Pengaruh Implementasi Pertanian Perkotaan (Urban Farming) Terhadap Pendapatan Petani Di Kota Malang.

Sembiring., George Adven Setia and Prof. Dr. Ir. Sugiyanto,, MS (2024) Pengaruh Implementasi Pertanian Perkotaan (Urban Farming) Terhadap Pendapatan Petani Di Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkotaan merupakan sebagai wilayah kompleks dengan berbagai tantangan, termasuk pemukiman padat, kemacetan, polusi udara, dan kemiskinan, menjadi fokus perhatian. Kemiskinan merupakan sebagai keadaan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar dari pendapatan yang diperoleh. Kota Malang, dengan sumber daya alam yang melimpah, berjuang untuk meningkatkan pendapatan dan mengentaskan kemiskinan. Namun, pertumbuhan penduduk yang pesat dan konversi lahan menjadi perumahan serta industri menjadi ancaman bagi sektor pertanian dan perekonomian. Penelitian ini menyoroti peran pertanian perkotaan (Urban Farming) sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan di Kota Malang. Tujuan penelitian ini antara lain : (1) Mendeskripsikan implementasi pertanian perkotaan (Urban Farming) di Kota Malang. (2) Mendeskripsikan jenis-jenis usaha pertanian perkotaan yang diterapkan pada pertanian perkotaan (Urban Farming) di Kota Malang. (3) Mengidentifikasi kegiatan usaha tani pada pertanian perkotaan (Urban Farming) di Kota Malang. (4) Menganalisis tingkat pendapatan petani pertanian perkotaan (Urban Farming) di Kota Malang. (5) Menganalisis pengaruh biaya produksi dan luas lahan pada pertanian perkotaan (Urban Farming) terhadap pendapatan rumah tangga petani pertanian perkotaan (Urban Farming) di Kota Malang. Penelitian ini dilakukan pada pelaku pertanian perkotaan di Kota Malang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada kurun waktu bulan Juli hingga Agustus 2023. Pelaku pertanian perkotaan di Kota Malang yang menjadi responden dalam penelitian berjumlah 57 orang. Sumber data yang digunakan adalah data primer, dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah SPSS untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (luas lahan, dan biaya produksi) terhadap variabel tetap (pendapatan). Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan tujuan penelitian bahwa Implementasi pertanian perkotaan melibatkan empat tahap utama: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Berdasarkan empat tahap utama tersebut tahap pengorganisasian memiliki persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 55,56%, tahap pengorganisasian berfokus pada penstrukturan organisasi, pemilihan peralatan, dan pembagian keterampilan. Evaluasi keseluruhan tahapan menunjukkan tingkat keberhasilan yang positif, dengan tahap pengorganisasian mencapai persentase tertinggi sebesar 79,04%. Hal ini menyiratkan bahwa organisasi yang baik, pemilihan peralatan yang tepat, dan pembagian keterampilan yang efektif dapat membawa dampak positif terhadap pelaksanaan pertanian perkotaan. Implikasi hasil penelitian terkait jenis-jenis usaha pertanian perkotaan ini menyoroti tingginya dominasi teknik usaha tradisional di kalangan petani pertanian perkotaan di Kota Malang. Mayoritas petani, sebanyak 78,95%,memilih mengadopsi teknik usaha tradisional sebagai pendekatan utama dalam kegiatan pertanian mereka. Alasan utama di balik preferensi ini adalah kemudahan pemahaman dan hasil panen yang memuaskan yang diberikan oleh teknik tradisional. Meskipun begitu, temuan juga mencerminkan tren positif terkait adopsi teknik pertanian modern, terutama jenis usaha vertikultur yang cukup populer, diadopsi oleh 63,16% dari total petani. Namun, penggunaan teknik seperti aeroponik, hidroponik, dan aquaponik masih rendah, masing-masing 21,05%, 12,28%, dan 0%. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat tantangan dalam mendorong petani untuk beralih ke pendekatan pertanian yang lebih modern dan efisien. Kegiatan usaha pertanian perkotaan di Kota Malang melibatkan empat tahap utama: pengolahan lahan dan pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, serta panen dan pasca panen. Penilaian kinerja pada setiap tahap menunjukkan bahwa tahap pengolahan lahan dan pembibitan mencapai persentase tertinggi sebesar 57,02%, diikuti oleh tahap penanaman (50,00%), pemeliharaan tanaman (41,11%), dan tahap panen dan pasca panen (42,54%). Keterlibatan petani dalam seluruh tahapan usahatani mencapai persentase sebesar 75,92%. Dari segi kegiatan usaha, hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap pengolahan lahan dan pembibitan memiliki kontribusi tertinggi, menekankan pentingnya persiapan awal dalam proses pertanian perkotaan. Selain itu, keterlibatan petani dalam seluruh tahapan usahatani mencapai tingkat yang positif, menunjukkan bahwa partisipasi aktif dalam setiap tahap dapat meningkatkan kinerja keseluruhan. Hasil penelitian ini mengungkapkan sejumlah implikasi signifikan terhadap aspek pendapatan usahatani dan struktur ekonomi rumah tangga petani pertanian perkotaan di Kota Malang. Pertama-tama, fokus pada pendapatan atas biaya tunai menunjukkan bahwa manajemen biaya yang bersifat tunai menjadi kunci dalam mengoptimalkan pendapatan usahatani. Hal ini memberikan dorongan bagi petani untuk merancang strategi yang lebih spesifik terkait pengelolaan biaya tunai guna meningkatkan profitabilitas. Selanjutnya, temuan bahwa seluruh komoditas yang diusahakan oleh petani memberikan keuntungan menegaskan potensi ekonomi dalam diversifikasi usaha. Ini menunjukkan perlunya mempertahankan atau bahkan meningkatkan diversifikasi komoditas untuk mendukung stabilitas ekonomi keluarga petani. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan efisiensi produksi, strategi pemasaran yang lebih baik, dan diversifikasi produk pertanian untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing. Dalam penelitian ini, implikasi hasil penelitian ini menggambarkan pemahaman mendalam tentang hubungan antara implementasi pertanian perkotaan dan pendapatan melalui metode regresi ganda. Penelitian ini menegaskan bahwa luas lahan (X1) dan biaya produksi (X2) memainkan peran penting dalam membentuk pendapatan pertanian perkotaan (Y). Pertama-tama, konstanta negatif (-98278,710) mengindikasikan adanya pengaruh negatif dari luas lahan dan biaya produksi terhadap pendapatan. Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa jika luas lahan dan biaya produksi tetap, pendapatan pertanian perkotaan akan menurun. Koefisien korelasi (R) yang kuat sebesar 0,63 menunjukkan hubungan yang signifikan antara luas lahan, biaya produksi, dan pendapatan pertanian perkotaan. Meskipun nilai konstanta negatif, hubungan keseluruhan antara luas lahan dan biaya produksi dengan pendapatan cenderung positif. Oleh karena itu, peningkatan luas lahan dan efisiensi dalam pengeluaran biaya produksi dapat mendukung peningkatan pendapatan petani. Dari segi analisis regresi, implikasi menunjukkan bahwa luas lahan dan biaya produksi memiliki pengaruh terhadap pendapatan pertanian perkotaan, namun, kompleksitas faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model menegaskan bahwa peningkatan pendapatan tidak hanya bergantung pada dua variabel tersebut. Oleh karena itu, kebijakan atau strategi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan pendapatan petani pertanian perkotaan. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman terhadap implementasi pertanian perkotaan di Kota Malang, dan implikasinya dapat membantu pemerintah, lembaga, dan masyarakat dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah perkotaan tersebut.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524040149
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 26 Mar 2024 04:25
Last Modified: 26 Mar 2024 04:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217476
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
George Adven Sembiring.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15MB)

Actions (login required)

View Item View Item