Hubungan Copeptin dengan Estimated Glomerular Filtration Rate dan Urine Albumin Creatinine Ratio pada Pasien Nefropati Diabetik

Chandra, Marvin and Dr. dr. Hani Susianti, Sp.PK (K) and dr. Dian Sukma Hanggara, Sp.PK, M.Biomed (2023) Hubungan Copeptin dengan Estimated Glomerular Filtration Rate dan Urine Albumin Creatinine Ratio pada Pasien Nefropati Diabetik. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Nefropati diabetik (DN) merupakan salah satu penyebab paling umum dari penyakit ginjal stadium akhir. Penegakkan diagnosis nefropati diabetik memerlukan pemeriksaan rasio albumin kreatinin urine (UACR) sebanyak 2 kali dengan jarak pemeriksaan 3 sampai dengan 6 bulan, dan/atau disertai dengan penurunan laju filtrasi ginjal (GFR). Rentang waktu antara pemeriksaan UACR yang pertama dengan yang selanjutnya dapat memperlama penegakkan diagnosis dari DN sehingga dapat menghambat dimulainya penatalaksanaan yang tepat. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mencari sebuah biomarker yang dapat mendiagnosis DN dengan lebih cepat dan tepat. Beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan konsentrasi dari copeptin berkaitan dengan gangguan GFR pada penyakit ginjal diabetes, akan tetapi penggunaan copeptin sebagai sebuah biomarker penyakit masih tidak umum digunakan terutama di Indonesia. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan copeptin dengan menentukan dengan biomarker nefropati diabetik seperti UACR dan eGFR, dan mengetahui apakah copeptin dapat digunakan sebagai biomarker pada kasus nefropati diabetik. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan dari Januari – Agustus 2021 di RS Dr. Saiful Anwar, Malang. Subjek merupakan penderita diabetes melitus (DM) berusia 18 – 65 tahun. UACR, eGFR, dan copeptin dihitung ketika pasien datang berobat ke RSSA, dan akan diperiksa dengan alat autoanalyzer kimia darah Cobas® dan Elisa kit Copeptin. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 23. Penelitian ini melibatkan 72 pasien DM dengan rentang umur 34-65 tahun. Hasil uji korelasi nonparametric Spearman mendapatkan bahwa konsentrasi eGFR dan copeptin didapatkan tidak signifikan (koefisien korelasi: 0,167, p = 0,161), sedangkan UACR dengan copeptin memiliki hubungan yang signifikan dengan kekuatan korelasi positif lemah (koefisien korelasi: 0,329, p = 0,05). Hasil analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kadar copeptin pada kelompok pasien DM dengan UACR <30 mg/g dengan kelompok pasien DM dengan UACR ≥30 mg/g (p= 0,01). Nilai AUROC untuk copeptin adalah 0,747 (CI: 95%, 0,624 – 0,870, p= 0,01). Dengan menggunakan Youden’s index didapatkanlah cut-off optimal untuk Copetin adalah 1,862 ng/mL dengan sensitivitas 81,6% dan spesifisitas 60,9% yang dapat membedakan pasien DM dengan UACR <30 mg/g atau dengan UACR ≥30 mg/g. Penelitian ini dapat menyimpulkan terdapat perbedaan signifikan kadar copeptin pada kondisi nefropati diabetik dan non-nefropati diabetik. Nilai cut-off 1,862 ng/mL (sensitivitas 81,6% dan spesifisitas 60,9%) dapat menunjukan bahwa pasien DM tersebut telah mengalami nefropati dengan UACR 30 mg/g. Hal ini menunjukkan copeptin kemungkinan dapat menjadi biomarker diagnosis nefropati diabetik, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut dengan populasi subjek yang lebih banyak untuk menganalisa performa copeptin untuk mendiagnosis nefropati diabetik.

English Abstract

Diabetic nephropathy (DN) is one of the most common causes of end-stage renal disease. The diagnosis of diabetic nephropathy requires 2 urine albumin creatinine ratio (UACR) examinations 3 to 6 months apart, and/or accompanied by a decrease in renal filtration rate (GFR). The time span between the first UACR examination and the next one may delay the diagnosis of DN and hinder the initiation of appropriate management. This has prompted researchers to look for a biomarker that can diagnose DN more quickly and precisely. Several studies have shown that elevated copeptin concentrations are associated with impaired GFR in diabetic kidney disease, but the use of copeptin as a disease biomarker is still not commonly used, especially in Indonesia. The general objective of this study was to assess the association of copeptin with diabetic nephropathy biomarkers such as UACR and eGFR, and determine whether copeptin can be used as a biomarker in diabetic nephropathy cases. This research design is an observational analytic study with a cross-sectional design conducted from January - August 2021 at Dr. Saiful Anwar Hospital, Malang. Subjects were patients with diabetes mellitus (DM) aged 18 - 65 years. UACR, eGFR, and copeptin were calculated when patients came to RSSA for treatment, and will be examined with Cobas® blood chemistry autoanalyzer and Copeptin Elisa kit. Data analysis was performed using SPSS 23. This study involved 72 DM patients with an age range of 34-65 years. The results of Spearman's nonparametric correlation test found that eGFR and copeptin concentrations were found to be insignificant (correlation coefficient: 0,167, p = 0,161), while UACR with copeptin had a significant relationship with a weak positive correlation strength (correlation coefficient: 0,329, p = 0,05). The results of Mann-Whitney analysis showed that there was a significant difference in copeptin levels in the group of DM patients with UACR <30 mg/g with the group of DM patients with UACR ≥30 mg/g (p = 0,01). The AUROC value for copeptin was 0,747 (CI: 95%, 0,624 – 0,870, p = 0,01). By using Youden's index, the optimal cut-off for Copetin was 1,862 ng/mL with a sensitivity of 81,6% and specificity of 60,9% which can distinguish DM patients with UACR <30 mg/g or with UACR ≥30 mg/g. This study can conclude that there is a significant difference in copeptin levels in diabetic nephropathy and non-diabetic nephropathy conditions. The cut-off value of 1,862 ng/mL (sensitivity 81,6% and specificity 60,9%) can indicate that the DM patient has experienced nephropathy with UACR ≥30 mg/g. This shows that copeptin may be a biomarker for the diagnosis of diabetic nephropathy, so it is hoped that this study can be a reference and consideration for further research with a larger subject population to analyze the performance of copeptin to diagnose diabetic nephropathy.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	042306
Divisions:	Profesi Kedokteran > Spesialis Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran
Depositing User:	Endang Susworini
Date Deposited:	15 Feb 2024 04:10
Last Modified:	15 Feb 2024 04:10
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/216081

Text (DALAM MASA EMBARGO) Marvin Chandra, M.D..pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)

Actions (login required)

View Item