Kurniawati, Oktavia Triana and Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D and Dr. Ir. Very Dermawan, MT., IPM (2024) Analisis Pengendalian Erosi Menggunakan Model Soil And Water Assessment Tool (SWAT) Di Daerah Tangkapan Air Bendungan Semantok. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Karakteristik penggunaan lahan di DTA Semantok yang meliputi hutan jati, sawah, lahan terbuka, semak belukar dan pemukiman mempunyai kemampuan membawa sedimen pada saat hujan sehingga dapat mempengaruhi usia guna waduk. Salah satu model untuk menganalisis limpasan permukaan dan sedimen adalah Soil and Water Assessment Tool (SWAT). Model SWAT dapat memprediksi pengaruh tataguna lahan terhadap debit, sedimen limbah kimia kegiatan bercocok tanam maupun yang masuk ke sungai atau perairan wilayah sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung besarnya erosi dan sedimentasi akibat perubahan penggunaan lahan di DTA Semantok pada tahun 2015 dan 2021 serta menentukan skenario pengelolaan yang dapat mengurangi nilai erosi dan sedimentasi yang dapat diterapkan di bagian hulu bendungan Semantok dengan menggunakan model SWAT. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klimatologi, peta DEM, peta penggunaan lahan, dan data sungai. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui besarnya erosi pada outlet DAS Semantok meningkat dari 7,00 mm/tahun pada tahun 2015 menjadi 14,18 mm/tahun pada tahun 2021. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.61/Menhut-II/2014, daya dukung DAS Semantok adalah sebesar 3,95 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup buruk (3.5 < DDD < 4.3). Tiga skenario dibandingkan untuk melakukan upaya pengendalian: revegetasi, check dam, dan kombinasi revegetasi dan check dam. Cara paling efisien untuk mengurangi erosi hingga 30,51% adalah dengan menggabungkan revegetasi dan checkdam.
English Abstract
The land use characteristics in the Semantok watershed have a significant impact on the reservoir's usable age. According to the land use patterns, including teak woods, rice fields, moorlands, dry fields, and residential areas, the Semantok watershed has the capacity to carry sediment when it rains. One of the models to analyze surface runoff and sediment is the Soil and Water Assessment Tool (SWAT). SWAT was developed to predict the impact of land management practices on water, sediment and agricultural chemical yields in large complex watersheds with varying soils, land use and management conditions over long periods of time. The purpose of this research is to quantify the amount of erosion and sedimentation that results from land use changes in the Semantok watershed in 2015 and 2021 and to determine management scenarios that can reduce the value of erosion and sedimentation that can implemented upstream of the Semantok dam using SWAT. The data used for the research are climatology data, DEM map, landuse map, and river data. The amount of erosion at the Semantok watershed outlet increased from 7.00 mm/year in 2015 to 14.18 mm/year in 2021. Based on Forestry Ministerial Regulation No. P.61/Menhut-II/2014, the Semantok watershed's carrying capacity is 3.95 falling into the pretty bad category (3.5 < DDD < 4.3). Three scenarios were compared in order to carry out control efforts: revegetation, check dams, and combining revegetation and check dam. The most efficient way to reduce erosion by up to 30.51% is to combine revegetation and check dam.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0424070008 |
Uncontrolled Keywords: | SWAT, DTA Semantok, Erosi, Sedimentasi, Daya Dukung DAS |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 05 Mar 2024 06:29 |
Last Modified: | 05 Mar 2024 06:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/216579 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Oktavia Triana Kurniawati.pdf Restricted to Registered users only Download (22MB) |
Actions (login required)
View Item |