Prasetyo, Dwiki Adam and Lutfi Effendi, S.H., M.Hum (2022) Efektifitas Pasal 105 Undang – Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas Dan Angkutan Jalan Terhadap Tindakan Konvoi Supporter Sepak bola Aremania Yang Melanggar Lalu Lintas (Studi Kasus di Kantor Satlantas Polresta Malang),. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia sebagai Negara yang menghendaki agar semua masyarakatnya tertib tidak dapat lepas dari beberapa masalah sosial, salah satunya ialah masalah lalu lintas seperti seringnya terjadi pelanggaran lalu lintas oleh para suporter sepak bola, pelanggaran lalu lintas oleh kelompok supporter sepak bola dalam berbagai macam bentuk. Pelanggaran yang sering ditemui yakni dalam hal menerobos lampu merah, melanggar larangan rambu-rambu lalu lintas, mengemudi kendaraan bermotor tanpa dilengkapi surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK) ataupun surat izin mengemudi (SIM), tidak menggunakan helm standar, menggunakan knalpot rakitan (blombongan), mengendarai kendaraan ugal-ugalan. hal ini membuktikan bahwa masyarakat dalam hal ini kelompok supporter sepak bola masih kurang kesadaran hukumnya, padahal aturan-aturan ini dibuat demi menjaga keselamatan masyarakat itu sendiri. Apalagi dengan berlakunya undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan yang baru yaitu Undang-Undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang terdapat banyak aturan-aturan baru misalnya menyalakan lampu depan kendaraan bermotor di siang hari serta penggunaan helm standar untuk orang yang dibonceng pada sepeda motor. Tidak jarang tindakan yang dilakukan supporter saat berada dijalan raya mengakibatkan banyak tejadi pelanggaran lalu lintas.. Tindakan tersebut menyebabkan kacaunya lalu lintas di kota Malang. Prosedur penindakan dari SATLANTAS Kota Malang kurang efektif karena penindakan pelanggar konvoi merupakan alternatif terakhir apabila upaya pre-emtif dan preventif seperti himbauan dan meninjau ijin konvoi tersebut tidak menimbulkan efek jera. Karena pelanggaran ini sering terjadi dalam jumlah massa yang besar sehingga perlakuannya berbeda dengan pelanggar perorangan yang bisa dilakukan dengan tindakan tilang ataupun penahanan kendaraan. Tentunya dengan pertimbangan respon massa dan harkamtibmas sehingga penindakan represif seperti tilang dan penahanan kendaraan tidak dapat dilakukan untuk mencegah munculnya tindak pidana lain yang dapat dilakukan oleh massa, sanksi-sanksi yang telah dilakukan pun dinilai kurang menimbulkan efek jera kepada oknum-oknum suporter aremania. Dari hasil wawancara dengan Kanit Dikyasa SATLANTAS Polresta malang kota Bapak IPTU Muh.Soqib menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menghambat SATLANTAS Kota Malang dalam pencegahan munculnya pelanggaran konvoi Aremania adalah Penegakan hukum baik sebagai hukum materil maupun hukum formil. Penelitian hukum ini adalah penelitian yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Kemudian seluruh data dianalisa secara deskriptif kualitatif, yaitu berpedoman pada suatu peristiwa yang ada pada lokasi obyek penelitian kemudian dianalisis dengan memberikan kesimpulan. Berdasarkan latarbelakang di atas terdapat permasalahan hukum empiris yang menarik untuk di analisis, yakni pertentangan antara Das Sollen dan Das Sein. Das Sollen yang dimaksud yaitu: Pasal 105 Undang – Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas Dan Angkutan Jalan Terhadap Tindakan Konvoi Supporter Sepak bola Aremania Yang Melanggar Lalu Lintas.
English Abstract
Indonesia as a country that wants all its people to be orderly cannot be separated from several social problems, one of which is traffic problems such as frequent traffic violations by football supporters, traffic violations by football supporter groups in various forms. Violations that are often encountered include running red lights, violating the prohibition on traffic signs, driving a motorized vehicle without being equipped with a motorized vehicle registration certificate (STNK) or driving license (SIM), not using a standard helmet, using an assembled exhaust (group). ), driving a reckless vehicle. This proves that the community, in this case the football supporter group, is still less aware of the law, even though these rules were made in order to protect the safety of the community itself. Moreover, with the enactment of the new road traffic and transportation law, namely Law No.22 of 2009 concerning Road Traffic and Transportation, there are many new regulations, such as turning on motor vehicle headlights during the day and the use of standard helmets for people. on a motorbike. Not infrequently the actions taken by supporters while on the highway resulted in many traffic violations. These actions caused traffic chaos in the city of Malang. The prosecution procedure of the Malang City SATLANTAS was less effective because prosecution of convoy violators was the last alternative if pre-emptive and preventive efforts such as appealing and reviewing the convoy's permit did not cause a deterrent effect. Because these violations often occur in large numbers of people, the treatment is different from individual offenders, which can be done by means of a ticket or the arrest of a vehicle. Of course, with the consideration of the response of the masses and the dignity of the public order so that repressive measures such as ticketing and detention of vehicles cannot be carried out to prevent the emergence of other crimes that can be committed by the masses, the sanctions that have been carried out are considered to have less of a deterrent effect on aremania supporters. From the results of interviews with the Head of Dikyasa SATLANTAS, Malang City Police, Mr. IPTU Muh.Soqib explained that the factors that hindered the Malang City SATLANTAS in preventing violations of Aremania convoys were law enforcement both as material law and formal law. This legal research is a juridical empirical research using a sociological juridical approach. Then all data were analyzed descriptively qualitatively, which is guided by an event that occurred at the location of the object of research and then analyzed by providing conclusions. Based on the above background, there are empirical legal issues that are interesting to analyze, namely the contradiction between Das Sollen and Das Sein. Das Sollen referred to, namely: Article 105 of Law No. 22 of 2009 concerning Traffic and Road Transportation Against the Actions of the Aremania Football Supporter Convoy in Violation of Traffic.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052201 |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 28 Mar 2024 05:36 |
Last Modified: | 28 Mar 2024 05:36 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217639 |
Text
DWIKI ADAM PRASETYO.pdf Download (3MB) |
|
Text
DWIKI ADAM PRASETYO.pdf Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |