Khusni, Ahmad and Dr. Ir. Suhartini,, MP. and Dr. Sujarwo,, SP., MP (2024) Analisis Status Keberlanjutan Sistem Usahatani Jagung Pada Lahan Pasca Tambang Pasir Di Desa Bambang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.Nama. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kegiatan pertambangan pasir menyisakan hamparan lahan bekas tambang. Oleh sebab itu, petani yang ada di Desa Bambang memanfaatkan lahan bekas tambang tersebut untuk di jadikan lahan produktif pertanian, yaitu dengan berusahatani jagung, karena tanaman jagung merupakan komoditas unggulan yang ada di Desa Bambang. Menurut Mulyanto (2008) menegaskan bahwa lahan bekas tambang pasir sangat berpotensi untuk memperluas areal pertanian, setelah terlebih dahulu direklamasi untuk meningkatkan daya dukung dan daya guna bagi produksi biomassa. Namun lahan bekas tambang tersebut identik dengan lahan yang kritis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang keberlanjutan pertanian khususnya pada usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir berdasarkan 5 aspek keberlanjutan (Suyitman et al., 2009), yaitu : aspek ekologi, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, dan kelembagaan. Selain itu diharapkan dapat menjadi salah satu faktor penentu keberlanjutan pengembangan ekstensifikasi lahan pangan pertanian di Desa Bambang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang pada masa mendatang. Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis kelayakan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir di Desa Bambang. (2) Menganalisis status dan indeks keberlanjutan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir di Desa Bambang. (3) Menganalisis atribut yang mempengaruhi keberlanjutan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir di Desa Bambang. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa lokasi ini terdapat lahan untuk usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Sedangkan pada metode pengambilan sampel dilakukan dengan dengan dua cara yaitu, dengan menggunakan sampel stakeholder dipilih secara sengaja secara sengaja (purposive sampling) dan sampel petani yang berusahatani tanaman jagung pada lahan pasca tambang pasir menggunakan seluruh anggota populasi disebut sampel total (total sampling) atau sensus. Dalam penelitian ini, analisis keberlanjutan dilakukan pada lima dimensi yang masing-masing memuat lima atribut dan dianalisis menggunakan metode multidimensional scaling (MDS) dengan software RapFarm (Rapid Appraisal for Farming) yang merupakan modifikasi dari program RapFish (Rapid Appraisal for Fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia (Kavanagh dan Pitcher, 2004). Analisis RapFarm ini menghasilkan nilai yang merupakan nilai indeks keberlanjutan dari suatu sistem yang diteliti. Pada analisis ini juga bertujuan untuk menganalisis seberapa jauh status keberlanjutan dari masing-masing dimensi telah diteliti dan juga seberapa pengaruh atribut yang paling sensistif. Pada penentuan atribut yang paling sensitif berdasarkan urutan prioritasnya pada hasil analisis leverage dengan semakin besar nilai Root Mean Square (RMS), maka semakin besar peranan atribut tersebut terhadap sensitivitas status keberlanjutan (Kavanagh dan Pitcher, 2004). Hasil analisis kelayakan R/C (ratio) usahatani jagung menunjukan bahwa pada pendapatan, petani jagung memperoleh pendapatan sebesar Rp.10.175.852 untuk per musim/Ha, dengan R/C Ratio sebesar 1,5. Artinya bahwa R/C ratio usahatani jagung lebih besar dari 1, jika setiap nilai 1 rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jagung akan memperoleh nilai penerimaan 1,5 per Ha/musim. Hal tersebut menunjukan bahwa pada usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir layak dan efisien untuk diusahakan. Berdasarkan hasil analisis indeks keberlanjutan jagung pada lahan pasca tambang pasir menggunakan metode Rapfarm yang ditinjau dari lima dimensi yaitu menghasilkan nilai indeks keberlanjutan pada dimensi ekonomi sebesar 62,12%, dimensi sosial 60,82% dan dimensi kelembagaan 60,27%, yang dikategorikan cukup berkelanjutan. Sedangkan pada dimensi ekologi 46,88% dan dimensi teknologi 44,23% yang dikategorikan berstatus kurang berkelanjutan. Atribut yang paling mempengaruhi tingkat keberlanjutan dimensi ekologi usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir yaitu pemanfaatan limbah ternak untuk tanaman dengan nilai RMS sebesar 5,34%. Atribut yang paling mempengaruhi tingkat keberlanjutan dimensi ekonomi usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir yaitu status kepemilikan lahan untuk usahatani jagung, dengan nilai RMS sebesar 2,64%. Atribut yang paling mempengaruhi tingkat keberlanjutan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir pada dimensi kelembagaan yaitu manfaat keberadaan kelompok tani dengan nilai RMS 2,55%. Atribut yang paling mempengaruhi tingkat keberlanjutan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir dari dimensi sosial yaitu manfaat budaya gotong royong dalam masyarakat dengan nilai RMS 4,18%. Atribut yang paling mempengaruhi tingkat keberlanjutan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir dari dimensi teknologi adalah ketersediaan teknologi pertanian tepat guna dengan nilai RMS 3,09%. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan: (1) Diharapkan para petani jagung yang berusahatani pada lahan pasca tambang pasir agar supaya terus mamanfaatkan kembali lahan bekas tambang pasir tesebut untuk dapat berusahatani jagung karena hasil yang didapat petani menguntungkan. (2) Pada status keberlanjutan usahatani jagung pada lahan pasca tambang pasir termasuk dalam kategori cukup bekerlanjutan sehingga perlu adanya perbaikan untuk dapat meningkatkan status keberlanjutan menjadi sangat berkerlanjutan atau terbaik yang berfokus pada atribut-atribut yang paling mempengaruhi pada masing-masing dimensi, khususnya pada dimensi ekologi dan teknologi karena statusnya masih kurang berkelanjutan. (3) Dalam upaya pemanfaatan lahan bekas tambang pasir untuk dijadikan lahan pertanian maka perlunya bimbingan dari penyuluh dan dukungan dari pihak dinas-dinas terkait kepada petani khususnya pada petani jagung yang memiliki lahan bekas tambang pasir.
English Abstract
Activities leave expanses of ex-mining land. Therefore, farmers in Bambang Village use the former mining land to make it productive agricultural land, namely by cultivating corn, because corn is a superior commodity in Bambang Village. According to Mulyanto (2008), he emphasized that former sand mining land has great potential for expanding agricultural areas, after first being reclaimed to increase the carrying capacity and usability for biomass production. However, ex-mining land is identical to critical land. Hence, research This done to give description of agricultural sustainability, especially corn farming on post-sand mining land based on 5 aspects of sustainability (Suyitman et al., 2009), namely: ecological, economic, socio-cultural, technological and institutional aspects. Apart from that, it is hoped that this can be a factor decider continuity development of agricultural food land extensification in Village Bambang, Wajak District, Malang Regency at the time coming. This research aims to: (1) Analyze feasibility farming corn on post-sand mining land in the village Bambang. (2) Analyze the status and sustainability index of corn farming on post-sand mining land in the Village Bambang. (3) Analyzing attributes Which influence continuity corn farming on post-sand mining land in Village Bambang. The choice of location in this research was carried out with the consideration that this location contained land for corn farming on post-sand mining land. Study This use survey method with research instruments form questionnaire. Meanwhile on method taking sample done with with two method that is , with use a sample of stakeholders is selected in a way on purpose in a way purposive sampling and sample farming farmers plant corn on the land post mine sand use all over member population called total sample (total sampling) or census. In this research, sustainability analysis was carried out on five dimensions, each containing five attributes and analyzed using the multidimensional scaling (MDS) method with RapFarm software. (Rapid Appraisal for Farming) which is a modification of the RapFish (Rapid Appraisal for Fisheries) program developed by the Fisheries Center, University of British Columbia (Kavanagh and Pitcher, 2004). This RapFarm analysis produces a value which is the sustainability index value of the system being studied. This analysis also aims to analyze how far the sustainability status of each dimension has been researched and also how influential the most sensitive attributes are. In determining the most sensitive attributes based on their priority order on the results of leverage analysis, the greater the Root Mean Square (RMS) value, the greater the role of this attribute in the sensitivity of sustainability status (Kavanagh and Pitcher, 2004). R/C feasibility analysis (ratio) of corn farming show that in terms of income, corn farmers earn an income of Rp. 10,175,852 per season/Ha, with an R/C Ratio of 1.5. This means that the R/C ratio of corn farming is greater than 1, if every 1 rupiah of costs incurred in corn farming will get a revenue value of 1.5 per Ha/season. This shows that corn farming on post-sand mining land is feasible and efficient to cultivate. Based on the results of the analysis of the corn sustainability index on post-sand mining land using the Rapfarm method which is viewed from five dimensions that is produce mark index sustainability in the economic dimension of 62.12%, social dimension 60.82% and institutional dimension 60.27% , which are categorized as Enough sustainable . Meanwhile, 46.88% of the ecological dimension and 44.23% of the technological dimension are categorized less sustainable status. Attribute Which most influence level continuity dimensions ecology farming corn on post-sand mining land that is utilization of livestock waste for crops with an RMS value of 5.34%. Attributes that most influences the level of sustainability of the economic dimensions of farming corn on post-sand mining land, namely land ownership status for corn farming, with an RMS value of 2.64%. The most attribute influence the level of sustainability of farming corn on post-sand mining land in dimensions institutional, namely the benefits of the existence of farmer groups with RMS value 2.55%. The attributes that most influence the level of sustainability of farming corn on post-sand mining land from the social dimension, namely the benefits of a culture of mutual cooperation in society with mark RMS 4.18%. Attribute Which most influence level of sustainability farming corn on post-sand mining land from dimensions technology is availability of appropriate agricultural technology with RMS value 3.09%. Based on the research results, it is recommended: (1) It is hoped that corn farmers who are farming on post-sand mining land will continue to re-use the former sand-mining land to be able to farm corn because the results obtained by farmers are profitable. (2) The sustainability status of corn farming on post-sand mining land is included in the moderately sustainable category so improvements need to be made to increase the sustainability status to very sustainable or the best, focusing on the attributes that most influence each dimension, especially the dimensions ecology and technology because their status is still less than sustainable. (3) In efforts to utilize ex-sand mining land to become agricultural land, guidance from extension workers and support from the relevant agencies is needed for farmers, especially corn farmers who own ex-sand mining land
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0424040009 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 26 Mar 2024 04:15 |
Last Modified: | 26 Mar 2024 04:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217414 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ahmad Khusni.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |