Keragaman Enam Galur Generasi S3 Tanaman Labu Kuning (Cucurbita maxima Duch.) Sebagai Calon Tetua.

Farandy, Ardito Farrel and Dr. Afifuddin Latif Adiredjo,, S.P., M.Sc. and Dr. Noer Rahmi Ardiarini, S.P., M.Si. (2023) Keragaman Enam Galur Generasi S3 Tanaman Labu Kuning (Cucurbita maxima Duch.) Sebagai Calon Tetua. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia tergolong sebagai negara agraris dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, salah satunya labu kuning yang memiliki potensi besar untuk ditanam sebagai sumber pangan. Berdasarkan tingkat produksi menurut BPS (2022), dari tahun 2021 hingga tahun 2022 produksi labu kuning mengalami penurunan. Produksi labu kuning pada tahun 2021 sebanyak 516.954 ton dan tahun 2022 sebanyak 461.804 ton. Labu kuning merupakan salah satu komoditas pertanian yang belum termanfaatkan secara optimal. Percobaan ini merupakan langkah awal dalam perakitan varietas pada tanaman labu yang diarahkan untuk pemilihan tetua dengan karakter yang diinginkan. Dalam pembentukan galur tetua inbrida yang unggul salah satu tahap yang diperlukan adalah penilaian keragaman karakter yang terjadi pada suatu galur. Galur yang digunakan pada percobaan ini merupakan generasi selfing ke-3 (S3). Umumnya pada generasi S3, mulai terjadi penurunan keragaman atau galur-galur yang digunakan sudah mulai seragam, namun pada beberapa karakter yang belum seragam, perlu untuk dilakukan evaluasi dan upaya perbaikan karakter dengan cara silang dalam (selfing) atau silang saudara (sibmate) pada musim tanam berikutnya. Perlakuan selfing secara berulang dinilai kurang baik untuk dilakukan karena menyebabkan depresi silang dalam (inbreeding depression) pada tanaman. Diharapkan dengan menerapkan metode persilangan saudara pada percobaan ini, galur-galur yang diuji akan memperoleh karakter yang semakin seragam dengan nilai Koefisien Variasi (KV) ≤ 25%, tanpa mengalami depresi silang dalam pada tanaman. Keunggulan karakter yang ingin didapatkan dalam percobaan ini yaitu galur dengan kadar kemanisan tinggi (≥ 12 ⁰Bx). Pelaksanaan percobaan dilakukan di greenhouse CV. Blue Akari, Dusun Areng-areng, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan ketinggian tempat 739 mdpl. Percobaan dengan komoditas labu kuning telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2023. Alat yang digunakan dalam percobaan antara lain peralatan bercocok tanam, ajir, kertas aksesi, timbangan analitik, jangka sorong, label, alat tulis dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah enam galur generasi S3 (selfing) tanaman labu. Bahan lainnya yang digunakan adalah pupuk NPK (15:15:15) buatan yang terdiri dari Urea, SP-27, KCl, lalu pupuk kandang, dolomit, tanah dan pestisida kimia. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode tanaman tunggal tanpa ulangan. Kegiatan percobaan dimulai dari perendaman benih, penyemaian, persiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan, persilangan saudara (sibmating), pemanenan, dan pengamatan. Karakter kuantitatif yang diamati yaitu umur berbunga jantan, umur berbunga betina, diameter buah, panjang buah, berat buah, tebal daging buah, luas daun, jumlah biji, berat biji, kadar kemanisan dan karakter kualitatif yaitu bentuk tepi daun, bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah, bentuk biji, warna biji. Data kuantitatif dianalisis menggunakan perhitungan koefisien variasi dan data kualitatif menggunakan metode skoring. Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa keragaman karakter kuantitatif pada keenam galur berdasarkan nilai Koefisien Variasi (KV) rata-rata rendah (0-25%) dan hanya beberapa karakter yang dikategorikan sedang (26-50%), khususnya pada galur UB1 dan UB5 yang rata-rata karakternya memiliki nilai KV ≤ 25%, kecuali karakter berat biji yang memiliki nilai KV 26%. Selain itu, pada skoring keragaman karakter kualitatif, galur UB1 memiliki keragaman yang rendah (≥ 3,6) dengan skor rata-rata 3,8. Galur yang memiliki kadar kemanisan ≥ 12 ⁰Bx adalah galur UB1. UB1 merupakan satu-satunya galur yang memiliki kadar kemanisan tinggi dengan nilai rata-rata 15 ⁰Bx.

English Abstract

Indonesia is classified as an agricultural country with high biodiversity, one of which is pumpkin which has great potential to be grown as a food source. Based on production levels according to BPS (2022), from 2021 to 2022 pumpkin production will decrease. Pumpkin production in 2021 will be 516,954 tons and in 2022 will be 461,804 tons. Yellow pumpkin is an agricultural commodity that has not been utilized optimally. This research is the first step in assembling varieties of pumpkin plants which is directed at selecting parents with the desired characteristics. In the formation of superior inbred parental lines, one of the steps required is assessing the diversity of characters that occur in a line. The line used in this research is the 3rd selfing generation (S3). Generally, in the S3 generation, there begins to be a decrease in diversity or the lines used are starting to become uniform, but for some characters that are not yet uniform, it is necessary to evaluate and improve the character by means of selfing or sibmate during the next season. Repeated selfing treatment is considered not good because it causes inbreeding depression in the plants. It is hoped that by applying the sibling crossing method in this research, the lines tested will obtain increasingly uniform characters with a Coefficient of Variation (CV) value ≤ 25%, without experiencing inbreeding depression in the plants. The characteristic advantages that want to obtain in this research are line with high sweetness levels (≥ 12 ⁰Bx). The research was carried out in the greenhouse CV. Blue Akari, Areng-areng Hamlet, Dadaprejo Village, Junrejo District, Batu City with an altitude of 739 meters above sea level. Research with yellow pumpkin commodities has been carried out from June to September 2023. Tools used in research include farming equipment, stakes, accession paper, analytical scales, calipers, labels, writing tools and documentation tools. The materials used for this research were six S3 generation (selfing) lines of pumpkin plants. Other materials used are artificial NPK (15:15:15) fertilizer which consists of Urea, SP-27, and KCl, then manure, dolomite, soil and chemical pesticides. The research was carried out using the single plant method without replication. Research activities start from soaking seeds, sowing, preparing planting media, planting, maintenance, sibmating, harvesting, and observation. The quantitative characters observed were male flowering age, female flowering age, fruit diameter, fruit length, fruit weight, fruit flesh thickness, leaf area, number of seeds, seed weight, sweetness content and qualitative characters namely leaf shape, fruit shape, fruit color, flesh color, seed shape, seed color. Quantitative data was analyzed using the coefficient of variation calculation and qualitative data using the scoring method. The research conducted showed that the variability of quantitative characters in the six lines based on the average Coefficient of Variation (CV) value was low (0-25%) and only a few characters were categorized as moderate (26-50%), especially in the UB1 and UB5 lines which were average. On average, the characters have a CV value ≤ 25%, except for the seed weight character which has a CV value of 26%. Apart from that, in variability scoring of qualitative character, the UB1 line had low variability (≥ 3.6) with an average score of 3.8. The line that has a sweetness level ≥ 12 ⁰Bx is the UB1 line. UB1 is the only line that has a high sweetness level with an average value of 15 ⁰Bx.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523040329
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 01 Feb 2024 07:55
Last Modified: 01 Feb 2024 07:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215492
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ardito Farrel Farandy.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item