tissue of patients with Non Small Cell Lung Cancer who were given MWA therapy. The results of the study showed that every increase in the metabolic heat value in the tissue will increase the temperature value in the tissue and the surrounding tissue. Although the effect of metabolic heat is small compared to the main heat source from MWA therapy, this increase in temperature needs to be considered because it can cause damage to healthy tissue. The results of the study are expected to provide additional information regarding the application of MWA therapy in the future.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0524070128
Uncontrolled Keywords:	thermal ablation, microwave ablation, cancer treatment, metabolic heat, bioheat transfer, Non Small Cell Lungs Cancer-thermal ablation, microwave ablation, cancer treatment, metabolic heat, bioheat transfer, Non Small Cell Lungs Cancer
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Mesin
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	16 May 2024 06:32
Last Modified:	16 May 2024 06:32
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218857

Text (DALAM MASA EMBARGO) Yusron Priambodo Nugroho.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)

Actions (login required)

View Item