Uji Fitokimia dan Potensi Antioksidan Ekstrak Daun dan Buah Mangrove Rhizopora mucronata dari Kampung Empang, Kendari

Azizah, Umi Nur and Citra Satrya Utama Dewi, S.Pi., M.Si and Ade Yamindago, S.Kel, MP., M.Sc, Ph.D (2023) Uji Fitokimia dan Potensi Antioksidan Ekstrak Daun dan Buah Mangrove Rhizopora mucronata dari Kampung Empang, Kendari. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mangrove adalah tumbuhan yang memiliki peran penting dari segi ekologis yang menempati kawasan pesisir. Selain dari segi ekologis, mangrove juga memiliki manfaat dari segi farmakologis. Mangrove secara luas digunakan dalam pengobatan secara tradisional dan diklaim efektif untuk mengobati berbagai macam penyakit. Senyawa bioaktif yang diperoleh dari tumbuhan mangrove meliputi polifenol, flavonoid, alkaloid, karotenoid, tanin, saponin, steroid, asam amino, karbohidrat, protein, dan vitamin. Senyawa bioaktif tersebut merupakan senyawa antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai peredam dari adanya radikal bebas. Sehingga ekstrak daun, buah, dan daun-buah mangrove banyak dimanfaatkan dalam bidang bioteknologi dan pemanfaatan bahan alami. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2023 setelah sampel sudah sampai tahap penghalusan dan berbentuk sampel halus. Sampel yang digunakan adalah daun, buah, dan campuran daun-buah mangrove Rhizopora mucronata, dengan perbedaan perlakuan lama maserasi yaitu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Uji yang dilakukan setelah penghalusan adalah ekstraksi bioaktif, uji fitokimia, dan uji antioksidan. Ekstraksi bioaktif dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut methanol. Hasil dari ekstraksi maserasi dilanjutkan dengan evaporasi hingga menghasilkan sampel dengan konsistensi pasta. Uji fitokimia dilakukan 2 (dua) kali yaitu fitokimia kualitatif (berdasarkan perubahan secara fisik termasuk warna dan busa) dan fitokimia kuantitatif (uji kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis). Uji fitokimia dilakukan pada 3 (tiga) jenis senyawa fitokimia yaitu senyawa fenol, flavonoid, dan saponin. Masingmasing senyawa bioaktif dilakukan pengujian dengan bahan pelarut dan pereaksi yang berbeda-beda. Jenis senyawa bioaktif yang dihasilkan dari uji fitokimia kualitatif adalah senyawa fenol dan flavonoid. Hal ini dapat diidentifikasi berdasarkan perubahan warna yaitu warna dari kuning muda menjadi hijau kehitaman untuk senyawa fenol, dan dari warna kuning terang menjadi coklat tua untuk senyawa flavonoid. Uji fitokimia kuantitatif dengan Spektrofotometer UV-Vis menghasilkan kadar tertinggi senyawa fenol didapatkan dari sampel campuran daun-buah 24 jam sebesar 874 ppm, dan kadar terendah senyawa fenol didapatkan dari sampel buah 48 jam sebesar 231 ppm. Sedangkan kadar tertinggi senyawa flavonoid didapatkan dari sampel daun 72 jam sebesar 887 ppm, dan kadar terendah senyawa flavonoid didapatkan dari sampel buah 48 jam sebesar 192 ppm. Hasil uji antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50, dimana semakin rendah nilai IC50, maka semakin tinggi sifat antioksidannya. Hasil antioksidan terkuat didapatkan pada sampel Daun-Buah 72 jam dengan nilai 15,60 ppm dengan kategori sangat kuat.

English Abstract

Mangrove is an ecologically important plant that occupies coastal areas. In addition to being ecological, mangroves also have pharmacological benefits. Mangrove is widely used in traditional medicine and is claimed to be effective in treating a wide range of diseases. Bioactive compounds obtained from mangrove plants include polyphenols, flavonoids, alkaloids, carotenoids, tannins, saponins, steroids, amino acids, carbohydrates, proteins, and vitamins. So extracts of leaves, fruits, and leaves+fruit mangrove are widely used in the field of biotechnology and the use of natural materials. The research was carried out from March to August 2023 after the samples had reached the smoothing stage and formed fine samples. The samples used were leaves, fruits, and a mixture of mangrove leaves Rhizopora mucronata, with differences in the treatment time of maseration of 24 hours, 48 hours, and 72 hours. The tests carried out after the smoothing are bioactive extraction, phytochemical testing, and antioxidant testing. Bioactive extracting is done using a maseration method using a methanol solvent. The result of the masseration extraction is continued with evaporation to produce a sample with pasta consistency. Phytochemistry tests were conducted twice: qualitative (based on physical changes including colour and foam) and quantitative (testing rates using UV-Vis spectroscopic photometers). Phyto chemistry testing was conducted on three (three) types of phytochemical compounds: phenol, flavonoids, and saponins. Each bioactive compound is tested with different solvents and reactions. The types of bioactive compounds obtained from the qualitative phytochemistry test are phenol and flavonoid. These can be identified by color changes, i.e. color from yellow to green, and from light-yellow to old brown for phlavonoids. Quantitative phytochemistry tests with UV-Vis spectroscopes resulted in the highest phenolic compound levels from a 24-hour leaf-fruit mixture sample of 874 ppm, and the lowest levels of phenols from a 48-hour sampling of 231 ppm. The results of the antioxidant test were given with an IC50 value, where the lower the IC50, the higher the anti-oxidant properties. The strongest antioxidants were obtained on a 72 hour Leaf-Fruit sample with a value of 15.60 ppm with a very strong category.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080825
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 17 Apr 2024 08:28
Last Modified: 17 Apr 2024 08:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218200
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Umi Nur Azizah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item