Pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap efek samping kemoterapi dan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi di Kabupaten Jember.

Mu’awanah, Siti and Dr. Ahsan, S.Kp.,M.Kes, and Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J. (2024) Pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap efek samping kemoterapi dan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi di Kabupaten Jember. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kasus kanker payudara tahun 2020 mencapai 0,029% dari jumlah penduduk dunia. Di Indonesia, pada tahun tersebut jumlah kanker payudara mencapai 0,025% dari jumlah penduduk yang ada. Kemoterapi merupakan salah satu pedoman dalam tatalaksana pengobatan kanker payudara. Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan sitotoksik dalam terapi kanker yang dapat menghambat proliferasi sel kanker. Efek samping kemoterapi pada pasien kanker payudara yang akan diukur pada penelitian ini yaitu Chemotherapy Induced Nausea Vomitting (CINV), Chemotherapy Induce Peripherial Neuropaty (CIPN) dan cemas. Penilaian kualitas hidup pasien kanker payudara sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi pengobatan yang diberikan. Teori model keperawaran Nola J Pender tentang perilaku kesehatan preventif dapat berupa pendidikan dan promosi kesehatan yang berikan kepada pasien yang diharapkan dapat merubah cara berpikir pasien sehingga terjadi perubahan perilaku manajemen kesehatan pada pasien. Model promosi kesehatan dengan health coaching memiliki beberapa karakteristik antara lain berfokus pada masalah pasien, sistem partnership, berpusat pada pasien, berorientasi tujuan, berproses, memberikan pencerahan dan pemberdayaan. Health coaching diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada pada pasien sehingga tujuan yang ingin dicapai oleh pasien bisa terwujud. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental (ekseperimen semu) yang dilakukan dengan nonequivalent control group design. Kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan tes awal (Pre Test). Kedua kelompok mendapatkan perlakuan berbeda, dimana kelompok eksperimen mendapatkan health coaching intervention oleh perawat pada tahap pre, intra dan paska kemoterapi sedangkan kelompok kontrol hanya mendapatkan perawatan standar yang di tetapkan oleh Rumah Sakit di Klinik Kemoterapi RSD dr.Soebandi Jember dan Ruang Kemoterapi Rumkit Tk. III Baladhika Husada Jember. Jumlah sampel yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah 120 dengan masing-masing kelompok kontrol dan intervsni adalah 60 sampel. Kuesioner Multinational association Of Supportive Care in Cancer (MASCC) Antiemesis Tool (MAT) digunakan untuk mengukur tingkat keparahan chemotherapy induce nausea vomiting (CINV), Kuesioner Functional Assessment of Cancer Therapy/Gynecologic Oncology Group—Neurotoxicity FACT/GOG-NTX-13 (Version 4) digunakan untuk mengukur chemotherapy induce peripherial neuropaty (CIPN), Kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Kuesioner World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL-BREF) untuk mengukur kualitas hidup pasien. Digunakan SPSS IBM v.25 for Windows untuk membantu penulis dalam melakukan analisa data. Dari hasil uji paired sample t test pada hipotesis 1 didapatkan nilai signifikansi (2-tailed) yaitu 1.00 atau lebih dari 0,05 artinya hipotesis 1 ditolak atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan post test.Pada uji paired sample t test hipotesis 2 sampai dengan 8 didapatkan nilai signifikansi korelasi yaitu 0.00 atau lebih kecil daripada 0,05 yang memiliki arti hipotesis diterima atau terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test. Dari hasil uji ANOVA pada variabel CINV didapatkan hasil yaitu hanya pada kelompok intervensi post test yang memiliki nilai signifikansi 0,00 atau < 0,05 yang artinya intervensi health coaching dapat memberikan perbedaan yang signifikan terhadap skor rata-rata nilai pada variabel CINV. Kesimpulan hipotesis dari uji diatas yaitu: (1) tidak ada pengaruh pemberian perawatan standar terhadap tingkat keparahan chemotheraphy induce nausea vomiting (CINV) sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol, (2) ada pengaruh pemberian perawatan standar terhadap tingkat keparahan chemotherapy induce pheripherial neurophaty (CIPN) sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol, (3) ada pengaruh pemberian perawatan standar terhadap tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol, (4) ada pengaruh pemberian perawatan standar terhadap kualitas hidup sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol, (5) ada pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap tingkat keparahan chemotheraphy induce nausea vomiting (CINV) sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi, (6) ada pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap tingkat keparahan chemotherapy induce pheripherial neurophaty (CIPN) sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi, (7) ada pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi, (8) ada pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap kualitas hidup sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi dan (9) ada pengaruh pemberian health coaching intervention terhadap tingkat keparahan chemotheraphy induce nausea vomiting (CINV) pada kelompok kontrol dan intervensi pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi di Kabupaten Jember. Health coaching dapat merubah perilaku pasien dari perilaku mal adaptif kepada perilaku adaptif sehingga dapat menunjang keberhasilan pengobatan saat ini. Komitmen terhadap pengobatan akan mengurangi gejala CINV,CIPN, dan kecemasan pada pasien kanker payudara serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Health coaching dapat merubah pengetahuan pasien sehingga dapat merubah perilaku dan kebiasaan sehingga pasien lebih dapat beradaptasi dengan kondisi sakitnya. Intervensi health coaching terbukti efektif dalam menurunkan keluhan paska kemoterapi dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi daripada perawatan standar rumah sakit sehingga perlu adanya akomodasi untuk menerapkan layanan ini pada rumah sakit dengan pelayanan kemoterapi didalamnya. Keterbatasan dalam penelitian ini salah satunya yaitu keterbatasan waktu dalam penelitian untuk kelompok kontrol sehingga tidak bisa di ikuti seperti pada kelompok intervensi yaitu 9 minggu dan hanya dapat dilakukan pemantauan selama 3 minggu sehingga berpengaruh terhadap hasil dari hipotesis penelitian ke 9.

English Abstract

Breast cancer cases in 2020 reached 0.029% of the world population. In Indonesia, in that year, the number of breast cancers reached 0.025% of the total population. Chemotherapy is one of the guidelines in the management of breast cancer treatment. Chemotherapy is the use of cytotoxic drugs in cancer therapy, which can inhibit the proliferation of cytotoxic drugs in cancer cells. The side effects of chemotherapy in breast cancer patients that will be measured in this study are chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV), chemotherapy-induced peripheral neuropathy (CIPN), and anxiety. Assessment of the quality of life of breast cancer patients is needed to evaluate the treatment provided. Nola J Pender's nursing model theory regarding preventive health behavior can take the form of health education and promotion provided to patients which is expected to change the patient's way of thinking so that there is a change in health management behavior in patients. The health promotion model with health coaching has several characteristics, including focusing on patient problems, a partnership system, patient-centered, goal-oriented, process, providing enlightenment and empowerment. Health coaching is expected to be able to solve problems that exist in patients so that the goals the patient wants to achieve can be realized. The research method used is quasi-experimental carried out with nonequivalent control group design. The experimental and control groups underwent an initial test (pre-test). The two groups received different treatment, where the experimental group received health coaching intervention by nurses at the pre-, intra-, and post-chemotherapy stages, while the control group only received standard treatment determined by the hospital at dr.Soebandi hospital and Baladhika Husada Jember hospital. The number of samples used in this research was 120 with each control and intervention group being 60 samples. Multinational Association of Supportive Care in Cancer Questionnaire (MASCC) Antiemesis Tool (MAT) is used to measure the severity of chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV), Functional Assessment of Cancer Therapy/Gynecologic Oncology Group Questionnaire— Neurotoxicity FACT/GOG-NTX-13 (Version 4) is used to measure chemotherapy-induced peripheral neuropathy (CIPN), the Hamilton Anxiety Rating Scale Questionnaire (HAM-A) to measure anxiety levels, and the World Health Organization Quality of Life Questionnaire (WHOQOL-BREF) to measure patient quality of life. SPSS IBM v.25 for Windows was used to assist the author in analyzing the data. From the results of the paired sample t test on hypothesis 1, the s ignificance value (2tailed) was obtained, namely 1.00 or more than 0.05, m eaning that hypothesis 1 was rejected or there was no significant differenc e between the pre-test and post-test scores. In the paired sample t test for hypotheses 2 to 8, the correlation significance value was 0.00, or smaller than 0.05, which means the hypothesis is accepted or there is a significant difference between the pre-test results and the post-test. From the results of the ANOVA test on the CINV variable, the results obtained are: Only the post-test intervention group had a significance value of 0.00 or <0.05, which means that the health coaching intervention could make a significant difference to the average score on the CINV variable. Hypothetical conclusions from the above test are: (1) there is no effect of providing standard care on the severity of chemotherapy induced nausea vomiting (CINV) before and after intervention in the control group, (2) there is an effect of providing standard care on the severity of chemotherapy induced peripheral neuropathy ( CIPN) before and after intervention in the control group, (3) there is an effect of providing standard care on anxiety levels before and after intervention in the control group, (4) there is an effect of providing standard care on quality of life before and after intervention in the control group, (5) ) there is an effect of giving health coaching intervention on the severity of chemotherapy induced nausea vomiting (CINV) before and after the intervention in the intervention group, (6) there is an effect of giving health coaching intervention on the severity of chemotherapy induced peripheral neuropathy (CIPN) before and after the intervention in the group intervention, (7) there is an effect of providing health coaching intervention on anxiety levels before and after intervention in the intervention group, (8) there is an effect of providing health coaching intervention on quality of life before and after intervention in the intervention group and (9) There is an effect of providing health coaching intervention on the severity of chemotherapy induced nausea vomiting (CINV) in the control and intervention groups in breast cancer patients with chemotherapy in Jember. Health coaching can change patient behavior from maladaptive behavior to adaptive behavior so that it can support the success of current treatment. Commitment to treatment will reduce the symptoms of CINV, CIPN, and anxiety in breast cancer patients and can improve the patient's quality of life. Health coaching has the potential to change patient knowledge, allowing patients to better adapt to their illnesses. The health coaching intervention has proven to be effective in reducing post-chemotherapy complaints and can improve the quality of life of breast cancer patients with chemotherapy rather than standard hospital care, so there needs to be accommodation to implement this service in hospitals with chemotherapy services in them. Internal limitations One of the reasons for this research is the reasons for the control group, so it cannot be followed like the intervention group, namely 9 weeks, and monitoring can only be carried out for 3 weeks, so it affects the results of the 9th research hypothesis.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0424160007
Divisions:	S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User:	soegeng sugeng
Date Deposited:	05 Apr 2024 01:16
Last Modified:	05 Apr 2024 01:16
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/218063

Text (DALAM MAS EMBARGO) Siti Mu'awanah.pdf Restricted to Registered users only Download (13MB)

Actions (login required)

View Item