Pakpahan, Ian Gerhat and Prof. Dr. Ir. Eko Widaryanto,, SU. (2023) Pengaruh Pemberian Fosfor terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Buncis Tipe Tegak (Phaseolus vulgaris L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman polong-polongan dengan gizi baik dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Produksi buncis yang tidak stabil dan tingginya minat masyarakat terhadap sayuran buncis menyebabkan petani perlu melakukan peningkatan produksi. Penggunaan varietas unggul disertai pemupukan yang tepat perlu dilakukan guna meningkatkan produksi tanaman buncis. Pemilihan varietas dalam produksi buncis sangat penting untuk diperhatikan karena untuk mendapatkan produksi yang tinggi ditentukan oleh potensi genetiknya. Buncis juga memerlukan pemupukan untuk meningkatkan produktivitas. Unsur fosfor sangat dibutuhkan oleh tanaman karena unsur fosfor mempunyai manfaat membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat penting bagi tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar serta mempercepat pembungaan dan pembuahan pada tanaman buncis. Setiap varietas umumnya memiliki respon yang berbeda terhadap pemberian pupuk P. Dengan demikian, perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui interaksi antara varietas buncis yang digunakan dan dosis fosfor yang diberikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2023 di Kebun Percobaan Agrotechnopark (ATP) Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis varietas (V) terdiri dari 2 taraf yaitu VB: Balitsa-3 dan VG: Gipsy. Faktor kedua adalah pupuk P2O5 (P) yang terdiri dari 5 taraf yaitu: P75: 75 kg ha-1, P100: 100 kg ha-1, P125: 125 kg ha-1, P150: 150 kg ha-1, P175: 175 kg ha-1. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5% jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan varietas dan pemberian fosfor terhadap semua paremeter pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap semua parameter, dimana perlakuan Balitsa 3 menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, waktu muncul bunga, jumlah polong per tanaman, bobot kering tanaman, bobot polong per tanaman dan hasil panen per ha dibandingkan varietas Gipsy. Sedangkan pada parameter panjang polong, varietas Gipsy menunjukkan lebih tinggi dibandingkan varietas Balitsa 3. Sementara itu, pada perlakuan pemberian fosfor tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman buncis kecuali pada parameter jumlah bunga. Sedangkan pada hasil tanaman buncis, perlakuan pemberian fosfor P100 (100 kg ha-1) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya pada parameter jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman dan hasil panen. Perlakuan yang memiliki nilai paling tinggi atau dengan kata lain tingkat pertumbuhannya yang paling baik adalah varietas Balitsa 3 dan pemberian fosfor P100 (100 kg ha-1).
English Abstract
The common bean plant (Phaseolus vulgaris L.) is a legume plant with good nutrition and benefits for the health of the body. Unstable bean production and high public interest in bean vegetables mean that farmers need to increase production. The use of superior varieties accompanied by appropriate fertilization needs to be done to increase bean production. The selection of varieties in bean production is very important to pay attention to because obtaining high production is determined by its genetic potential. Beans also require fertilization to increase productivity. Phosphorus fertilizer containing the element P is really needed by plants, because the element P has the benefit of helping the formation of proteins and minerals which are very important for plants, stimulating growth and development of roots and accelerating flowering and fruiting in bean plants. Each variety generally has a different response to the application of P fertilizer. Thus, research needs to be carried out to determine the interaction between the bean variety used and the dose of phosphorus fertilizer given. The research was carried out from May to July 2023 at the Brawijaya University Agrotechnopark (ATP) Experimental Garden located in Jatikerto Village, Kromengan District, Malang Regency, East Java. This research used a factorial randomized block design with 3 replications. The first factor is the type of variety (V) consisting of 2 levels, namely VB: Balitsa-3 and VG: Gypsy. The second factor is P2O5 (P) fertilizer which consists of 5 levels, namely: P75: 75 kg ha-1, P100: 100 kg ha-1, P125: 125 kg ha-1, P150: 150 kg ha-1, P175: 175 kg ha-1. Data obtained from observations were analyzed using analysis of variance (F test) at the 5% level. Then proceed with the BNJ test at the 5% level if there are significant differences between treatments. The results of the research showed that there was no interaction between variety treatment and phosphorus fertilizer application on all parameters of growth and yield of bean plants. The variety treatment had a significant effect on all parameters, where the Balitsa 3 treatment showed higher results on the parameters of plant height, number of leaves, leaf area, number of flowers, time to flower emergence, number of pods per plant, dry weight of the plant, weight of the pods per plant and yield. yield per ha compared to Gypsy varieties. Meanwhile, in the pod length parameter, the Gipsy variety showed higher than the Balitsa 3 variety. Meanwhile, the phosphorus fertilizer treatment did not show a real effect on the growth of the bean plants except for the number of flowers parameter. Meanwhile, in terms of bean crop yield, the treatment with P100 phosphorus fertilizer (100 kg ha-1) showed higher yields compared to other treatments in the parameters of number of pods per plant, pod weight per plant and yield. The treatment that had the highest value or in other words the best growth rate was the Balitsa 3 variety and the application of P100 phosphorus fertilizer (100 kg ha-1).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523040338 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 07 Feb 2024 03:10 |
Last Modified: | 07 Feb 2024 03:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215819 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ian Gerhat Pakpahan.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |