Pengaruh Dosis Super Absorbent Polymer (SAP) Limbah Tanaman Nilam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam.

Nurmuthi’ah., Sayyidati and Prof. Dt. Ir. Ariffin,, MS. (2024) Pengaruh Dosis Super Absorbent Polymer (SAP) Limbah Tanaman Nilam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan negara pengekspor minyak atsir jenis nilam terbesar di dunia, dan hal ini terus berlanjut hingga saat ini. Tanam nilam yang biasa digunakan adalah nlam jawa (Pogostemon heynetus Benth.). Sayangnya proses penyulingan minyak ini menyisakan 95-98% limbah padat yang terdiri dari sisa batang dan daun. Belum banyak pemanfaatan limbah nilam di masyarakat, sehingga mengakibatkan penumpukan yang berdampah pada bau yang menyengat. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengolah limbah batang nilam menjadi Super Absorbent Polymer (SAP) karena kandungan selulosanya yang tinggi. Daya serap yang dimiliki oleh SAP ini sebesar 170%. Super absorbent polymer (SAP) adalah bahan hidrogel yang mampu menyerap air dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu yang singkat dan menjaga air terikat di dalamnya. Pada bidang pertanian, fungsi SAP yang dapat menjaga ketersediaan air dalam tanah dan memperbaiki sifat tanah, sehingga dapat menjadi solusi bagi pemenuhan air bagi tanaman. Air memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena sebagian besar tanaman tersusun atas air, seperti halnya tanaman bayam (Amaranthus sp.) yang memiliki kandungan air sebesar 90-95%. Sehingga, tanaman bayam sangat memerlukan air dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan aplikasi SAP pada tanaman bayam dengan tujuan untuk mengetahui dosis Super Absorbent Polymer (SAP) limbah tanaman nilam yang tepat pada tanaman bayam hijau (Amaranthus sp.). Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian SAP limbah penyulingan tanaman nilam dengan dosis 20 gam per polybag merupakan dosis yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bayam. Penelitian ini dilakukan selama Bulan Maret hingga Juni 2023. Kegiatan penelitian ini dilakukan di daerah Lowokwaru, Kota Malang sebagai tempat dilakukannya penanaman dan di Dusun Wonorejo, Desa Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang sebagai tempat didapatkannya limbah penyulingan nilam. Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran 20x20 cm, timbangan analitik, alphaboard, penggaris, cutter, alat tulis, kamera. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah benih bayam, sap dari limbah nilam, tanah, dan pupuk kandang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 taraf perlakuan dan pengulangan sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 28 unit percobaan dengan perlakuan S1: tanpa SAP, S2: 5 g SAP, S3: 10 g SAP, S4: 15 g SAP, S5: 20 gam SAP, S6: 25 g SAP, dan S7: 30 g SAP. Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan alat bahan dan media tanam, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Pengamatan yang dilakukan sebanyak 6 kali dimulai ketikan tanaman sudah melewati fase perkecambahan hingga pada panen. Pengamatan dilakukan pada 15 HST, 20 HST, 25 HST, 30 HST, 35 HST, dan 40 HST dengan parameter pengamatan panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun, bobit segar serta bobot kering tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman (Analisis of Variance) pada taraf 5%. Jika hasil analisis ragam menunjukkan adanya perbedaan nyata dari perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk mengetahui adanya perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian pemberian dosis SAP limbah tanaman nilam sebanyak 20 gam (S5) selama masa pengamatan menghasilkan rata-rata tinggi tanaman, bobot basah, dan bobot kering teringgi dibandingkan dosis yang lain. Namun gafik tinggi tanamannya menunjukkan pada 30-40 DAP, peningkatan tinggi tanaman mulai berkurang jika dibandingkan dengan S4 (15 gam SAP). Sementara rata-rata jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan S4. Sedangkan dosis 30 gam SAP limbah tanaman nilam tidak menghasilkan pertumbuhan yang optimal dikarenakan jumlah air yang terlalu berlebih yang justru menghambat pertumbuhan tanaman. Sedangkan tanaman yang tidak diberikan SAP tetap mampu tumbuh meski tidak optimal dan memiliki rata-rata panjang akar yang paling panjang dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

English Abstract

Indonesia is the world's largest exporter of patchouli essential oil, and this continues to be the case today. The commonly used patchouli plant is Pogostemon heyneanus Benth. Unfortunately, the oil distillation process leaves behind 95-98% solid waste consisting of stem and leaf remnants. There hasn't been much utilization of patchouli waste in society, leading to accumulations that result in a pungent odor. Previous research successfully transformed patchouli stem waste into Super Absorbent Polymer (SAP) due to its high cellulose content. This SAP has an absorption capacity of 170%. Super Absorbent Polymer (SAP) is a hydrogel material capable of rapidly absorbing a large amount of water and retaining it. In agiculture, SAP can maintain soil water availability and improve soil properties, thus offering a solution for plant water supply. Water is crucial for plant gowth and development since most plants are composed of water, such as spinach (Amaranthus sp.), which contains 90-95% water. As a result, spinach plants require a significant amount of water for their gowth. Therefore, this study applied SAP to spinach plants with the aim of determining the appropriate dosage of patchouli plant waste-derived Super Absorbent Polymer (SAP) for geen spinach (Amaranthus sp.) gowth. The hypothesis of this research is that the application of 20 gams of patchouli plant waste-derived SAP per polybag is the optimal dosage for spinach plant gowth. This research was conducted from March to June 2023. The research activities took place in Lowokwaru, Malang City, where planting occurred, and in Wonorejo Hamlet, Sukodono Village, Dampit Sub-district, Malang Regency, where patchouli distillation waste was obtained. The necessary tools for this research included 20x20 cm polybags, an analytical balance, alphaboard, ruler, cutter, writing materials, and a camera. The materials used comprised spinach seeds, SAP from patchouli waste, soil, and organic fertilizer. The study employed a Randomized Complete Block Design (RCBD) with 7 treatment levels and 4 replications, resulting in 28 experimental units with treatments: S1: without SAP, S2: 5 g SAP, S3: 10 g SAP, S4: 15 g SAP, S5: 20 g SAP, S6: 25 g SAP, and S7: 30 g SAP. The research activities encompassed equipment and media preparation, planting, fertilization, maintenance, and harvesting. Observations were conducted 6 times, starting from germination to harvest, specifically on days 15, 20, 25, 30, 35, and 40 after planting (DAP). Parameters observed included root length, plant height, leaf count, fresh weight, and dry weight of the plants. The observation data were analyzed using Analysis of Variance at the 5% significance level. If the analysis showed a significant difference among treatments, a Honestly Significant Difference (HSD) test was conducted at the 5% significance level to identify specific differences between treatments. The research results of applying a 20-gam dosage of patchouli plant waste-derived SAP (S5) during the observation period yielded the highest average plant height, wet weight, and dry weight compared to other dosages. However, the plant height gaph indicates that between days 30-40 after planting (DAP), the increase in plant height started to decrease when compared to S4 (15 gams SAP). Meanwhile, the treatment S4 had the highest average leaf count. On the other hand, the 30-gam dosage of patchouli plant waste-derived SAP did not result in optimal gowth due to an excessive amount of water, which actually inhibit the plant gowth. As for the plants not given SAP, they were still able to gow although not optimally, and they had the longest average root length compared to the other treatments.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524040172
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 25 Mar 2024 04:16
Last Modified: 25 Mar 2024 04:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217545
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
SAYYIDATI NURMUTHI`AH.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item