PH, Kadar Air, C-Organik Dan Rasio C/N Pupuk Kompos Berbahan Dasar Kotoran Kambing dengan penambahan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan EM4

Novialdy, Vieri and Dr. Ir. Ita Wahju Nursita, M.Sc. (2023) PH, Kadar Air, C-Organik Dan Rasio C/N Pupuk Kompos Berbahan Dasar Kotoran Kambing dengan penambahan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan EM4. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Limbah merupakan bahan organik dan anorganik yang keduanya adalah bahan yang tidak termanfaatkan. Limbah tercipta dari proses produksi salah satunya dalam produksi peternakan dan penanganan limbah yang kurang tepat menyebabkan masalah bagi lingkungan. Limbah ternak memiliki kandungan bahan organik dan unsur hara. Perkembangan populasi kambing di jawa timur periode 2020 hingga 2022 mengalami pertumbuhan dengan rata-rata 100.000 ekor/tahun. Populasi kambing pada tahun 2022 mencapau 3.897.185 (BPS,2022). Limbah yang dihasilkan di Jawa Timur pada satu ekor kambing dapat menghasilkan 1,3 kg dalam sehari. Pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk kompos dapat mengurangi penumpukan pada kotoran kambing. Kotoran kambing mengandung C-Organik 46,51%, Nitrogen 1,41%, Fosfor, 0,54%, Kalium 0,75%, dan Rasio C/N. Eceng gondok (Eichornia crassipes) adalah tanaman yang tumbuh di perairan seperti di danau, rawa-rawa, dan Sungai. Manfaat enceng gondok sebagai alternatif pada penambahan dari pembuatan pupuk kompos kotoran kambing karena mengandung bahan organik sebesar 78,47%, C-organik 21,23%, N-total 0,28%, P-total 0,0011% dan K-total 0,0016%. Penambahan eceng gondok diharapkan dapat memiliki pengaruh pada kandungan pupuk kompos kotoran kambing. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juni s/d 10 Agustus 2023 di Laboratorium Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Materi yang digunakan adalah feses kambing dengan proporsi yang berbeda sebanyak 25,5 kg, eceng gondok yang berbeda sebanyak 4,5 kg, EM4 sebanyak 360 ml, molases dan air. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang dirancang metode deskriptif sebanyak 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Percobaan dilakukan adalah P0 menggunakan 2500 g feses kambing dan EM4, P1 menggunakan 2115 kg feses kambing dan eceng gondok sebanyak 375g dengan perbandingan 85:15 %, P2 menggunakan 2000 feses kambing dan eceng gondok sebanyak 500g dengan perbandingan 80:20%, dan P3 menggunakan 1875 g feses kambing dan eceng gondok sebanyak 625g dengan perbandingan 75:25%. Variabel penelitian yang diukur pada penelitian ini adalah kadar air, rasio C/N, pH kompos, C-Organik, dan N-total. Hasil dari penelitian ini adalah penambahan eceng gondok dan EM4 terhadap pH kompos adalah hari pertama mengalami kondisi kenaikan derajat keasaman hingga hari keempat. Rataan pH kompos pada hari pertama menunjukan nilai pH yaitu, P0 = 7, P1 = 7,1, P2 = 7,3, dan P3 = 7, dan pada hari ke 14 pengomposan nilai pH kompos untuk masing-masing perlakuan adalah P0 = 7, P1 = 7,7, P2 = 8, dan P3 = 7,7. Hasil penambahan eceng gondok dan EM4 pada kandungan kadar air adalah pada P0 memiliki kandungan sebanyak 41,70% pada hari pertama dan 44,30% pada hari ke 14, P1 memiliki kandungan kadar air sebanyak 51,20% pada hari pertama dan 54,90% pada hari ke 14, P2 memiliki kandungan kadar air sebanyak 50,40% dan hari ke 14 memiliki kandungan kadar air sebanyak 52,70%, P3 memiliki kadar air sebanyak 53,00% pada hari pertama dan hari ke 14 memiliki kandungan air sebanyak 57,90%. Hasil penambahan eceng gondok dan EM4 terhadap kandungan C-Organik memiliki nilai pada P0 sebesar 32,91% pada hari ke pertama dan 15,35% pada hari ke 14, P1 memiliki nilai C-Organik sebesar 29,19% pada hari pertama dan pada hari ke 14 memiliki nilai COrganik sebesar 13,99%, P2 memiliki nilai C-Organik sebesar 25,85% pada hari pertama dan hari ke 14 memiliki nilai C-Organik sebesar 14,32%, P3 memiliki nilai C-Organik sebesar 25,15% pada hari pertama dan pada hari 14 memiliki nilai C-Organik sebesar 12,04%. Hasil penambahan eceng gondok dan EM4 terhadap kandungan N-Total memiliki nilai pada P0 sebesar 2,35% pada hari ke pertama dan 2,16% pada hari ke 14, P1 memiliki nilai N-Total sebesar 2,37% pada hari pertama dan pada hari ke 14 memiliki nilai N-Total sebesar 2,67%, P2 memiliki nilai N-Total sebesar 2,38% pada hari pertama dan hari ke 14 memiliki nilai NTotal sebesar 14,32%, P3 memiliki nilai N-Total sebesar 2,05% pada hari pertama dan pada hari 14 memiliki nilai N-Total sebesar 2,69%. Hasil penambahan eceng gondok dan EM4 terhadap kandungan rasio C/N memiliki nilai pada P0 sebesar 14,00% pada hari ke pertama dan 7,1% pada hari ke 14, P1 memiliki nilai rasio C/N sebesar 12,32% pada hari pertama dan pada hari ke 14 memiliki nilai rasio C/N sebesar 5,2%, P2 memiliki nilai rasio C/N sebesar 10,82% pada hari pertama dan hari ke 14 memiliki nilai rasio C/N sebesar 4,8%, P3 memiliki nilai rasio C/N sebesar 12,27% pada hari pertama dan pada hari 14 memiliki nilai rasio C/N sebesar 4,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah penambahan eceng gondok sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos dapat meningkatkan kenaikan nilai Ph, Kadar air, dan N total. Penambahan eceng gondok dapat menurunkan nilai kandungan C/N organik dan nilai rasio C/N. Penambahan eceng gondok belum dapat memenuhi standar dari Permentan No. 261/2019 pada beberapa kandungan seperti kadar air dan C organik, sehingga penambahan pada 15%, 20% dan 25% perlu dikaji lebih lanjut.

English Abstract

This study aimed to determine the Ph, Water Content, C-Organic, and C/N Compost Fertilizer Based on Goat Manure with The Addition of Water Hyacinth and Effective Microorganism (EM4). The method used was an experimental method designed as a descriptive method with 4 treatments and 3 replications so that there were 12 experimental units. The treatment on addition water hyacinth and EM4 were P0 using 2500 g of goat feces and EM4, P1 using 2115 kg of goat feces and 375g of water hyacinth, P2 using 2000 goat feces and 500g of water hyacinth, and P3 using 1875 g of goat feces and 625 g of water hyacinth. The result of this study was adding water hyacinth to the pH value of the compost for each treatment are P0=7, P1=7.7, P2=8, and P3=7.7. The results of adding water hyacinth to the water content are P0= 44,30%, P1=54,90%, P2=52,70%, and P3=57,90%. The results of adding water hyacinth to the C-Organic content are P0=15,36%, P1=13,99%, P2=14,32%, and P3=12,04%. Results of adding water hyacinth and EM4 to the N-Total content are P0=2,16, P1=2,67, P2=3,01, and P3=2,69. Results of adding water hyacinth and EM4 on the C/N ratio content are P0=7,1%, P1=5,2%, P2=4,8%, P3=4,5%. Based on the results of this research, the addition of water hyacinth as a basic ingredient for making compost fertilizer can increase the pH value, water content, and total N. The addition of water hyacinth can reduce the value of organic C/N content and the value of the C/N ratio. The addition of water hyacinth cannot meet the standards of Minister of Agriculture Regulation No. 261/2019 on several contents such as water content and organic C, so the addition of 15%, 20%, and 25% needs to be studied further.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: Goat feses, Water Hyacinth, EM4, pH, Water content, C/N Ratio, N-Total, C/N ratio
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 03 May 2024 06:08
Last Modified: 03 May 2024 06:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218544
[thumbnail of Vieri Novialdy.pdf] Text
Vieri Novialdy.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item