Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur

Murhidayah, Maharani Lulu and Dr. Silvana Maulidah,, S.P., M.P. and Dr. Fitria Dina Riana, S.P., M.P., S.P., M.P. (2023) Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang devisa utama negara, dimana lebih dari 50% dari kebutuhan minyak sawit dunia dipenuhi oleh Indonesia. Namun, perkembangan kelapa sawit dianggap menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan merupakan wujud dari konsep pertanian berkelanjutan dengan mengintegrasikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dewasa ini, strategi terkait keberlanjutan kelapa sawit semakin diperkuat melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No.44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia untuk memastikan pelaku usaha perkebunan kelapa sawit baik perkebunan besar maupun perkebunan rakyat menerapkan praktik keberlanjutan dalam pengelolaannya. Sebagai salah satu kabupaten/kota dengan lahan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia, Kabupaten Kotawaringin Timur juga memiliki perkebunan kelapa sawit rakyat terluas di Provinsi Kalimantan Tengah yakni seluas 53.659 ha. Perkebunan kelapa sawit rakyat merupakan bagian dari rantai pasok komoditas kelapa sawit yang memerlukan aspek pembangunan berkelanjutan. Pembukaan lahan perkebunan rakyat terus meningkat setiap tahunnya sebagai respon atas peningkatan permintaan pasar sawit. Namun, pembukaan lahan perkebunan rakyat tidak selalu diikuti dengan legalitas yang mendukung. Keterbatasan manajerial dan modal, serta kemampuan kelembagaan pada perkebunan kelapa sawit rakyat juga menjadi keterbatasan petani dalam pemenuhan aspek keberlanjutan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat Kecamatan Parenggean ditinjau dari dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi; (2) Menganalisis faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat; dan (3) Merumuskan strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Parenggean sebagai sentra perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur. Data yang diperlukan berupa data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data primer diperoleh dengan wawancara kepada responden dengan alat bantu kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Penentuan responden dalam penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling. Responden terdiri dari responden petani sebanyak 60 orang dan responden pakar sebanyak 10 orang. Data dianalisis menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) dengan pendekatan RAP-PalmOil yang dimodifikasi dari RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries). Penelitian ini menggunakan 34 atribut keberlanjutan berdasarkan RSPO, ISPO, dan penelitian terdahulu yang relevan pada penelitian ini.Hasil analisis RAP-PalmOil menghasilkan nilai indeks keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat secara multidimensi adalah 51,66 (cukup berkelanjutan). Adapun nilai indeks keberlanjutan masing-masing dimensi cukup beragam, dimensi lingkungan 48,55 (kurang berkelanjutan), dimensi ekonomi 50,94 (cukup berkelanjutan), dimensi sosial 65,53 (cukup berkelanjutan), dimensi kelembagaan 57,98 (cukup berkelanjutan), dan dimensi teknologi 55,32 (cukup berkelanjutan). Analisis leverage pada RAP-PalmOil bertujuan untuk mengetahui faktor pengungkit yang berpengaruh pada masing-masing dimensi. Atribut ini akan digabungkan dengan atribut berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari responden pakar. Gabungan dari atribut tersebut dijadikan sebagai atribut kunci dalam perumusan strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat berkelanjutan menggunakan analisis prospektif. Atribut kunci tersebut, antara lain (1) dukungan pemerintah daerah, (2) aksesibilitas kelompok tani ke perbankan, (3) peran koperasi dalam usahatani, (4) penetapan harga, (5) pengetahuan tentang ISPO, (6) kerjasama lintas sektor, (7) legalitas, (8) keseimbangan distribusi keuntungan, dan (9) keikutsertaan petani dalam kelompok tani. Strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit rakyat berkelanjutan di Kecamatan Parenggean Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilakukan dengan menerapkan skenario "Moderat-Optimistik". Penerapan skenario tersebut memerlukan implementasi dukungan diantaranya (1) Kolaborasi pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mengembangkan strategi dalam rangka mensinergikan dan mengintegrasikan inisiatif yang sedang berjalan di lapangan dengan program pembangunan daerah (Propeda) dan rencana strategis daerah (Renstrada), (2) Peningkatan penggunaan input produksi berkualitas dan tata kelola budidaya kelapa sawit berkelanjutan yang mengacu pada Good Agricultural Practices (GAP) dalam rangka untuk menjamin kuantitas dan kualitas TBS tanpa menurunkan kualitas lingkungan sekitar, (3) Penguatan peran kelembagaan secara optimal seperti kelompok tani dan koperasi melalui pendampingan dan penyuluhan dengan petani terkait konsep dan praktik perkebunan kelapa sawit secara intensif, (4) Pendampingan dan penyuluhan pada petani secara intensitf terkait strategi jangka benah (SJB) yang mengacu dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2021 dan PP Nomor 24 Tahun 2021 sebagai alternatif solusi persoalan keberadaan perkebunan kelapa sawit rakyat di kawasan hutan, (5) Peningkatan insentif berkebun kelapa sawit dalam rangka meningkatkan skala usaha melalui kemudahan dalam memperoleh kredit modal baik dana yang bersumber dari perbankan maupun lembaga lainnya, dan (6) Mendorong peningkatan aksesibilitas kelompok tani ke perbankan untuk memberikan kredit modal dan pengembangan usaha dengan persyaratan kredit lunak dalam rangka pengembangan skala usaha perkebunan kelapa sawit Kecamatan Parenggean.

English Abstract

Palm oil is one of the country's main foreign exchange contributors, where Indonesia fulfills more than 50% of the world's palm oil needs. However, the development of palm oil is considered to have a negative impact on the environment. Sustainable palm oil plantations are a manifestation of the concept of sustainable agriculture by integrating environmental, economic and social aspects. Currently, the policies related to sustainable of palm oil are increasingly being strengthened through Presidential Regulation Number 44 of 2020 on Certification System of the Indonesian Sustainable Palm Oil Plantation to ensure that the actors, both large plantation and community plantation, implement sustainability aspects. As one of the districts/cities with the largest area of palm oil plantations in Indonesia, East Kotawaringin Regency also has the largest area of community palm oil plantations in Central Kalimantan Province, covering an area of 53,659 ha. The community palm oil plantations are part of the palm oil commodity supply chain which requires sustainable development aspects. The expansion of community plantations increasingly every year in response to increasing the demand of palm oil. However, the expansion of community plantation is not always followed by supporting legality. Managerial and capital limitations, also institutional capabilities in community oil palm plantations are also limitations for farmers in fulfilling sustainability aspects. The aims of study are (1) Analyzing the sustainability of community palm oil plantations in Parenggean District, East Kotawaringin Timur Regency in terms of environmental, economic, social, institutional and technological dimensions; (2) Analyzing the key factors that influence the sustainability of community palm oil plantations; and (3) Formulate the strategy of sustainable management of community palm oil plantations. The study was conducted in Parenggean District as a central area of of palm plantations in East Kotawaringin Regency. The data required is primary data as main data and secondary data as supporting data. Primary data were obtained by interviewing respondents using questionnaire, while secondary data were obtained from literature review. The respondents of this study were chosen purposively consisted of consisted of 60 farmer respondents and 10 expert respondents. The data were analyzed using Multidimensional Scaling (MDS) with the RAP-PalmOil approach modified from RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries). This study uses 34 sustainability attributes based on RSPO, ISPO, and previous research which is relevant to this study. The results of the RAP-PalmOil analysis produced a multidimensional sustainability index value for community palm oil plantations of 51.66 (quite sustainable). The sustainability index for each dimension is various value, the environmental dimension is 48.55 (less sustainable), the economic dimension is 50.94 (quite sustainable), the social dimension is 65.53 (quite sustainable), the institutional dimension is 57.98 (quite sustainable), and technology dimension 55.32 (quite sustainable). The leverage analysis on RAP-PalmOil aims to determine the sensitive attributes that influence each dimension. These attributes will be combined with attributes based on the results of needs analysis from expert respondents. The combination of these attributes is used as key attributes in formulating a strategy for managing sustainable community oil palm plantations using prospective analysis. These key attributes include (1) local government support, (2) accessibility of farmer groups to banking, (3) role of cooperatives in farming, (4) price determination, (5) knowledge of ISPO, (6) cross-sector collaboration, (7) legality, (8) balanced distribution of profits, and (9) farmer participation in farmer groups. The strategy for sustainable management of smallholder oil palm plantations in Parenggean District, East Kotawaringin Regency can be carried out by implementing the "Moderate-Optimistic" scenario. Implementation of this scenario requires the implementation of support including (1) Collaboration between regional governments and related agencies to develop strategies to synergize and integrate initiatives currently underway in the field with regional development programs (Propeda) and regional strategic plans (Renstrada), (2) Increased use quality production inputs and sustainable palm oil cultivation management that refers to Good Agricultural Practices (GAP) in order to guarantee the quantity and quality of FFB without reducing the quality of the surrounding environment, (3) Optimally strengthening the role of institutions such as farmer groups and cooperatives through mentoring and counseling with farmers regarding the concept and practice of intensive oil palm plantations, (4) Intensive assistance and counseling to farmers regarding the long-term improvement strategy (SJB) which refers to Government Regulation (PP) Number 23 of 2021 and PP Number 24 of 2021 as an alternative solution the issue of the existence of smallholder oil palm plantations in forest areas, (5) Increasing incentives for oil palm plantations in order to increase business scale through ease in obtaining capital credit, both funds sourced from banks and other institutions, and (6) Encouraging increased accessibility of farmer groups to banking to provide capital credit and business development with soft credit terms in the context of developing the scale of oil palm plantation businesses in Parenggean District.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040343
Uncontrolled Keywords: strategi pengelolaan, berkelanjutan, perkebunan kelapa sawit rakyat
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 07 Feb 2024 06:40
Last Modified: 07 Feb 2024 06:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215855
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Maharani Lulu Murhidayah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (17MB)

Actions (login required)

View Item View Item