Perbedaan Ekspresi Biomarker Protein TGF-Alpha pada Kejadian Sumbing Bibir dan Langit - Langit di NTT dan Non- NTT di Indonesia

Samodra, Bulan Pinupuran and dr.Lulik Inggarwati, Sp.B, Sp.BA (K) and Dr. dr. Herman Yosef Limpat Wihastyoko, Sp.BP-RE(K). (2024) Perbedaan Ekspresi Biomarker Protein TGF-Alpha pada Kejadian Sumbing Bibir dan Langit - Langit di NTT dan Non- NTT di Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pendahuluan : Berdasarkan data dari Kemenkes 2019., banyaknya peristiwa sumbing bibir dan langit-langit di Indonesia masih cukup tinggi. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur jumlahnya mencapai angka 6-9 kejadian per 1.000 penduduk. Kerusakan struktur pada gen TGF-A akan menyebabkan ketidakseimbangan pada proses seluler yang dapat mengarah kepada munculnya sumbing bibir dan langitlangit. Tujuan : Mengetahui perbedaan ekspresi TGF-A pada kejadian CLP di Nusa Tenggara Timur dan Non-Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Metode : Riset ini termasuk kedalam riset observasional analitik dengan studi cross sectional. Uji-T independent dilaksanakan untuk mengidentifikasi ketidaksamaan yang substansial antara kadar TGF-A pada ras NTT dan non NTT. Hasil dan Pembahasan : Hasil uji t test menunjukkan perbedaan yang signfikan antara sampel NTT dan Non-NTT dengan p-value sebesar 0.023. Berdasarkan hasil tersebut ekspresi protein TGF- α pada wilayah Non-NTT lebih banyak dibandingkan wilayah NTT. Level ekspresi protein TGF- α di wilayah NTT lebih kecil dibanding non-NTT. Hal ini dapat menjadi penyebab tingginya angka CLP di wilayah NTT ditunjukkan dengan rendahnya ekspresi protein TGF-α. Kesimpulan : Kadar TGF-α dalam sampel NTT lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan sampel non NTT. Saran : Hasil penelitian membuka peluang untuk meneliti lebih lanjut agar dapat mengungkap secara lebih jelas mengenai pengaruh TGF-α dan derajat kecacatan genetik sumbing bibir dan langit-langit di Indonesia.

English Abstract

Introduction : Based on data from the Ministry of Health 2019., the incidence of cleft lip and palate in Indonesia is still quite high. The incidence of cleft lip and palate in East Nusa Tenggara Province, reaching 6-9 occurrences per 1,000 population. Structural damage to the TGF-A gene will cause an imbalance in cellular processes that can lead to the appearance of cleft lip and palate. Objective: Knowing the difference in TGF-A expression in CLP events in East Nusa Tenggara and Non-East Nusa Tenggara in Indonesia. Method: This study is an analytical observational study with a cross-sectional study. Independent T-test was conducted to determine whether there is a significant difference between TGF-A levels in NTT and non-NTT breeds. Results and Discussion: The results of the t test showed a significant difference between NTT and Non-NTT samples with a p-value of 0.023. Based on these results, TGF-α protein expression in the Non-NTT region compared to non-NTT. This can be the cause of high CLP rates in the NTT region indicated by the low expression of TGF-α protein. Conclusion: TGF-α levels in NTT samples are significantly lower than in non-NTT samples. Suggestion: The results of the study open up opportunities for further research in order to reveal more clearly about the influence of TGF-α and the degree of genetic defects of cleft lip and palate in Indonesia.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524060084
Divisions: Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 15 Feb 2024 08:26
Last Modified: 15 Feb 2024 08:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215316
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Bulan Pinupuran Samodra.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item