Analisis Risiko Usahatani Tembakau di Desa Kreteranggon, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan

Setyawan., Bagas Hendra and Dr. Sujarwo,, SP., MP. (2023) Analisis Risiko Usahatani Tembakau di Desa Kreteranggon, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor terpenting yang dipilih sebagai sumber mata pencaharian penduduk di Indonesia. Namun, pada hakikatnya sebagian besar wilayah yang ada di Indonesia dapat digunakan sebagai lahan pertanian dikarenakan kaya kandungan unsur hara dan mineral dan pada beberapa tahun terakhir hampir 50% pada jumlah angkatan kerja di Indonesia masih mengandalkan pekerjaan di luar sektor pertanian. Data pada BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2021 tentang produksi komoditas tembakau di wilayah Indonesia pada tahun 2019, 2020, dan 2021. Menunjukkan bahwa Jawa Timur merupakan daerah penghasil tembakau tertinggi dengan jumlah 132.600 ton, 136.000 ton dan 110.800 ton. Berdasarkan jumlah data tersebut maka Jawa Timur sangat berpotensi untuk mengembangkan komoditas tembakau di Pulau Jawa bahkan wilayah Indonesia. Selain itu produksi komoditas tembakau di Jawa Timur tebagi atas beberapa daerah yaitu Lamongan, madura, probolinggo, dan lumajang. Komoditas tembakau di Kabupaten lamongan memiliki tingkat produksi tertinggi kedua di wilayah Jawa Timur, dengan jenis tembakau Jawa dan Virginia dengan total luas area lahan mencapai 7.072 Ha, dengan luas wilayah tersebut, Kabupaten Lamongan dapat memproduksi tembakau dengan jumlah 4.383 Ton. Dalam kegiatan usahatani, semestinya petani memiliki pengalaman yang lebih banyak pada kegiatan usahataninya dalam komoditas pertanian, namun pada kenyataannya petani seringkali tidak mencapai tingkat efisiensi serta mendapatkan produktivitas yang didambakan. Melakukan produksi pertanian tentu memiliki tingkat risiko tergantung pada komoditas pertanian yang dipilih, tingkat risiko tersebut terbagi menjadi 3 yakni risiko produksi, risiko harga, dan risiko pendapatan. Disisi lain terdapat adanya serangan hama penyakit, cuaca yang tidak medukung serta terjadinya hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tingkat resiko pendapatan, harga dan produksi yang dihadapi petani tembakau di Desa Kreteranggon, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, serta apa saja cara petani tembakau dalam menghadapi risiko. Penelitian ini dilakukan di Desa Kreteranggon, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan pada bulan januari 2023. Jumlah responden dalam penelitian ini ditentukan dengan disproportionate stratified random sampling sebanyak 10% dikarenakan melebihi 100 responden dari populasi sebesar 306 responden. Analisis data menggunakan Koefisien Variasi (CV) dan standar deviasi dengan bantuan microsoft excel. Berdasarkan hasil analisis Koefisien Variasi (CV) menunjukkan risiko usahatani tembakau yang dihadapi petani di Desa Kreteranggon yakni risiko biaya, produksi, harga serta pendapatan. pada risiko produksi diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,47 ≥ 0.5 dan risiko harga diperoleh nilai KV sebesar 0.19≥ 0.5 dan risiko pendapatan memiliki nilai KV sebesar 0,7 ≥ 0.5. Pada tingkat risiko pendapatan memiliki nilai CV lebih dari 0,50. artinya tingkat risiko yang diterima petani cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan proses pertumbuhan, pemanenan, dan pengolahan pasca panen tembakau sangatlah rentan terhadap hujan dan perubahan iklim, sehingga menyebabkan kerusakan pada daun tembakau serta menurunkan kualitas yang menurunkan harga jual dan pendapatan usahataninya. Cara petani dalam mengatasi risiko sebagai berikut yakni : memiliki perkerjaan sampingan, petani yang melakukan pekerjaan sampingan dapat menambah pendapatan keluarganya, mengatasi kegagalan dalam usahataninya dikarenakan pendapatan yang diperoleh tidak hanya dari kegiatan usahataninya Mengikuti kemitraan petani juga dipilih untuk mengatasi risiko usahatani, dengan mengikuti kemitraan petani mendapatkan jaminan atas harga, bantuan peminjaman prasarana tani dalam bentuk (media pembibitan, pupuk, permodalan), serta jaminan pasar yang telah ditetapkan pada kedua belah pihak yang disepakati dalam sistem kemitraan. Selain itu, mengikuti asuransi pertanian juga dapat mengatasi terjadinya risiko kegagalan panen dalam kegiatan usahatani tembakau, asuransi pertanian dapat mengurangi kerugian usahatani yang diakibatkan kehilangan hasil sehingga pendapatan pebih terjamin, mengurangi risiko lembaga perkreditan yang merugikan, mendorong petani mengadopsi teknologi yang lebih produktif dan efisien untuk hasil yang maksimal.

English Abstract

The agricultural sector is one of the most important sectors chosen as a source of livelihood for the population in Indonesia. However, in fact, most of the areas in Indonesia can be used as agricultural land because they are rich in nutrients and minerals and in recent years almost 50% of the total workforce in Indonesia still rely on jobs outside the agricultural sector. Data from BPS (Central Bureau of Statistics) in 2021 on the production of tobacco commodities in the Indonesian region in 2019, 2020 and 2021. Shows that East Java is the highest tobacco producing area with 132,600 tons, 136,000 tons and 110,800 tons. Based on this amount of data, East Java has the potential to develop tobacco commodities in Java and even Indonesia. In addition, the production of tobacco commodities in East Java is divided into several regions, namely Lamongan, Madura, Probolinggo, and Lumajang. The tobacco commodity in Lamongan Regency has the second highest production level in the East Java region, with Javanese and Virginia tobacco types with a total land area of 7,072 Ha, with this area, Lamongan Regency can produce tobacco in the amount of 4,383 tons. In farming activities, farmers should have more experience in farming activities in agricultural commodities, but in reality farmers often do not reach the level of efficiency and get the coveted productivity. Conducting agricultural production certainly has a level of risk depending on the agricultural commodity chosen, the level of risk is divided into 3 namely production risk, price risk, and income risk. On the other hand, there are pest attacks, unsupportive weather and rain. This study aims to determine the extent of income, price and production risks faced by tobacco farmers in Kreteranggon Village, Sambeng Subdistrict, Lamongan Regency, as well as how tobacco farmers deal with risks. This research was conducted in Kreteranggon Village, Sambeng District, Lamongan Regency in January 2023. The number of respondents in this study was determined by disproportionate stratified random sampling of 10% because it exceeded 100 respondents from a population of 306 respondents. Data analysis using the Coefficient of Variation (CV) and standard deviation with the help of Microsoft Excel. Based on the results of the analysis of the Coefficient of Variation (CV) shows the risk of tobacco farming faced by farmers in Kreteranggon Village, namely the risk of cost, production, price and income. at the risk of production obtained a Coefficient of Variation (CV) value of 0,4 ≥ 0.5 and the price risk obtained a CV value of 0,19 ≥ 0.5 and income risk has a CV value of 0,7 ≥ 0.5. The level of income risk has a CV value of more than 0.50. This means that the level of risk accepted by farmers is very high, this is because the process of growth, harvesting, and post-harvestprocessing of tobacco is very vulnerable to rain and climate change, thus causing damage to tobaccoleaves and reducing the quality that reduces the selling price and farm income. Farmers' ways of overcoming risk are as follows: having a side job, farmers who do side jobs can increase their familyincome, overcoming failure in their farms because the income earned is not only from their farmingactivities Following the farmer's partnership was also chosen to overcome the risk of farming, by following the partnership farmers get a guarantee on prices, assistance in borrowing farming infrastructure in the form of (nursery media, fertilizer, capital), as well as market guarantees that have been set on both parties agreed upon in the partnership system. In addition, following agricultural insurance can also overcome the risk of crop failure in tobacco farming activities, agricultural insurance can reduce farm losses caused by loss of yield so that income is more secure,reduce the risk of adverse credit institutions, encourage farmers to adopt more productive and efficient technology for maximum results

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040380
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 22 Mar 2024 07:44
Last Modified: 22 Mar 2024 07:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217451
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Bagas Hendra.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item