Fitriyani., Nabila and Fery Abdul Choliq,, S.P., M.P., M.Sc. and Tita Widjayanti, S.P., M.Si., S.P., M.Si. (2023) Uji Efikasi dan Kompatibilitas Pseudomonas fluorescens dengan Fungisida Berbahan Aktif Piraklostrobin dan Fluksapiroksad Terhadap Penyakit Bercak Ungu (Alternaria porri) pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penyakit bercak ungu merupakan salah satu penyakit yang cukup merugikan pada tanaman bawang merah yang disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Serangan penyakit ini mampu mengakibatkan penurunan hasil mencapai 3%-57%. Upaya yang digunakan dalam mengendalikan penyakit ini dengan menggunakan fungisida sintetik. Akan tetapi, penggunaan fungisida sintetik secara terus-menerus dapat menyebabkan dampak negatif yaitu meninggalkan residu yang dapat membahayakan kesehatan konsumen dan terjadinya resistensi patogen. Salah satu upaya dalam mengurangi penggunaan fungisida sintetik adalah dengan penambahan agens hayati seperti Pseudomonas fluorescens. Sehingga berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas aplikasi fungisida berbahan aktif Piraklostrobin 50% + Fluksapiroksad 50% dan P. fluorescens secara tunggal maupun kombinasi terhadap penyakit bercak ungu dan pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2023 yang bertempat di rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan laboratorium Toksikologi Pestisida Departmen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian ini terdiri dari penelitian in vivo dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali ulangan yaitu P0: kontrol, P1: P. fluorescens 10 ml/L, P2: P. fluorescens 20 ml/L, P3: fungisida Piraklostrobin + Fluksapiroksad 0,6 ml/L, P4: Piraklostrobin+Fluksapiroksad 0,6 ml/L + P. fluorescens 10 ml/L, P5: Piraklostrobin+Flukapiroksad 0,6 ml/l + P. fluorescens 20 ml/L. Sedangkan penelitian in vitro dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu P0: kontrol, P1: Piraklostrobin + Fluksapiroksad dengan konsentrasi 0,3 ml/L, P2: konsentrasi 0,4 ml/L, P3: konsetrasi 0,5 ml/L, P4: konsentrasi 0,6 ml/L. Parameter yang diamati dalam penelitian secara in vitro dan in vivo meliputi uji kompatibilitas bakteri dengan fungisida, uji daya hambat fungisida terhadap jamur, intensitas penyakit, tingkat efikasi dan pertumbuhan tanaman bawang merah. Data hasill pegamatan dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf 5% dan jika berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5%. Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fungisida berbahan aktif Piraklostrobin + Fluksapiroksad tunggal maupun kombinasi dengan bakteri P. fluorescens efektif dalam mengendalikan jamur A. porri dengan tingkat efikasi ≥ 50% dan berpengaruh nyata pada tinggi, jumlah daun, serta hasil panen. Perlakuan aplikasi bakteri P. fluorescens secara tunggal dengan konsentasi 10 mL/L dan 20 mL/L kurang efektif dalam menurunkan intensitas penyakit bercak ungu dengan tingkat efikasi ≤ 50% dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, serta hasil panen bawang merah. Perlakuan kombinasi fungisida dan bakteri P. fluorecens tergolong kompetibel dan efektif dalam mengendalikan jamur A. porri dengan tidak munculnya zona bening serta berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panen.
English Abstract
Purple spot disease is one of the most harmful diseases in shallot plants caused by the fungus Alternaria porri. The attack of this disease can cause a decrease in yield reaching 3%-57%. Efforts used in controlling this disease by using synthetic fungicides. However, the continuous use of synthetic fungicides can cause negative impacts, namely leaving residues that can endanger consumer health and the occurrence of pathogen resistance. One of the efforts in reducing the use of synthetic fungicides is the addition of biological agents such as Pseudomonas fluorescens. So based on this, this study was conducted to determine the effectiveness of fungicide applications made from active Piraclostrobin 50% + Fluxapiroxad 50% and P. fluorescens singly or in combination against purple spot disease and shallot plant growth. The research was conducted on September to November 2023 in the greenhouse of the Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya and the Pesticide Toxicology Laboratory of the Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya. This study consisted of in vivo research with 6 treatments repeated 4 times, namely P0: control, P1: P. fluorescens 10 ml/L, P2: P. fluorescens 20 ml/L, P3: Pyraclostrobin fungicide + Fluxapiroxad 0.6 ml/L, P4: Pyraclostrobin + Fluxapiroxad 0.6 ml/L + P. fluorescens 10 ml/L, P5: Pyraclostrobin+Flukapiroxad 0.6 ml/L + P. fluorescens 20 ml/L. While in vitro research with 5 treatments and 5 replicates, namely P0: control, P1: Pyraclostrobin + Fluxapiroxad with a concentration of 0.3 ml/L, P2: concentration of 0.4 ml/L, P3: concentration of 0.5 ml/L, P4: concentration of 0.6 ml/L. Parameters observed in in vitro and in vivo studies include bacterial compatibility tests with fungicides, fungicide inhibition tests against fungi, disease intensity, efficacy levels and shallot plant growth. Observation data were analyzed using ANOVA at the 5% level and if there was a significant effect, then continued with the DMRT test at the 5% level. The data obtained were processed using Microsoft Excel and SPSS version 25. The results showed that the treatment of fungicides made from active Piraclostrobin + Fluxapiroxad alone or in combination with P. fluorescens bacteria was effective in controlling the fungus A. porri with an efficacy level ≥ 50% and had a significant effect on height, number of leaves, and yield. The treatment of single application of P. fluorescens bacteria with a concentration of 10 mL/L and 20 mL/L was less effective in reducing the intensity of purple spot disease with an efficacy level ≤ 50% and had no significant effect on plant height, number of leaves, and yield of shallots. The combination treatment of fungicides and P. fluorecens bacteria is classified as competent and effective in controlling the fungus A. porri with no clear zone appearance and has an effect on plant growth and yield.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523040350 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 12 Feb 2024 03:08 |
Last Modified: | 12 Feb 2024 03:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215918 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nabila Fitriyani.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |