Suryanti, Dianita and Prof.Dr.Ir. Kliwon Hidayat,, MS. (2024) Keuntungan Usahatani Kedelai Menurut Varietas di Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Konsumsi kedelai oleh masyarakat Indonesia dipastikan akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan kebutuhan akan kedelai dapat dikaitkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan baku industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, snack, dan sebagainya. Kenyataannya, produksi kedelai di dalam negeri hanya mampu memenuhi 30-40% kebutuhan, bahkan beberapa tahun terakhir ada kecenderungan produksi kedelai nasional memenuhi kebutuhan nasional kurang dari 30%. sementara sisanya harus diimpor. Upaya peningkatan produksi kedelai antara lain ditempuh melalui pengembangan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan tahan cekaman biotik dan abiotik. Upaya peningkatan produktivitas kedelai melalui pengenalan varietas unggul dilakukan melalui kegiatan pendampingan program PTT kedelai antara lain di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2017. Varietas yang diperkenalkan antara lain Dena-1, Devob-1(FS), Burangrang, Dering-1(FS) dan Gema (FS). Meskipun sudah banyak varietas kedelai yang dilepas pemerintah setelah pelepasan varietas Wilis, dan upaya memperkenalkan varietas unggul kedelai yang lain melalui program PTT dan pendampingan, namun varietas wilis hingga saat ini tetap diminati petani baik di Jawa maupun daerah lain. Hal ini menarik untuk diteliti, apa yang menjadi alasan petani menanam kedelai varietas wilis atau lainnya, bagaimana biaya usahatani, produksi, penerimaan dan keuntungan usahatani kedelai varietas wilis dibandingkan dengan varietas lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan usahatani kedelai di Desa Mlorah, mendeskripsikan alasan petani memilih varietas kedelai yang akan ditanam untuk usahatani kedelai dan menganalisis perbedaan keuntungan usahatani kedelai varietas wilis dan non-wilis di Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Penelitian dilaksanakan di Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk pada bulan Juni 2022 - Januari 2023. Populasi petani kedelai berjumlah 588 orang, dipilih secara simple random sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 59 orang petani kedelai, dengan rincian petani yang menanam kedelai varietas wilis berjumlah 46 orang dan petani kedelai varietas non-wilis berjumlah 13 orang. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) analisis statistik deskriptif, (2) analisis usahatani, dan (3) uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan usahatani kedelai yang dilakukan oleh petani di Desa Mlorah terdiri dari proses pengolahan lahan, persiapan benih, penanaman, pengairan, penyiangan, pemupukan, penyemprotan pestisida, panen hingga pasca panen. Kemudian, petani kedelai di Desa Mlorah dalam memilih varietas yang ditanam memiliki beberapa alasan yaitu yang paling dominan berdasarkan kebiasaan varietas yang ditanam oleh petani kedelai 61,02%. Kemudian, hasil rata-rata keuntungan usahatani petani kedelai varietas wilis sebesar Rp Rp 4.318.868/Ha/MT, lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan usahatani petani kedelai varietas non-wilis sebesar Rp 4.107.651/Ha/MT. Adapun saran yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian yaitu pemerintah perlu memberikan dukungan dalam bentuk pengadaan benih unggul yang mudah diperoleh dan bersubsidi harga benih. Selain itu, pemerintah berupaya menjalin kerja sama dengan petani lokal dalam menciptakan produk agroindustri berbahan baku kedelai lokal. Kemudian bagi petani, dalam penggunaan faktor-faktor produksi harus lebih efektif dan efisien.
English Abstract
Soybean consumption by the people of Indonesia will certainly continue to increase every year. The increasing need for soybeans can be attributed to population growth and the need for raw materials for processed food industries such as tofu, tempeh, soy sauce, soy milk, snacks, and so on. In fact, domestic soybean production is only able to meet 30-40% of the needs, even in recent years there is a tendency for national soybean production to meet national needs of less than 30%, while the rest must be imported. Efforts to increase soybean production include the development of high-yielding varieties that are resistant to biotic and abiotic stresses. Efforts to increase soybean productivity through the introduction of superior varieties were carried out through the mentoring activities of the soybean PTT program, among others, in Nganjuk District in 2017. The varieties introduced include Dena-1, Devob-1 (FS), Burangrang, Dering-1 (FS) and Gema (FS). Although there have been many soybean varieties released by the government after the release of the Wilis variety, and efforts to introduce other superior soybean varieties through PTT and mentoring programs, the Wilis variety is still in demand by farmers both in Java and other regions. It is interesting to study, what are the reasons for farmers to plant wilis or other soybean varieties, how the farming costs, production, revenue and profit of wilis soybean varieties compared to other varieties. The objectives of this study are to describe soybean farming activities in Mlorah Village, describe the reasons why farmers choose soybean varieties to be planted for soybean farming and analyze the differences in profitability of wilis and non-wilis soybean varieties in Mlorah Village, Rejoso Subdistrict, Nganjuk Regency. The research used a quantitative approach with a survey method. The research was conducted in Mlorah Village, Rejoso District, Nganjuk Regency in June 2022 - January 2023. The population of soybean farmers amounted to 588 people, selected by simple random sampling and obtained a sample size of 59 soybean farmers, with details of farmers who planted soybeans of wilis varieties totaling 46 people and soybean farmers of non-wilis varieties totaling 13 people. Data collection techniques are using observation, interviews, questionnaires, and documentation. Data analysis techniques used in this study are (1) descriptive statistical analysis, (2) farming analysis, and (3) mean difference test. The results showed that soybean farming activities carried out by farmers in Mlorah Village consisted of land processing, seed preparation, planting, irrigation, weeding, fertilizing, spraying pesticides, harvesting to post-harvest. Then, soybean farmers in Mlorah Village in choosing the varieties planted have several reasons, namely the most dominant based on the habit of varieties planted by soybean farmers 61.02%. Then, the average farm profit of soybean farmers of wilis varieties is Rp 4,318,868/Ha/MT, higher than the farm profit of soybean farmers of non-wilis varieties of Rp 4,107,651/Ha/MT. The suggestions obtained based on the results of the study are that the government needs to provide support in the form of procurement of superior seeds that are easily obtained and subsidized seed prices. In addition, the government cooperates with local farmers in creating agro-industrial products made from local soybean raw materials. Then for farmers, the use of production factors must be more effective and efficient.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0524040071 |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
| Depositing User: | Unnamed user with username nova |
| Date Deposited: | 16 Feb 2024 07:20 |
| Last Modified: | 16 Feb 2024 07:20 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/216093 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Dianita Suryanti.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |