Studying Ethnobotany, Soil Habitat, and Growth of Loka Pere (Musa x paradisiaca var. ‘Loka Pere’), a Local Banana Cultivar in Pamboang District, Majene Regency, West Sulawesi

Fettig, Jacob Scott and Prof. Cahyo Prayogo, S.P., M.P., Ph.D. and Syahrul Kurniawan,, S.P., M.P., Ph.D. (2023) Studying Ethnobotany, Soil Habitat, and Growth of Loka Pere (Musa x paradisiaca var. ‘Loka Pere’), a Local Banana Cultivar in Pamboang District, Majene Regency, West Sulawesi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Banyak agroekosistem tradisional terpenuhi campuran varietas teradaptasi yang dipilih serta dilestarikan oleh petani-petani dengan tujuan menjamin keamanan panen. Keanekaragaman tanaman dapat dianggap sebagai salah satu kunci pertanian berkelanjutan di masa depan. Varietas petani adalah salah satu sumber keanekaragaman tersebut yang dapat dipakai untuk menciptakan system pertanian yang kaya nutrisi, tangguh, ramah lingkungan, climate smart, efisien, lebat, dan berkelanjutan. Satu varietas petani yang menarik adalah Musa x paradisiaca Linn. cv ‘Loka Pere’, atau sering disebut Loka Pere, yang dapat ditemukan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan dasar pengatahuan tentang Loka Pere melalui penelitian partisipatif. Etnobotani Loka Pere diteliti dengan tujuan mengetahui nilai budayanya, potensinya, tempat pembudidayaannya serta kendala terhadap produktivitasnya. Model regresi diciptakan untuk mencerminkan laju pertumbuhannya berdasarkan unsur hara tanah dalam tiga lingkungan berbeda. Pemodelan ecological niche dilaksanakan dengan tujuan meneliti hubungan antara varietas unik ini dengan lingkungannya. Lokasi penelitian adalah tiga desa dalam Kabupaten Majene – Desa Adolang, Desa Adolang Dhua dan Desa Betteng. Beberapa metode sosial dipakai untuk meneliti etnobotani Loka Pere antara lain pengamatan partisipatif, wawancara kelompok, dan survei terstruktur. Data-data dari pengamatan dan wawancara dicantumkan dalam bentuk kualitatif. Sampel-sampel tanah diambil dari 21 lokasi lalu dianalisis mengukur % Pasir, % Debu, % Liat, pH, total N, C organik, C:N, P tersedia, K dapat ditukar, Na dapat ditukar, Ca dapat ditukar, Mg dapat ditukar, dan KTK. Tanaman-tanaman di lokasi yang sama juga diukur kisaran pada tingkat tanah, kisaran di ketinggian 1 m, ketinggian, dan jumlah sisir per pohon pada tiga fasa pertumbuhan. Metode multiple linear regression diimplimentasi menciptakan model pertumbuhan Loka Pere berdasarkan unsur hara yang ada di tanah. Data-data dari survei tanah dipakai mewakili lokasi di mana Loka Pere tidak tumbuh, lalu ecological niche dasar diteliti dengan memakai independent sample t-tests, principal component analysis dan generalized additive models (GAM). Loka Pere adalah sebuah ikon lokal yang sekarang berkaitan dengan identitas masyarakat lokal. Masyarakat di sana paling suka makan Loka Pere dipanding varietas pisang lain. Masyarakat lokal memegang kearifan mengenai sejarahnya, pemakaiannya, ciri khasnya, dan pembudidayaannya. Loka Pere adalah varietas lokal yang memang muncul di daerah Kabupaten Majene dan mungkin saja beraptasi dalam lingkungannya. Belum pernah ada pembudidayaan Loka Pere di luar daerah asalnya. Loka Pere memiliki ciri khas fenotipe dan pemakaian unik seperti obat tradisional. Tanaman Loka Pere sering dibudidayakan bersama-sama tanaman lain atau dalam sistem agroforestry. Kebiasaan terpenting dalam pembudidayaannya adalah membersihkan rumput disekitarnya Banyak agroekosistem tradisional terpenuhi campuran varietas teradaptasi yang dipilih serta dilestarikan oleh petani-petani dengan tujuan menjamin keamanan panen. Keanekaragaman tanaman dapat dianggap sebagai salah satu kunci pertanian berkelanjutan di masa depan. Varietas petani adalah salah satu sumber keanekaragaman tersebut yang dapat dipakai untuk menciptakan system pertanian yang kaya nutrisi, tangguh, ramah lingkungan, climate smart, efisien, lebat, dan berkelanjutan. Satu varietas petani yang menarik adalah Musa x paradisiaca Linn. cv ‘Loka Pere’, atau sering disebut Loka Pere, yang dapat ditemukan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan dasar pengatahuan tentang Loka Pere melalui penelitian partisipatif. Etnobotani Loka Pere diteliti dengan tujuan mengetahui nilai budayanya, potensinya, tempat pembudidayaannya serta kendala terhadap produktivitasnya. Model regresi diciptakan untuk mencerminkan laju pertumbuhannya berdasarkan unsur hara tanah dalam tiga lingkungan berbeda. Pemodelan ecological niche dilaksanakan dengan tujuan meneliti hubungan antara varietas unik ini dengan lingkungannya. Lokasi penelitian adalah tiga desa dalam Kabupaten Majene – Desa Adolang, Desa Adolang Dhua dan Desa Betteng. Beberapa metode sosial dipakai untuk meneliti etnobotani Loka Pere antara lain pengamatan partisipatif, wawancara kelompok, dan survei terstruktur. Data-data dari pengamatan dan wawancara dicantumkan dalam bentuk kualitatif. Sampel-sampel tanah diambil dari 21 lokasi lalu dianalisis mengukur % Pasir, % Debu, % Liat, pH, total N, C organik, C:N, P tersedia, K dapat ditukar, Na dapat ditukar, Ca dapat ditukar, Mg dapat ditukar, dan KTK. Tanaman-tanaman di lokasi yang sama juga diukur kisaran pada tingkat tanah, kisaran di ketinggian 1 m, ketinggian, dan jumlah sisir per pohon pada tiga fasa pertumbuhan. Metode multiple linear regression diimplimentasi menciptakan model pertumbuhan Loka Pere berdasarkan unsur hara yang ada di tanah. Data-data dari survei tanah dipakai mewakili lokasi di mana Loka Pere tidak tumbuh, lalu ecological niche dasar diteliti dengan memakai independent sample t-tests, principal component analysis dan generalized additive models (GAM). Loka Pere adalah sebuah ikon lokal yang sekarang berkaitan dengan identitas masyarakat lokal. Masyarakat di sana paling suka makan Loka Pere dipanding varietas pisang lain. Masyarakat lokal memegang kearifan mengenai sejarahnya, pemakaiannya, ciri khasnya, dan pembudidayaannya. Loka Pere adalah varietas lokal yang memang muncul di daerah Kabupaten Majene dan mungkin saja beraptasi dalam lingkungannya. Belum pernah ada pembudidayaan Loka Pere di luar daerah asalnya. Loka Pere memiliki ciri khas fenotipe dan pemakaian unik seperti obat tradisional. Tanaman Loka Pere sering dibudidayakan bersama-sama tanaman lain atau dalam sistem agroforestry. Kebiasaan terpenting dalam pembudidayaannya adalah membersihkan rumput disekitarnya

English Abstract

Many traditional agroecosystems are characterized by mixture of locally adapted crop varieties that farmers select and save for improved harvest security and agroecosystem resilience. Such healthy crop biodiversity is considered an integral part of sustainable agricultural futures. Farmers’ varieties represent a reservoir of intraspecific crop diversity, and have the potential to contribute to nutrient rich, stress tolerant, resilient, climate smart, nutrient efficient, profitable, and sustainable food systems if they are efficiently reintegrated into agrifood systems. One farmers’ variety of interest is Musa x paradisiaca Linn. cv ‘Loka Pere’, or Loka Pere, endemic to Majene regency, West Sulawesi, Indonesia. The purpose of this research was to develop the knowledge base of Loka Pere through community-based participatory research. Ethnobotany of Loka Pere was studied to identify its cultural importance, perception of its potential, the crop’s historical spatial dynamics and perceptions of limitations to its production, as well as to describe local its management. Regression models were created to simulate Loka Pere’s growth response to soil macronutrient concentrations within three traditional growth environments. Ecological niche modelling was used to investigate the cultivar-environment relationship. The study was conducted in three villages within Majene Regency – Adolang, Adolang Dhua, and Betteng. A variety of social methods were used to collect ethnobotanical data, including participatory observation, group interviews, and structured surveys. Observational and interview data were recorded primarily as descriptive, qualitative data. Soil samples were collected from 21 sites and analyzed for % Sand, % Silt, % Clay, pH, Ntot, Corg, C:N, Pav, Kexc, Naexc, Caexc, Mgexc, and CEC. Plants at those same sites were measured at three different growth stages for the variables base circumference, circumference at 1m height, plant height, and hands per bunch. Regression modelling was utilized to model growth of Loka Pere on the basis of soil nutrient availability. Soil survey data from the greater Majene Regency region was utilized to represent pseudo-absence, and the fundamental soil ecological niche of Loka Pere was investigated using independent sample t-tests, principal component analysis, and generalized additive models (GAM). Loka Pere is a local icon that has developed strong links to the local community’s identity. It is local peoples preferred banana variety for personal consumption. Local people steward important knowledge about its history, uses, characteristic traits, and management. It is an endemic Musa spp. variety that originated within the study area, possibly via somaclonal variation. It may be adapted to local agroecological conditions. Its cultivation has never been established outside of its region of origin. It has unique phenotypic characteristics and uses, including its use as a traditional fertility medicine. Plants are often grown in mixed cropping systems. Management of surrounding vegetation and the relocation of successive generations were rated as the most important factors for its cultivation. Limitations to production include wild boar, climate, and value chain factors. Development of the Loka Pere value chain is essential to its development for livelihood improvement. Loka Pere is still a valuable local food source and is considered to have some economic potential. Respondents agree they would benefit from its increased utilization, including the further development of processed products. Collaboration with a variety of stakeholders is welcome in pursuit of this development. R2 values of the growth models ranged from 0.11 to 0.69. The most important soil varaibles for Loka Pere growth were Ntot, Caexc and CEC. The most important soil variables for yield were pH, CEC, and Pav. The growth responses of Loka Pere to availability of certain nutrients differed from responses found in studies on other varieties. One likely explanation for this is genotype difference. GAM response curves indicated that the optimal ranges of soil variables for Loka Pere are as follows: 30-50% Sand, 10-35% Silt, pH of 4-7.5, 0.02-0.10% Ntot, C:N of 14-22, 10-55 ppm Pav, 2-5 me/100g Kexc, 0.5-2.5 me/100g Naexc, 4-15 me/100g Caexc, 0.1-1.5 me/100g Mgexc and CEC of 35-60. Results indicate that the edaphic variables % Silt, , Ntot, Pav, Kexc, Caexc and CEC may influence the potential suitability of soil to Loka Pere production. These results support the idea that Loka Pere has experienced some degree of local adaptation, and the edaphic factor may play a role in controlling its suitable cultivation range.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423040018
Uncontrolled Keywords: Etnobotani, keanekaragaman hayati, kearifan lokal, Loka Pere, modelling pertanian, multiple linear regression, Musa spp., pemodelan pertanian, pemodelan ecological niche, principal component analysis, shape-constrained generalized additive models, tanaman terlantar, varietas petani
Divisions: S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 07 Feb 2024 03:58
Last Modified: 07 Feb 2024 03:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215838
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Jacob Scott Fettig.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item