Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah di Peternakan Sapi Perah Bangun Lestari, Desa Ariyojeding, Kabupaten Tulungagung”

Taufiq, Muhammad Ni’am and Dr. Achadiah Rachmawati, S.Pt., M.Si (2024) Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah di Peternakan Sapi Perah Bangun Lestari, Desa Ariyojeding, Kabupaten Tulungagung”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sapi perah merupakan salah satu komoditi ternak yang dipelihara di dataran tinggi, karena peternak menyesuaikan dengan pemeliharaan di tempat asalnya di Belanda, tetapi pemeliharaan sapi perah di Indonesia banyak di dataran rendah, seperti Tulungagung. Sapi perah sangat sensitive terhadap perubahan lingkungan yang mempengaruhi adaptasi dan produktivitas, terutama produksi susu. Perubahan suhu lingkungan menyebabkan stress panas yang dinyatakan dalam nilai heat tolerance coefficient (HTC) dan thermal humidity index (THI). Paritas juga berpengaruh pada produksi susu, karena berhubungan dengan kebuntingan dan kelahiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan adaptasi lingkungan melalui nilai HTC dan THI terhadap produksi susu dan paritas yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan adaptasi lingkungan melalui nilai HTC dan THI terhadap produksi susu dan paritas yang berbeda. Penelitian dilakukan di peternakan Bangun Lestari, Desa Ariyojeding, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung dengan ketinggian 118 mdpl. Kegiatan penelitian berlangsung dari tanggal 3 Juli sampai 1 Agustus 2023. Materi penelitian adalah 30 ekor sapi perah induk paritas 1 dan 2 berdasarkan purposive sampling. Metode penelitian adalah descriptive quantitative dan studi pustaka. Variabel penelitian adalah nilai HTC yang diukur melalui suhu rectal dan frekuensi penapasan, nilai THI yang diukur melalui suhu dan kelembaban lingkungan kandang dan produksi susu induk dengan paritas yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif pada kedua variabel bebas, yaitu nilai HTC dan THI terhadap produksi susu pada paritas 1 dan 2, artinya semakin tinggi nilai HTC atau THI, maka produksi susu menurun atau stress lingkungan mempengaruhi produksi susu. Hubungan antara nilai HTC dengan produksi susu menunjukkan korelasi yang lemah pada paritas 1 dan korelasi sedang pada paritas 2. Paritas 1 memiliki keeratan (r = 0,410; R2 = 0,168) dengan signifikansi 0,027 (P0,05), sedangkan pada paritas 2 memiliki nilai keeratan (r = 0,370; R2 = 0,137) dengan signifikansi 0,027 (P0,05), sehingga nilai HTC berpengaruh terhadap produksi susu pada paritas 1 dan 2. Hubungan antara nilai THI dengan produksi susu menunjukan korelasi yang lemah pada parita 1 dan 2. Paritas 1 memiliki keeratan (r = 0,220; R2 = 0,049) dengan signifikansi 0,251 (P0,05), sedangkan pada paritas 2 memiliki nilai keeratan (r = 0,227; R2 = 0,51) dengan signifikansi 0,237 (P0,05), sehingga nilai THI tidak berpengaruh nyata terhadap produksi susu pada paritas 1 dan 2. Kesimpulan penelitian ini adalah nilai HTC berpengaruh pada produksi susu paritas 1 dan 2, dan nilai THI tidak berpengaruh terhadap produksi susu paritas 1 dan 2. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut tentang korelasi adaptasi lingkungan dengan keberhasilan kebuntingan dan produksi susu.

English Abstract

Since farmers in the Netherlands have adapted to living in their place of origin, dairy cattle are one of the livestock commodities cultivated in the highlands; however, the majority of dairy cow rearing in Indonesia occurs in the lowlands, such as Tulungagung. The environment can change quickly, and dairy cows' sensitivity to these changes affects their productivity in general and milk output in particular. Heat stress is reflected in changes in the thermal humidity index (THI) and heat tolerance coefficient (HTC) readings. Parity is linked to pregnancy and childbirth, it also has an impact on milk production. The aim of this study was to ascertain how milk production and various parities relate to environmental adaptation as measured by HTC and THI values. Thirty dairy cows of parity 1 and 2 were used as research subjects through purposive sampling. The study employed descriptive quantitative, and literature-based research approaches. The study's variables included milk production with varying parities, THI values determined by the temperature and humidity of the stall environment, and HTC values determined by rectal temperature and breathing frequency. The findings demonstrated a negative connection between the two independent variables, the THI and HTC values, and milk production at parities 1 and 2. This suggests that either environmental stress or decreased milk production is related to higher THI or HTC values. At parity 1, there was a poor correlation and at parity 2, a moderate correlation between the HTC scores and milk output. The HTC value had an impact on milk production at both parities 1 and 2. Parity 1 had tightness

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050286
Uncontrolled Keywords: Heat tolerance coefficient; thermal humidity index; parity, milk production
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 24 Apr 2024 04:12
Last Modified: 24 Apr 2024 04:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218523
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
S Muhammad Ni'am Taufiq.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item