Hubungan Indeks Peritonitis Mannheim dengan Mortalitas pada Pasien Peritonitis Sekunder Dewasa di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

Putra, Moh Akbar Eska and dr. Setyo Soegiharto, SpB-KBD and Dr. Ir. Solimun, MS (2022) Hubungan Indeks Peritonitis Mannheim dengan Mortalitas pada Pasien Peritonitis Sekunder Dewasa di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Latar belakang: Peritonitis sampai saat ini merupakan masalah infeksi yang masih sering terjadi dan memiliki tingkat mortalitas yang masih tinggi, walaupun perkembangan Teknik bedah, antimikroba dan penanganan intensif sangat pesat, kematian kasus peritonis cukup tinggi yaitu antara 10–20%. Prevalensi peritonitis di Indonesia adalah sebesar 7% kasus, sedangkan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Indonesia didapatkan angka kematian sebesar 26,3%. Indeks Peritonitis Mannheim (IPM) merupakan sistem skor untuk menilai prognosis pada pasien peritonitis dengan variabel yang lebih sederhana dibandingkan skor SAPS dan APACHE II. Tujuan studi ini adalah mengetahui seberapa besar sensitivitas dan spesifitas IPM pada pasien-pasien peritonitis sekunder dewasa di RSSA Malang. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain “Retrospektif Kohort” dengan mengumpulkan sampel melalui rekam medik. Sampel adalah pasien berumur 18-60 tahun yang menderita peritonitis sekunder yang menjalani operasi definitive dan dirawat di RSUD Dr. Saiful Anwar pada periode September 2019-2020, dan pasien yang catatan mediknya tidak lengkap mencantumkan variabel IPM akan dieksklusi dari penelitian ini. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS 16.00 for Windows dengan membandingkan masing-masing variabel pada IPM antara pasien dengan outcome meninggal dan pasien pulang hidup ditentukan nilai probabilitasnya (p) dan nilai Relative Risk (RR) terhadap kematian pasien. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung sensitivitas dan spesifisitas dan cut-off point IPM pada pasien dengan peritonitis sekunder. Hasil: Pada penelitian ini terdapat 71 pasien dengan peritonitis sekunder rerata umur 55,14 tahun (SD 14,08; range 19-80 tahun), 24 pasien adalah wanita (33,8%) dan 47 pasien adalah laki-laki (66,19%). Terdapat perbedaan berkmana pada variabel usia (p=0,045), kegagalan organ (p=0,000) dan asal organ (p=0,001). IPM memiliki sensitivitas sebesar 76% dan spesifisitas 83% dengan cut off point pada skor 25,5 dan nilai AUC 0,856. Kesimpulan: IPM mempunyai sensitivitas 76% dan spesifisitas 83% pada pasien peritonitis sekunder dewasa dengan cut-off point 25,5. Terdapat 3 variabel IPM (usia >50 tahun, kegagalan organ dan lokasi perforasi) yang memiliki perbedaan bermakna antara pasien meninggal dan pasien hidup. Pasien dengan skor <21 memiliki outcome hidup dengan proporsi terbesar, sedangkan pasien dengan skor >29 memiliki outcome meninggal dengan proporsi terbesar. IPM merupakan skoring yang simpel dan efektif dalam menilai prognosis pasien peritonitis sekunder dewasa.

English Abstract

Introduction: Peritonitis is currently an infectious disease that is still common and has a high mortality rate, despite advances in surgical skills, antimicrobial agents and supportive care, the mortality of secondary peritonitis remains high, between 10-20%. The prevalence of peritonitis in Indonesia is 7% cases, while in RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Indonesia has a mortality rate of 26.3%. The Mannheim Peritonitis Index (MPI) is a scoring system to assess the prognosis in peritonitis patients with a simpler variable than the SAPS and APACHE II scores. This study was conducted to determine the sensitivity and specificity of MPI in adult secondary peritonitis patients in RSSA Malang. Methods: This research is an observational study with a “Retrospective Cohort” design by collecting samples from medical records. The samples were patients aged 18 years who suffered from secondary peritonitis who underwent definitive surgery and were treated at Dr. Saiful Anwar in the period September 2019-2020, and patients whose medical records were incomplete including the MPI variable were excluded from this study. Data were analyzed using SPSS 16.00 for Windows software by comparing each variable in the MPI between patients with a death outcome and patients with a survival outcome (discharged) determined by the probability value (p) and the Relative Risk (RR) value to the patient's death. Then proceed to calculate the sensitivity and specificity and cut-off point of MPI in patients with secondary peritonitis. Result: In this study, 71 patients with secondary peritonitis with a mean age of 55.14 years (SD 14.08; range 19-80 years), 24 patients were women (33.8%) and 47 patients were men (66.19%). There were a significant differences in the variables of age (p=0.045), organ failure (p=0.000) and organ origin (p=0.001). MPI has a sensitivity of 76% and specificity of 83% with a cut off point of 25.5 and an AUC value of 0.856. Conclusion: The MPI has a sensitivity of 76% and a specificity of 83% in adult secondary peritonitis patients with a cut-off point of 25.5. There are 3 MPI variables (age > 50 years, organ failure and location of perforation) which have a significant difference between patients who died and patients who discharged. Patients with a score of <21 had the largest proportion of survival outcomes, while patients with scores >29 had the largest proportion of death outcomes. MPI is an effective and simple tool for predicting the prognosis in adult secondary peritonitis cases.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0422060002
Uncontrolled Keywords: Indeks peritonitis Mannheim, Peritonitis sekunder, Mannheim Peritonitis Index, Secondary peritonitis
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Unnamed user with email dini@ub.ac.id
Date Deposited: 02 Apr 2024 03:32
Last Modified: 02 Apr 2024 03:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217828
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Moh Akbar Eska Putra.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item