Pengaruh Aluminium Sulfat (Al2(So4)3) Pada Proses Perendaman Samak Berbulu Kulit Kelinci Terhadap Kadar Kualitas Kimiawi (Kadar Air, Kadar Protein, Lemak Dan Aktivitas Air)

Permana, Nur Rohman Rizqi Pudya and Dr. Dedes Amertaningtyas,, S.Pt., MP. (2024) Pengaruh Aluminium Sulfat (Al2(So4)3) Pada Proses Perendaman Samak Berbulu Kulit Kelinci Terhadap Kadar Kualitas Kimiawi (Kadar Air, Kadar Protein, Lemak Dan Aktivitas Air). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemanfaatan kulit kelinci sebagai salah satu hasil samping dari industri peternakan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu pemanfaatan kulit kelinci yaitu dijadikan kulit samak agar kulit tahan terhadap kerusakan fisik dan kimiawi. Kulit samak dapat dijadikan berbagai macam produk seperti pakaian, aksesoris, furnitur dan alat kesenian. Dalam proses penyamakan bahan penyamak sangat berperan penting dan salah satu bahan penyamak yang mudah didapatkan, aman digunakan, dan tidak mencemari lingkungan yaitu aluminium sulfat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah konsesntrasi aluminium sulfat yang tepat pada proses perendaman samak kulit kelinci berbulu ditinjau dari kadar air, protein, lemak dan aktivitas air (Aw) Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret hingga Oktober 2024. Lokasi pembuatan kulit samak kelinci di lakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakutlas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi penelitian yaitu kulit kelinci lokal sebanyak 100 lembar yang diperoleh dari peternakan kelinci milik Pak Wanto yang berlokasi di Batu. Penelitian yang dilakukan pada proses perendaman menggunakan larutan aluminium sulfat (Al₂(SO₄)₃ dengan merek Chemposite yang dibeli melalui market place. Penggunaan garam kasar (NaCl) yang tidak mengandung yodium dengan merek Segi Tiga. Pengharum pakaian menggunakan merk Downy untuk mengharumkan kulit dan ember berukuran 5 liter. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Variabel yang diuji yaitu kadar air, protein, lemak dan aktivitas air (Aw). Perlakuan penelitian dengan penambahan garam kasar sebanyak 300g dan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) berturut-turut yaitu P1: 250gr, P2: 300g, P3: 350g, dan P4: 400g. Hasil pengujian dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan jika ada perbedaan pengaruh dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil menujukkan bahwa penambahan konsentrasi aluminium sulfat yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, kada lemak dan aktivitas air (Aw). Hasil kadar air dengan rata-rata yaitu P1 (12,32%); P2 (13,17%); P3 (13,94%); P4 (13,98%). Hasil kadar lemak dengan rata-rata yaitu P1 (8,97%); P2 (10,13%); P3 (10,26%); P4 (17,03%). Hasil aktivitas air (Aw) dengan rata-rata yaitu P1 (0,57); P2 (0,59); P3 (0,60); P4 (0,61) sedangkan pada hasil uji kadar protein tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05) dengan rata-rata hasil P1 (14,86%); P2 (20,28%); P3 (17,54%); P4 (19,78%). Pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa P1 yaitu dengan penambahan aluminum sulfat (Al2(SO4)3) 250 gram dan garam kasar 300 gram memberikan hasil terbaik untuk uji kadar air (12,32%), kadar lemak (8,97%), dan aktvitias air (0,57). Saran dalam melakukan penyamakan berbulu kulit kelinci agar menggunakan konsentrasi aluminum sulfat dan garam kasar yang tidak terlampau tinggi yaitu aluminium sulfat sebesar 25% dan garam kasar 30%.

English Abstract

The use of rabbit skin as one of the by-products of the livestock industry has a high economic value. One of the utilization of rabbit skins is as tanned leather so that the skin is resistant to physical and chemical damage. Tanned leather can be used as a variety of products such as clothing, accessories, furniture and art tools. In the tanning process, tanning materials play an important role and one of the tanning materials that is easily available, safe to use, and does not pollute the environment is aluminum sulfate. The tanning process uses aluminum sulfate with concentrations of 25%, 30%, 35%, 40% and 30% salt. The use of different concentrations of aluminum sulfate during the soaking process in the process of making hairy rabbit skin tanned gives a very real influence on the value of water activity (Aw) and fat content. The use of aluminum sulfate concentrations of 25% (250 grams) and 30% coarse salt (300 grams) gave the best results in the water activity (Aw) test and in the fat content test, where the P1 treatment in the Aw test gave the best results of 0.568 ± 0.005 and in the fat content test produced the best levels of 8.69 ± 1.78%. The use of aluminum sulfate concentration did not give significantly different results in the moisture content test. The lowest water content test results were shown in the P1 behavior, namely the addition of 25% aluminum sulfate concentration (250 grams) and 30% coarse salt (300 grams).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050152
Uncontrolled Keywords: fur, aluminium sulfate, tanning
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 21 Mar 2024 02:53
Last Modified: 21 Mar 2024 02:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217386
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nur Rohman Rizqi Pudya Permana.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item