Perbandingan Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Staphylococcus aureus dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus secara in vitro.

Saviestya, Kaorie Bunga and Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp.KK(K) and dr. Etty Fitria Ruliatna, Sp.MK(K) (2023) Perbandingan Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Staphylococcus aureus dan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus secara in vitro. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Teh (Camellia sinensis) merupakan tanaman yang berasal dari Cina kemudian menyebar ke India, Jepang, Eropa, dan Rusia pada akhir abad ke-17. Teh telah menjadi minuman yang populer dan sering dikonsumsi secara luas di seluruh dunia dan memiliki berbagai komponen bioaktif yang menunjukkan potensi manfaat dalam bidang kesehatan. Teh mengandung hampir empat ribu jenis metabolit. Polifenol merupakan senyawa penting yang menyusun sepertiga dari berat daun teh kering. Fenol utama yang terkandung dalam Camellia sinensis dikenal sebagai katekin, yang terdiri atas epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-gallate (ECG), dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Komponen antibakteri pada teh hijau meliputi EGC, ECG, dan EGCG yang dapat mempengaruhi aktivitas bakteri melalui berbagai mekanisme terutama pada gangguan integritas dinding sel bakteri. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang menjadi penyebab tersering dari berbagai infeksi di seluruh dunia. Bakteri ini memiliki spektrum klinis yang cukup luas meliputi infeksi kulit yang terlokalisir hingga infeksi sistemik dengan komplikasi yang dapat berakibat fatal. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa 15-74% jenis Staphylococcus aureus merupakan golongan resisten methicillin (MRSA). Prevalensi infeksi MRSA di dunia cukup bervariasi yaitu 2,3-69,1%. Temuan alternatif modalitas lain dibutuhkan untuk mencegah berkembangnya resistensi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas antibakteri ekstrak daun teh hijau terhadap Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimental murni post-test only control group design. Biakan mikroba Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Uji dilusi tabung dilakukan untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum ekstrak daun teh hijau terhadap Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Uji difusi cakram dilakukan dengan menggunakan lima cakram kertas berdiameter 5mm yang telah direndam dengan ekstrak daun teh hijau pada beberapa konsentrasi untuk kedua jenis bakteri uji. Selanjutnya, dilakukan pengamatan diameter zona hambat dan dilakukan uji analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Konsentrasi hambat minimum ekstrak daun teh hijau terhadap Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus sebesar 0,9%. Konsentrasi ekstrak daun teh hijau sebesar 25% dan 50% memiliki diameter zona hambat yang tinggi terhadap Methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Selain itu juga didapatkan perbedaan diameter zona hambat antara Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus pada konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang sama.

English Abstract

Tea (Camellia sinensis) is a plant that originated from China and then spread to India, Japan, Europe, and Russia in the late 17th century. Tea has become a popular drink and is often consumed widely throughout the world. It has various bioactive components that show potential benefits in the health field. Tea contains almost four thousand types of metabolites. Polyphenols are important compounds that make up one third of the dry tea leaf weight. The main phenol contained in Camellia sinensis is known as catechin, which consists of epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-gallate (ECG), and epigallocatechin-3-gallate (EGCG). The antibacterial components in green tea include EGC, ECG, and EGCG which can affect bacterial activity through various mechanisms, especially on the disruption of the integrity of the bacterial cell wall. Staphylococcus aureus is a gram-positive bacterium that is the most common cause of various infections worldwide. This bacterium has a fairly broad clinical spectrum, including localized skin infections to systemic infections with complications that can be fatal. Several studies have reported that 15-74% of Staphylococcus aureus are methicillin-resistant (MRSA). The prevalence of MRSA infection in the world varies widely, namely 2.3-69.1%. The discovery of alternative modalities is needed to prevent the development of drug resistance. This study aims to determine the comparison of the antibacterial effectiveness of green tea leaf extract against Staphylococcus aureus and Methicillin-resistant Staphylococcus aureus in vitro. This study is a quantitative experimental pure post-test only control group design. Microbial cultures of Staphylococcus aureus and Methicillin-resistant Staphylococcus aureus were obtained from the Microbiology Laboratory, Faculty of Medicine, Brawijaya University. The tube dilution test was carried out to determine the minimum inhibitory concentration of green tea leaf extract against Staphylococcus aureus and Methicillin-resistant Staphylococcus aureus. The disk diffusion test was carried out using five 5mm diameter paper disks that had been soaked with green tea leaf extract at several concentrations for both types of test bacteria. Furthermore, observations were made on the diameter of the inhibition zone and statistical analysis was carried out. The results of the study showed that there was an effect of giving green tea leaf extract on the growth of Staphylococcus aureus and Methicillin-resistant Staphylococcus aureus bacteria. The minimum inhibitory concentration of green tea leaf extract against Staphylococcus aureus and Methicillin-resistant Staphylococcus aureus was 0.9%. Green tea leaf extract concentrations of 25% and 50% had high inhibition zone diameters against Methicillin-resistant Staphylococcus aureus. In addition, there were also differences in the diameter of the inhibition zone between Staphylococcus aureus and Methicillin-resistant Staphylococcus aureus at the same concentration of green tea leaf extract.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423060127
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 19 Mar 2024 06:42
Last Modified: 19 Mar 2024 06:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/217067
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
KAORIE BUNGA SAVIESTYA.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item