Purnamasari, Vela (2017) Studi Fenomenologi: Pengalaman Primipara Selama Mendapatkan Penanganan Kegawatdaruratan Atas Indikasi Preeklampsia Berat (Peb). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kegawatdaruratan obstetrik adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Apabila kegawatdaruratan obstetrik tidak segera tertangani maka akan mengakibatkan kematian ibu maupun janinnya (Direkvand-moghadam, Khosravi, & Sayehmiri, 2012). Dalam setiap tahun terdapat delapan juta perempuan mengalami penderitaan akibat komplikasi kehamilan dan setengah juta diantaranya meninggal dunia (WHO, 2011). Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin selain perdarahan dan infeksi (trias komplikasi)(Shamsi, Saleem, & Nishter, 2013).Disebut preeklampsia berat apabila tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5g/24 jam (Pridjian, 2015). Preeklampsia berat merupakan risiko yang membahayakan ibu di samping membahayakan janin melalui plasenta, yang akan mengakibatkan mortalitas bagi ibu maupun janin. Insidensi preeklampsia adalah 5-10% dari kehamilan diseluruh dunia. Di Asia dan Afrika terdapat kurang lebih 10% angka kematian maternal dihubungkan dengan hipertensi selama kehamilan (WHO, 2011). Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian ibu (AKI) masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut laporan tahunan Millenium Development Goals (MDG’s) Indonesia tahun 2014, penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklampsia, partus lama dan infeksi. Kejadian preeklampsia dan eklampsia secara nasional adalah sebesar 24% dari semua kasus yang menjadi penyebab utama kematian ibu. Di Jawa Timur hingga agustus tahun 2014 terdapat 291 kematian ibu yang sebagian besar disebabkan oleh preeklampsia (Kemenkes RI, 2014). Tujuan umum mengeksplorasi maknapengalaman primipara selama mendapatkan penanganan kegawatdaruratan atas indikasi preeklampsia berat (PEB). Tujuan Khusus mengeksplorasi pemahaman primipara saat pertama terdiagnosis preeklampsia berat (PEB), mengeksplorasi perasaan primipara pada saat gejala preeklampsia berat (PEB) muncul, mengeksplorasi perasaan primipara selama mendapatkan penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit atas indikasi preeklampsia berat (PEB), mengeksplorasi dukungan sosial yang diterima oleh primipara selama mendapatkan penanganan kegawatdaruratan di rumah sakit, mengeksplorasi harapan primipara dalam layanan keperawatan terkait preeklampsia berat yang dialaminya , mengeksplorasi harapan primipara akan kehamilan selanjutnya terkait preeklampsia berat yang pernah dialami. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Penelitian dilakukan di tempat yang berbeda sesuai dengan domisili partisipan. Partisipan dalam penelitian ini adalah primipara yang mendapatkan penanganan kegawatdaruratan atas indikasi preeklmapsia berat (PEB) sebanyak 6 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan panduan wawancara semi terstruktur kemudian dianalisis dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) (Smith, et, al. 2009). Analisis data ini terdiri atas 7 tahapan, antara lain 1) Reading and re-reading; 2) Initial noting; 3) Developing Emergent themes; 4) Searching for connections across emergent themes; 5) Moving the next cases; and 6) Looking for patterns across cases 7) Taking Interpretation to Deeper Levels. Penelitian ini telah mendapatkan laik etik di Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. ix Dari hasil penelitian ini diperoleh delapan tema inti antara lain: merasa kehidupannya terancam, merasakan ketidaknyamanan, berusaha mengurangi ketidaknyamanan, khawatir akan kegagalan tindakan penanganan, merasa dekat dengan kematian, merasa mendapatkan dukungan penuh, mengharapkan pelayanan yang bersahabat serta mendambakan kehamilan yang lebih baik. Dibutuhkan layanan kesehatan yang meliputi bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada asus kehamilan dengan komplikasi. Pada kasus preeklampsia berat sangat diperlukan penanganan bersifat komprehensif, diperlukan peran perawat yang memandang manusia secara utuh dan menyeluruh sehingga didapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas. Pemberian asuhan keperawatan yang bersahabat akan menciptakan layanan kesehatan yang berkualitas yang akan sangat memberikan dampak yang positif bagi kesehatan ibu dengan komplikasi pada kehamilannya. Peran dari tenaga kesehatan sangat berpengaruh besar dalam pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga agar dapat memahami dan menerima situasi dalam keadaan baik dan adaptif (Duley, 2015). Penjelasan dengan bahasa awam yang mudah dipahami terkait penatalaksanaan gawat darurat akan dilakukan, resiko serta kemungkinan kematian merupakan komponen penting harus dijelaskan kepada pasien dan keluarga. Dengan pengetahuan adekuat maka ketakutan kecemasan dirasaan oleh keluarga dapat diminimalisir. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkanmemberikan gambaran bahwa pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi dalam hal ini pada kasus preeklampsia berat membutuhkan kontribusi perawat dalam semua setting kegawatdaruratan baik itu dalam setting pre hospital, intra hospital maupun post hospital. Perlu bagi seorang perawat sebagai peneliti dan educator untuk menggali, mengenali dan memahami riwayat serta faktor resiko ibu hamil dengan komplikasi preeklampsia, sehingga dapat dilakukan deteksi dini dan pencegahan serta pemberian tindakan yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisi masing – masing ibu. Dengan tindakan yang cepat dan tepat akan mengurangi dampak lebih lanjut dari adanya preeklampsia berat.
English Abstract
Maternal emergencies is a life-threatening health condition that occurs in pregnancy or during and after labor and delivery. When obstetric emergencies are not immediately handled it will result in death of mother and fetus (Direkvand - Moghadam, Khosravi, & Sayehmiri, 2012). In every year there are eight million women suffering from pregnancy complications and half a million of them (WHO, 2011). Preeclampsia and eclampsia is one of the leading causes of mortality and maternal and fetal morbidity in addition to bleeding and infection (triad complications) (Shamsi, Saleem, and Nishter, 2013). Severe preeclampsia is when systolic blood pressure ≥ 160 mmHg and diastolic blood pressure ≥ 110 mmHg with proteinuria over 5g / 24 h (Pridjian, 2015). Severe preeclampsia is a risk that endangers the mother in addition to endangering the fetus through the placenta, which will result in mortality for both mother and fetus. The incidence of preeclampsia is 5-10% of pregnancies worldwide. In Asia and Africa there are approximately 10% of maternal mortality rates associated with hypertension during pregnancy (WHO, 2011). Indonesian Health Demographic Survey (SDKI) in 2012 maternal mortality rate (MMR) is still high at 359 per 100,000 live births. According to the 2014 annual report of Millennium Development Goals (MDG's) Indonesia, the main causes of maternal death are bleeding, eclampsia, old partus and infection. The incidence of preeclampsia and eclampsia nationally is 24% of all cases that are the main cause of maternal death. In East Java until August 2014, 291 maternal deaths were mostly caused by preeclampsia (Kemenkes RI, 2014). The general objective is to explore the meanings of primiparous during obtaining emergency care for the indication of severe preeclampsia (PEB). The purpose of the research is to explores primiparous insight when first diagnosed with severe preeclampsia (PEB), explores the perceived symptoms primiparas during severe preeclampsia (PEB), explores the social support received by primiparous for getting emergency treatment in hospital, explore expectations related nursing services primiparity in her severe preeclampsia, explore expectations will primiparity subsequent pregnancy related severe preeclampsia had ever experienced. This research is a qualitative research with interpretive phenomenology approach. The study was conducted in different places according to the participants' domicile. Participants in this study were primiparous who received emergency handling for severe preeclampsia (PEB). As many as 6 people. Data were collected through interviews with semi-structured interview guide was then analyzed using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) (Smith, et al., 2009). Analysis of this data consists of 7 stages, among others 1) Reading and re-reading; 2) Initial noting; 3) Develop Emergent themes; 4) Searching for connections across emergent themes; 5) Moving the next cases; And 6) Looking for patterns across cases 7) Taking Interpretation to Deeper Levels. xi This research has earned ethics in Ethic Commission of Faculty of Medicine Universitas Brawijaya Malang. From these results obtained eight core themes include: find his life is treathned, feel discomfort, trying to reduce discomfort, worry about the failure of response actions, feel close to death, feeling the full support, expect friendly service and crave a better pregnancy. It requires health services that include bio, psycho, socio, cultural and spiritual in providing nursing care, especially in pregnancy complications with complications. In the case of severe preeclampsia is very comprehensive handling required, the role of nurses who need to see the human as a whole and thorough to get quality nursing care. Giving friendly nursing care will create a quality health service that will have a positive impact on the health of mothers with complications in pregnancy. The role of health workers is very influential in providing education to patients and families in order to understand and accept the situation in good and adaptive (Duley, 2015). An easy-to-understand explanation of what emergency management is going to do, the risks and the likelihood of death are important components that must be explained to patients and families. With adequate knowledge, the fears and anxieties felt by patients and families can be minimized. Based on the results of this study, it is desirable to suggest that in cases of high-risk pregnancies in this case in severe preeclampsia requires the contribution of nurses in all emergency settings in both pre hospital, intra-hospital and post-hospital settings. It is necessary for a nurse as a researcher and educator to explore, recognize and understand the history and risk factors of pregnant women with complications of preeclampsia, so that early detection and prevention and the provision of fast and appropriate action in accordance with the conditions of each mother. With fast and precise action will reduce the further impact of severe preeclampsia.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/618.361 32/PUR/s/2017/041707601 |
Uncontrolled Keywords: | MOTHER AND CHILD, NURSE AND PATIENT, PREECLAMPSIA, PREGNANT WOMEN |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.1 Gynecology |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 07 Sep 2017 02:13 |
Last Modified: | 21 Dec 2020 00:36 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2188 |
Preview |
Text
Purnamasari, Vela.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |