Collaborative Governance Dalam Pengembangan Potensi Telur Ayam Di Kabupaten Blitar (Studi Pada Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar)

Floresta, Aminatur Rizki and Irma Fitriana Ulfah, S.IP., M.Si (2023) Collaborative Governance Dalam Pengembangan Potensi Telur Ayam Di Kabupaten Blitar (Studi Pada Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jawa Timur menjadi gudang pangan nasional khususnya telur ayam yang menyumbang sejumlah 89.378 juta ekor (23,61%) dari 378,591 juta ekor ayam petelur dan 1.389 juta ton (21,97%) dari 6.323 juta ton produksi telur nasional. Pusat pengembangan telur ayam dan produksinya di Jawa Timur berada di wilayah Kabupaten Blitar dengan kontribusi terhadap populasi dan produksinya sebesar 37,90% dan 33,14%. Kabupaten Blitar mampu menyuplai 70% telur untuk Jawa Timur dan 30% untuk suplaian telur nasional. Akan tetapi dalam pengembangan potensinya menemui titik permasalahan dalam produksi telur ayam. ketidakstabilan harga telur terjadi di tahun 2021-2022 dikarenakan kenaikan harga jagung sejak pertengahan 2021. Dimana harga jagung yang awalnya Rp 4.500,-/kg naik ke Rp 6.000-7000,-/kg di bulan September 2021. Ketidakstabilan harga ini berdampak khususnya ke masyarakat peternak karena mengalami kerugian dan disinyalir menjadi permasalahan yang cukup krusial mengingat salah satu potensi unggulan di Kabupaten Blitar yaitu telur ayam. Oleh karenanya, munculnya permasalahan tersebut perlu dikaji dari sisi collaborative governance karena kolaborasi lintas sektor ini melibatkan pemerintah, masyarakat, dan swasta yang bertujuan untuk menciptakan kerjasama yang holistik dan berkelanjutan. Tujuh indikator teori collaborative governance menurut Schotle, Hagsheno, dan Gehbauer (2014) menghasilkan Kesediaan berkompromi ini dibuktikan oleh penyediaan ruang diskusi oleh pemerintah daerah sebagai pihak fasilitator baik secara formal maupun non formal bersama dengan masyarakat peternak atau pelaku usaha. Komunikasi yang dilakukan Pemerintah daerah, swasta dan masyarakat peternak saling membicarakan apa yang dikeluhkan atau dirasakan. Komitmen yang terjalin antara tiga pihak yang terlibat memiliki keyakinan untuk bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan ini meskipun dari beberapa pihak memiliki perspektif yang dinilai berbeda. Saling percaya ini menjadikan kurangnya kepercayaan masyarakat peternak dan koperasi. Transparansi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, koperasi, dan masyarakat peternak dibuktikan dalam seberapa cepat penanganan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Berbagi pengetahuan yang dimaksud yaitu kesediaan antar pihak terlibat dengan saling memberikan informasi melalui forum diskusi. Kesediaan mengambil resiko dalam kolaborasi ini mempertimbangkan berbagai konsekuen yang diambil. Resiko ini dapat dihindari jika semua pihak yang terlibat memiliki perencanaan yang matang. Persoalan ini dikaji dari aspek yang terdiri atas pihak yang terlibat, regulasi serta insentif guna mendorong pengembangan potensi telur ayam secara mendalam

English Abstract

East Java is a national food warehouse, especially chicken eggs, which contribute 89,378 million (23.61%) of the 378,591 million laying hens and 1,389 million tonnes (21.97%) of the 6,323 million tonnes of national egg production. The center for chicken egg development and production in East Java is in the Blitar Regency area with a contribution to the population and production of 37.90% and 33.14%. Blitar Regency is able to supply 70% of eggs for East Java and 30% of the national egg supply. However, in developing its potential, it encountered problems in chicken egg production. Egg price instability will occur in 2021-2022 due to the increase in corn prices since mid-2021. Where the price of corn, which was initially IDR 4,500/kg, rose to IDR 6,000-7,000/kg in September 2021. This price instability has a particular impact on the community farmers because they experience losses and this is allegedly a quite crucial problem considering that one of the superior potentials in Blitar Regency is chicken eggs. Therefore, the emergence of these problems needs to be studied from a collaborative governance perspective because this cross-sector collaboration involves government, society and the private sector which aims to create holistic and sustainable cooperation. The seven indicators of collaborative governance theory according to Schotle, Hagsheno, and Gehbauer (2014) produce a willingness to compromise, proven by the provision of discussion space by local governments as facilitators, both formally and informally, together with the livestock community or business actors. Communication carried out by the local government, the private sector and the livestock community discusses what they are complaining about or feeling. The commitment that exists between the three parties involved has the confidence to work together to resolve this problem even though several parties have different perspectives. This mutual trust creates a lack of trust in the breeder community and cooperatives. The transparency carried out by local governments, cooperatives and livestock communities is proven in how quickly the regional government handles it. Sharing knowledge in question is the willingness between parties to be involved by providing information to each other through discussion forums. Willingness to take risks in this collaboration takes into account the various consequences taken. This risk can be avoided if all parties involved have careful planning. This issue is studied from aspects consisting of the parties involved, regulations and incentives to encourage in-depth development of the potential of chicken eggs.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523110003
Uncontrolled Keywords: collaborative governance, potensi, pengembangan, ketidakstabilan, telur ayam-collaborative governance, potency, development, instability, chicken eggs
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Pemerintahan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 26 Mar 2024 00:12
Last Modified: 26 Mar 2024 00:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217581
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aminatur Rizki Floresta.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item