Bhirawa., Muhammad Rehan Putra and Prof. Dr. Ir. Nur Edy Suminarti,, MS. (2023) Pengaruh Dosis Dan Sumber Bahan Organik Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Putih (Allium Sativum L.) Di Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu masak dan obat-obatan oleh masyarakat Indonesia. Rendahnya produktivitas bawang putih antara lain disebabkan oleh degradasi lahan, penerapan teknik budidaya tidak sesuai dengan kemampuan lahan maupun iklim, dan pemilihan bibit yang belum sesuai. Karakteristik lahan sangat penting dalam pengelolaan lahan budidaya untuk mencapai produksi bawang putih yang optimal. Pada umumnya produksi tanaman bawang putih di daerah dataran tinggi lebih tinggi dibandingkan di dataran rendah, akan tetapi dengan berkurangnya lahan budidaya, dilakukan pemanfaatan lahan kering. Di Indonesia lahan kering masih cukup luas dan belum termanfaatkan secara maksimal dibidang pertanian. Tanaman bawang putih memerlukan unsur hara yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan umbi. Lahan kering memiliki kandungan unsur hara yang rendah, sehingga memerlukan bahan organik tambahan agar unsur hara pada tanaman terpenuhi. Sumber bahan organik yang berbeda akan mempengaruhi dari pertumbuhan dan hasil pada tanaman budidaya. Salah satu penggunaan bahan organik seperti pupuk organik. Pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan produksi tanaman. Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting dibandingkan dengan pupuk anorganik yaitu dapat menggemburkan lapisan permukaan tanah (topsoil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik berupa pupuk kandang berasal dari kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh sumber dan dosis bahan organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang putih dan menentukan dosis dan sumber bahan organik yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman di lahan. Hipotesis penelitian ini yaitu penggunaan sumber bahan organik yang berbeda membutuhkan dosis yang berbeda untuk mencapai pertumbuhan dan hasil tanaman bawang putih yang optimal. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Desember hingga Mei 2022 di Kebun Percobaan Agrotechnopark Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, cetok, cutter, gembor 10 liter, kamera, termometer tanah, timbangan analitik, LAM (Leaf Area Meter), oven, soil mosture tester, lux meter pisau, amplop, luxmeter dan alat tulis. Bahan yang digunakan berupa umbi bawang putih varietas lumbuh putih dengan bobot 3 gram, limbah kotoran ayam, limbah kotoran sapi, limbah kotoran kambing. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Perlakuan sumber bahan organic ditempatkan sebagai petak utama (Main Plot), terdiri dari 3 macam yaitu: P1= limbah kotoran ayam, P2= limbah kotoran sapi, P3= limbah kotoran kambing Sedangkan dosis ditempatkan sebagai anak petak (Sub Plot) terdiri dari tiga macam yaitu D0 = Tanpa limbah, D1 = 50 % dosis rekomendasi, D2 = 100% dosis rekomendasi. Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hst, 50 hst, 70 hst, 90 hst dan pada saat panen yang meliputi parameter pertumbuhan dan hasil serta panen. Pengamatan lingkungan mikro dilakukan 2 hari sebelum pengamatan agronomis, yaitu pada umur 28 hst, 48 hst, 68 hst, dan 88 hst meliputi suhu tanah, kelembaban tanah. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi atau pengaruh nyata dari perlakuan. Apabila dari hasil pengujian tersebut terjadi interaksi atau pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Limbah kotoran sapi dengan perlakuan dosis 100% rata-rata menghasilkan luas daun, berat segar total tanaman, bobot umbi per petak panen, jumlah siung per petak panen, bobot umbi kering angin, dan hasil panen per hektar bobot kering angin umbi yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Limbah kotoran ayam dengan perlakuan dosis 150% menghasilkan hasil panen per hektar bobot kering angin umbi paling tinggi daripada dosis lainnya. Limbah kotoran kambing dengan perlakuan dosis 100% dan 150% menghasilkan hasil panen per hektar bobot kering angin umbi lebih tinggi daripada dosis lainnya.
English Abstract
Garlic (Allium sativum L.) is a horticultural plant which used in everyday life as a cooking spice and medicine by the people of Indonesia. The low productivity of garlic, among others, is caused by land degradation, the application of cultivation techniques that are not by the capacity of the land and the climate, and the selection of seeds that are not suitable. Land characteristics are very important in cultivating land management to achieve optimal garlic production. In general, the production of garlic plants in the highlands is higher than in the lowlands, but with the reduction in cultivated land, dry land is used. In Indonesia, dry land is still quite extensive and has not been maximally utilized in agriculture. Garlic plants require optimal nutrients for tuber growth and development. Dryland has a low nutrient content, so it requires additional organic matter so that the nutrients in the plants are fulfilled. Different sources of organic matter will affect the growth and yield of cultivated plants. One of the uses of organic materials such as organic fertilizers. Fertilizer is an important component in increasing crop production. Organic fertilizers have an important function compared to inorganic fertilizers, namely, they can loosen the soil surface layer (topsoil), increase the population of microorganisms, increase absorption and water retention capacity, which overall can increase soil fertility. Organic fertilizer in the form of manure comes from animal manure such as cows, goats, chickens. The purpose of this study was to study the effect of sources and dosages of organic matter on the growth and yield of garlic and to determine the dosage and source of organic matter suitable for plant growth and yield in the land. This study hypothesizes that the use of different organic material sources requires different doses to achieve optimal growth and yield of garlic plants. Research activities carried out from Desember 2021 to Mei 2022 at the Brawijaya University Agrotechnopark Experimental Garden, which is located in Jatikerto Village, Kromengan District, Malang Regency. The tools used in this study were hoe, trowel, cutter, 10 litre watercan, camera, soil thermometer, analytical scale, LAM (Leaf Area Meter), oven, soil moisture tester, lux meter knife, envelope, luxmeter and stationery. The materials are in the form of white lumbuh garlic tubers with a weight of 3 grams, chicken manures, cow manures, goat manures. The research design used was a split plot design. Treatment of sources of organic matter is placed as the main plot (Main Plot), consisting of 3 types, namely: P1 = chicken manures, P2 = Cow manures, P3 = goat manures, while the dosages is placed as a sub plot (Sub Plot) consisting of three kinds, namely D0 = without manure, D1 = 50% recommended dose, D2 = 100% recommended dose, and D3 = 150% recommended dose. Observations were carried out destructively by taking 2 sample plants for each treatment combination carried out at the age of the plants at 30, 50, 70, 90 days old and at harvest time which included growth and yield parameters as well as harvest. Observation of the microenvironment was carried out 2 days before agronomic observations, namely at the age of 28 DAP, 48 DAP, 68 DAP, and 88 DAP including soil temperature, soil moisture. The observational data obtained were analyzed using analysis of variance (F test) at the 5% level to determine whether there was an interaction or real effect of the treatment. If from the test results there is a real interaction or influence, then it is continued by using the Honestly Real Difference (BNJ) test with a level of 5% to determine the difference between treatments. Cow manures treated with a dose of 100% on average produces leaf area, total fresh weight of plants, weight of tubers per harvest plot, number of cloves per plot of harvest, dry weight of tubers, and yields per hectare dry weight of tubers that are higher than other treatment. Chicken manure waste treated with a dose of 150% produced the highest yield per hectare of dry weight of bulbs compared to other doses. Goat manure waste treated with doses of 100% and 150% produced higher yields per hectare of tuber dry weight than other doses.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0523040373 |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
| Depositing User: | Unnamed user with username nova |
| Date Deposited: | 19 Feb 2024 07:05 |
| Last Modified: | 19 Feb 2024 07:05 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/216240 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
MUHAMMAD REHAN PUTRA BHIRAWA.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |