Konflik Hubungan Menantu Laki-Laki dan Mertua yang Tinggal dalam Satu Rumah

Suseno, Ika Ayuningtyas and Abdul Hair, S.I.Kom., M.A. (2023) Konflik Hubungan Menantu Laki-Laki dan Mertua yang Tinggal dalam Satu Rumah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada umumnya, satu rumah dihuni oleh satu keluarga yang berisi suami, istri, dan anak. Meskipun demikian, tidak jarang juga rumah yang dihuni oleh lebih dari satu kepala keluarga. Sering ditemukan anak yang telah menikah memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua mereka karena beberapa alasan. Hubungan antara mertua dan menantu sering dianggap sebagai hubungan yang kontroversial dan mengandung pro/kontra. Fenomena menantu laki-laki tinggal di rumah mertua menimbulkan adanya konstruksi di masyarakat di mana sosok suami dituntut untuk sanggup memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan keluarganya. Dalam kajian komunikasi, terdapat teori dialektika relasional yang membahas mengenai kontradiksi dalam suatu hubungan. Respons terhadap dialektika merupakan upaya menantu dalam mengelola konfliknya bersama mertua. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis pengelolaan konflik menantu laki-laki dengan mertua yang tinggal dalam satu rumah. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode fenomenologi dengan analisis data Van Kaam. Wawancara semistruktur secara mendalam dilakukan terhadap lima informan laki-laki yang sudah atau pernah menikah dan sedang atau pernah tinggal di rumah mertua. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konflik yang dihadapi mertua dan menantu disebabkan karena adanya perbedaan pendapat, agama, budaya, sifat/karakter, dan cara pandang di antara keduanya. Pihak ketiga juga berperan besar dalam timbulnya konflik antara mertua dan menantu. Di samping itu, adanya perbedaan gender dalam rumah tangga juga menjadi salah satu pemicu konflik.

English Abstract

In general, a house is inhabited by one family, consisting of a husband, wife, and children. Nevertheless, it is not uncommon for a house to have more than one head of family. It is often found that married couple choose to stay with their parents for some reason. The relationship between parents-in-law and son-in-law/daughter-in-law is often considered to be controversial and contains pro/contra. The phenomenon of a son-in-law living in a parents-in-law’s house has led to a construction in a society where the husband is demanded to be able to fulfill his family’s daily needs. In the study of communication, there is a theory of relational dialectics that addresses the contradictions in each relationship. This study aims to understand and analyze the management of conflict between a son-in-law and parents-in-law who live in the same house. This qualitative research uses phenomenological methods with Van Kaam data analysis. A semi-structured and in-depth interview was conducted with five male informants who were/have been married and are/have lived in a parents-in-law’s house. The results revealed that the conflict between the son-in-law and parents-in-law was caused by differences of opinion, religion, culture, character, and perspective between them. Third parties also played a major role in the emergence of conflict between the son-in-law and parents-in-law. Besides, gender differences in households are also one of the triggers of conflict.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523110044
Uncontrolled Keywords: mertua dan menantu, konflik, dialektikain-law relationships, parents-in-law, son-in-law, conflict, dialectics
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 01 Apr 2024 00:42
Last Modified: 01 Apr 2024 00:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217738
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ika Ayuningtyas Suseno.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item