Produksi Embrio Sapi Belgian Blue Dan Persilangannya Di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor.

Panjaitan, Anugerah Cendekia Labaika and Prof. Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si. and Ardyah Ramadhina Irsanti Putri, S.Si, M.Si (2024) Produksi Embrio Sapi Belgian Blue Dan Persilangannya Di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Upaya peningkatan populasi ternak di Indonesia dilakukan dengan perbaikan mutu genetik menggunakan bioteknologi reproduksi seperti metode transfer embrio dengan harapan dapat menghasilkan bibit unggul yang dapat mendukung pemenuhan daging secara nasional. Sapi Belgian Blue (BB) adalah sapi dengan keunikan karakter fenotipe berbeda dari sapi pada umumnya yaitu pertumbuhan otot ganda “double muscle” sehingga mampu meningkatkan persentase karkas. Pemanfaatan genetik unggul yang dimiliki sapi BB dapat dilakukan dengan cara melakukan persilangan sapi BB dengan bangsa sapi lain. Sapi yang dipelihara menggunakan tipe kandang free stall dengan tujuan mempermudah sapi bergerak sehingga makan dan minum leluasa, pemberian pakan berupa rumput gajah (Pennisetum purpureum) sejumlah 30-40 kg/ekor perhari dan pemberian minum dilakukan secara adlibitum (tidak terbatas). Produksi embrio dilakukan menggunakan metode in vivo. Penelitian ini menggunakan materi yakni data produksi embrio dari total 12 ekor sapi terdiri dari empat ekor sapi Belgian Blue Murni, empat ekor persilangan sapi Belgian Blue dengan Friesian Holstein (BBXFH) dan empat ekor Belgian Blue persilangan Peranakan Ongole (BBXPO). Penelitian ini menggunakan metode experimen dengan teknik pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diamati adalah jumlah corpus luteum, total embrio yang terkoleksi, Recovery Rate, kualitas embrio yang ditinjau dari embrio layak transfer dan embrio yang tidak layak transfer (degeneratif dan unfertilized). Proses superovulasi yang dilakukan pada sapi donor menggunakan hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH), penyuntikan hormon dilakukan dengan dosis menurun secara bertahap 4ml, 3 ml, 2 ml, dan 1 ml secara intramuskular dengan total dosis 400 mg/20 ml. Inseminasi buatan dilakukan sejumlah tiga kali menggunakan metode rekto vaginal. Proses pemanenan embrio (flushing) dilakukan tanpa pembedahan non surgical. Pembilasan pada saat panen embrio menggunakan media ringer lactate berupa campuran fetal calf serum disertai antibiotik (streptomycin dan penicillin) 0,1% . Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menghasilkan jumlah rataan corpus luteum tertinggi yang diperoleh sapi BBXPO sebesar 11,25±2,87. Rataan total embrio tertinggi diperoleh pada sapi BBXPO sejumlah 9,50 ±2,64. Rataan jumlah Recovery Rate tertinggi diperoleh pada sapi BBxPO sejumlah 79,75%. Rataan jumlah embrio layak transfer tertinggi adalah sapi BBxFH sejumlah 5,50±4,82. Rataan jumlah embrio degeneratif tertinggi pada sapi BBxPO sejumlah 2±0,81 dan rataan jumlah embrio unfertilized tertinggi pada sapi BBxPO sejumlah 4,00±2,58 Dari analisis hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa produksi embrio yang dihasilkan oleh sapi BB murni dan persilangan bervariasi

English Abstract

This research aims to determine the variation in production of embryos from pure Belgian Blue cows and crossbred Belgian Blue cows in the superovulation program. This research was conducted at the Cipelang Livestock Embryo Center from January to February 2023. This research material used embryo production data from a total of 12 donor cows selected according to the donor cow requirements, consisting of 4 pure Belgian Blue cows, 4 Belgian Blue crossed with Friesian Holstein (BBxFH) and 4 Belgian Blue cattle crossed with Ongole crossbreed (BBxPO). The research was conducted using experimental method with purposive sampling technique. Data were analyzed with Kruskal Wallis method with the number variable: corpus luteum, total embryos collected, Recovery Rate, and embryo quality (transferable, degenerative, and unfertilized). The results of this study showed that the highest average number of corpus luteum obtained by BBxPO cattle was 11,25±2,87. The highest average total embryos were obtained in BBxPO cows at 9,50±2,64. The highest average Recovery Rate was obtained in BBxPO cattle at 79%. The highest average number of transferable embryos was obtained in BBxFH cows, 5,50±4,82, and the highest average number of non-transferable embryos in BBXPO cows was 2± 0,81 based degenerative embrio and unfertilized embrio with 4,00± 2,58. Based on the research carried out, it can be concluded that crossbreeding cattle Belgian Blue shows that there are production variations related to the production of the embryos produced.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052305
Uncontrolled Keywords: Belgian Blue, Embryo, Transfer Embryo, Cross Breeding.
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Zainul Mustofa
Date Deposited: 01 Feb 2024 06:15
Last Modified: 01 Feb 2024 06:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215398
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Anugerah Cendekia Labaika.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2026.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item