Pengaruh Tingkat Kepadatan Kandang Broiler Terhadap Fisiologi Dan Penampilan Produksi Broiler

Nugraha, Aria Diazputera (2024) Pengaruh Tingkat Kepadatan Kandang Broiler Terhadap Fisiologi Dan Penampilan Produksi Broiler. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Broiler merupakan ras ayam pedaging yang paling umum di ternakkan di Indonesia untuk menghasilkan daging dalam jangka waktu yang singkat dengan dipelihara dalam waktu 21-35 hari (Jumiati, dkk., 2017). Keunggulan ini didukung oleh sifat genetik serta manajemen pemeliharaan yang diterapkan dengan baik. Salah satu aspek dalam manajemen pemeliharaan yang harus di perhatikan adalah manajemen perkandangan berupa Tingkat kepadatan kandang. Tingkat kepadatan kandang dapat mempengaruhi performa produksi broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tingkat kepadatan kandang terhadap frekuensi pernapasan, suhu shank, rasio konversi pakan, pertambahan bobot badan dan mortalitas dari pemeliharaan broiler. Penelitian dilaksanakan di kandang percobaan yang berlokasi di Kedung Kandang, Kelurahan Wonokoyo, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan broiler strain cobb berjumlah 180 ekor dengan tingkat kepadatan kandang berbeda dimulai pada P1 (6 ekor/m2), P2 (8 ekor/m2), P3 (10 ekor/m2) dan P4 (12 ekor/m2) dengan masing-masing perlakuan diberikan 5 kali ulangan. Kandang yang digunakan pada penelitian ini ialah kandang tipe cage dengan ukuran tiap kandang 100 cm x 100 cm sebanyak 20 cage. Pakan yang digunakan pada penelitian ini merupakan pakan komersil dari perusahaan pakan ternak PT. Japfa Comfeed dengan kode produksi G-511 pada periode starter dan pakan komersil milik perusahaan pakan ternak PT. Jawara dengan kode produksi BR1 1781 sebagai pakan finisher Penelitian ini menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian mengenai pengaruh perbedaan tingkat kepadatan kandang terhadap fisiologis dan penampilan produksi broiler menunjukan hasil perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) sedangkan pada suhu shank tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05). Pada mortalitas tidak ditemukan kematian pada ternak broiler. Hasil penelitian pada frekuensi pernapasan menghasilkan rataan pada P1 (37,16x/30 detik), P2 (42,14x/30 detik), P3 (47,78x/30 detik) dan P4 (55,87x/30 detik). suhu shank menghasilkan rataan pada P1 (34,58ºC), P2 (35,40ºC), P3 (36,01ºC), P4 (37,28ºC). FCR menghasilkan rataan pada P1 (2,00%), P2 (1,73%), P3 (1,60%), P4 (1,82%). pertambahan bobot badan menghasilkan rataan P1 (975,64g), P2 (1103,60g), P3 (1152,80g), P4 (1023,40g). Kesimpulan pada penelitian ini adalah pada variabel frekuensi pernapasan dan suhu shank memiliki hasil terbaik pada P1 dengan tingkat kepadatan kandang 6 ekor/m2 dan pada variabel rasio konversi pakan dan pertambahan bobot badan memiliki hasil terbaik pada P3 dengan tingkat kepadatan kandang 10 ekor m2.

English Abstract

Cage density can affect broiler production performance. This study aims to determine the effect of cage density on respiratory frequency, shank temperature, feed conversion ratio, body weight gain and mortality from broiler rearing. This research used 180 Cobb strain broilers with different cage density levels starting at P1 (6 birds/m2), P2 (8 birds m2), P3 (10 birds m2) and P4 (12 birds m2) with each treatment given 5 repetitions. This research used a Completely Randomized Design (CRD) research method and was followed by the Duncan test. The results of research regarding the effect of different cage density levels on respiratory frequency, feed conversion ratio and body weight gain from broiler rearing showed very significant differences (P<0,01) while for shank temperature, the effect of different cage density levels did not provide a significant difference. (P<0,05). Mortality was not found in broiler livestock. The results of research on respiratory frequency produced averages at P1 (37,16x/30 second), P2 (42,14 x/30 second), P3 (47,78 x/30 second) and P4 (55,87 x/30 second). shank temperature produces an average of P1 (34,58ºC), P2 (35,40ºC), P3 (36,01ºC), P4 (37,28ºC). The feed conversion ratio produces an average of P1 (2,00%), P2 (1,73%), P3 (1,60%), P4 (1,82%). Increasing body weight produces an average of P1 (975,64g), P2 (1103,60g), P3 (1152,80g), P4 (1023,40g). The conclusion of this research is that the effect of different cage density levels on the feed conversion ratio provides the best results for P3 (10 birds/m2).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524050113
Uncontrolled Keywords: respiratory frequency, body weight gain, feed conversion ratio, shank temperature
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 20 Mar 2024 02:14
Last Modified: 20 Mar 2024 02:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217291
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aria Diazputera Nugraha.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item