Rahmadyahningrum, Aisya Risanda (2023) Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasok Kopi Kayumas Kabupaten Situbondo. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sektor pertanian menjadi sektor yang memiliki peran penting bagi perekonomian indonesia terutama di masa pandemi dibuktikan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Pertumbuhan ekonomi terjadi salah satunya karena naiknya permintaan akan produk pertanian, salah satunya produk perkebunan. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia di masa pandemi. Permintaan kopi pada masa pandemi meningkat dikarenakan peningkatan konsumsi kopi terutama kopi siap minum. Indonesia sebagai negara produsen kopi memiliki jenis kopi spesialti terbanyak di dunia. Kopi spesialti merupakan kopi dengan citarasa yang unik, ukuran yang seragam, memiliki sertifikasi, memiliki origin, dan mudah ditelusuri asal-usulnya. Konsumen saat ini lebih memilih untuk membeli produk yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memiliki informasi yang jelas. Permasalahan umum yang terjadi pada rantai pasok kopi Kayumas yaitu kualitas kopi Kayumas masih dinilai lebih rendah oleh konsumen, namun memiliki harga yang lebih mahal. Permintaan akan produk berkualitas tinggi akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu, maka dari itu perusahaan harus dapat terus berkembang sesuai dengan perubahan pasar dengan memiliki kinerja yang sepadan. Peningkatan kinerja rantai pasok dapat dicapai dengan langkah strategis yang sesuai dengan kondisi rantai pasok. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis kondisi dan konfigurasi rantai pasok Kopi Kayumas, mengukur kinerja rantai pasok Kopi Kayumas, dan merumuskan rekomendasi strategi peningkatan kinerja rantai pasok Kopi Kayumas. Penelitian dilakukan pada kelompok tani sejahtera yang berada di Desa Kayumas Kabupaten Situbondo pada bulan Agustus hingga Oktober 2023. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan metode snowball sampling. Responden merupakan kelompok tani sebagai pelaku usaha yang terdiri dari penanggung jawab, sekretaris kelompok tani, dan petani anggota, serta pakar yang terdiri dari praktisi kopi, akademisi dan pihak dari instansi terkait yang memahami tentang agroindustri kopi Kayumas. Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada responden, pengisian kuesioner dan tinjauan pustaka. Analisis secara deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi umum dan konfigurasi rantai pasok. Analisis deskriptif menggunakan kerangka konsep food supply chain network (FSCN) menjelaskan kondisi rantai pasok berdasarkan struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumber daya rantai pasok, dan proses bisnis yang terjadi dalam rantai pasok. Kinerja rantai pasok diukur berdasarkan model supply chain operator reference yang dipadukan dengan pembobotan analytic network process (SCOR-ANP). Pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan pada bagian rantai pasok internal perusahaan pengolahan kopi Kayumas yaitu kelompok tani sejahtera. Pengukuran dilakukan berdasarkan model SCOR untuk menentukan indikator kinerja/key performance indicator (KPI) yang akan diukur. Indikator kinerja yang digunakan yaitu: pemenuhan pesanan sempurna, waktu siklus pemenuhan pesanan, flexibility, biaya rantai pasok, biaya produk atau harga pokok penjualan (HPP), dan cash-to-cash cycle time. Masing-masing indikator mewakili atributkinerja SCOR yaitu: reliability, responsiveness, agility, cost, dan asset management. hasil pengukuran kinerja memiliki parameter yang berbeda, maka untuk menyamakan parameter dilakukan normalisasi nilai indikator kinerja menjadi satuan yang sama. Selanjutnya dilakukan pembobotan indikator kinerja untuk mengetahui seberapa besar pengaruh indikator kinerja terhadap kinerja rantai pasok secara keseluruhan. Pembobotan indikator kinerja dilakukan dengan ANP yang menghasilkan prioritas pengaruh indikator terhadap nilai kinerja. Setelah dilakukan pembobotan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan indeks kinerja rantai pasok. Indeks kinerja dihitung dengan mengalikan nilai aktual setiap indikator kinerja dengan bobot kinerja. Nilai indeks kinerja kemudian dijumlahkan untuk mengetahui nilai indeks kinerja total. Perumusan strategi peningkatan kinerja rantai pasok didasarkan pada hasil pengukuran kinerja rantai pasok. Setelah diketahui kondisi kinerja rantai pasok, perumusan alternatif strategi dilakukan dengan melakukan wawancara dan diskusi terhadap pakar-pakar yang memahami dan memiliki keahlian di bidang agroindustri kopi Kayumas. Alternatif strategi yang sudah dirumuskan masih belum terstruktur, maka untuk menentukan strategi yang menjadi prioritas dalam meningkatkan kinerja rantai pasok maka dilakukan pengambilan keputusan dengan analsis ANP. Hasil dari penelitian ini yaitu: Rantai pasok kopi Kayumas secara umum melibatkan petani, kelompok tani, retailer, roastery, kafe, dan konsumen. Manajemen rantai pasok kopi kyumas terdiri dari hubungan kemitraan antar pelaku rantai pasok belum dijalankan secara sempurna dinilai dari tidak adanya hubungan kemitraan jangka panjang yang mengakibatkan harga produk mahal dan kualitas produk yang rendah. Kinerja rantai pasok kopi Kayumas berada di kategori Sedang, dimana indikator yang memiliki nilai paling tinggi yaitu Pemenuhan pesanan sempurna. Faktor yang paling berpengaruh pada kinerja rantai pasok adalah proses pengadaan bahan baku dan kemampuan memenuhi pesanan. Indikator yang memerlukan perbaikan adalah biaya produk. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kinerja rantai pasok adalah kemitraan dengan anggota dalam rantai pasok. Melalui hubungan kontraktual yang tertulis, kelompok tani dapat mendapatkan jaminan harga dan kualitas bahan baku yang menghasilkan produk dengan kualitas baik dan harga yang bersaing.
English Abstract
The agricultural sector is a sector that has a vital role in the Indonesian economy, especially during the pandemic, as evidenced by the increase in economic growth in agriculture. Economic growth occurs partly due to increased demand for agricultural products. Coffee is one of Indonesia's leading plantation commodities during the pandemic. Demand for coffee during the pandemic has increased due to increased coffee consumption, especially ready-to-drink coffee. As a coffee-producing country, Indonesia has the most specialty coffee in the world. Specialty coffee is coffee with a unique flavor, uniform size, and certification that has an origin and is easy to trace its origin. Consumers today prefer to buy products that are more environmentally friendly, sustainable, and have precise information. A common problem in the Kayumas coffee supply chain is that the quality of the product still needs to be considered lower but sold at a higher price. Demand for high-quality products will continue to increase over time, so companies must be able to continue to develop following market changes by having commensurate performance. Improved supply chain performance can be achieved with strategic measures appropriate to the supply chain conditions. The objectives of this study were to analyze the condition and configuration of the Kayumas Coffee supply chain, measure its performance, and formulate recommendations for strategies to improve its performance. The research was conducted on Sejahtera Farmer Groups in Kayumas Village, Situbondo Regency, from August to October 2023. The sampling method was purposive with the snowball sampling method. Respondents were farmer groups as business actors consisting of the person in charge, the secretary of the farmer group, and member farmers, as well as experts consisting of coffee practitioners, academics, and parties from related agencies who understand the Kayumas coffee agroindustry. Data collection methods included in-depth interviews with respondents, questionnaires, and a literature review. Descriptive analysis was used to describe the general condition and configuration of the supply chain. Descriptive analysis using the food supply chain network (FSCN) conceptual framework explains supply chain conditions based on supply chain structure, supply chain management, supply chain resources, and business processes that occur in the supply chain. Supply chain performance is measured using the supply chain operator reference model and analytic network process (SCOR-ANP) weighting. Supply chain performance measurement is carried out in the internal supply chain section of the Kayumas coffee processing company, namely the prosperous farmer group. Measurements are made based on the SCOR model to determine the performance indicators/key performance indicators (KPIs) to be measured. The performance indicators used are perfect order fulfillment, order fulfillment cycle time, flexibility, supply chain costs, product costs or cost of goods sold (COGS), and cash-to-cash cycle time. Each indicator represents SCOR performance attributes: reliability responsiveness, agility, cost, and asset management. The performance measurement results have different parameters, so to equalize the parameters, normalize the value of performance indicators into the same unit. The weighting of performance indicators is carried out to determine how much influence the performance indicators have on the overall supply chain performance. The weighting of performance indicators is carried out with ANP, which prioritizes the influence of indicators on performance values. After weighting, the next step is calculating the supply chain performance index. The performance index is calculated by multiplying the actual value of each performance indicator by the performance weight. The performance index values are then summed to determine the total performance index value. The formulation of supply chain performance improvement strategies is based on supply chain performance measurement results. After knowing the condition of the supply chain performance, alternative strategies were formulated by conducting interviews and discussions with experts who understand and have expertise in the Kayumas coffee agroindustry. Alternative strategies that have been formulated are still unstructured, so to determine which strategies are prioritized in improving supply chain performance, decision-making is carried out with ANP analysis. The results of this study are as follows: Kayumas' coffee supply chain generally involves farmers, farmer groups, retailers, roastery, cafe, and consumers. Kayumas' coffee supply chain management consists of partnership relationships between supply chain actors that have yet to be carried out perfectly, judging from the absence of long-term partnership relationships, which result in high product prices and low product quality. Kayumas coffee supply chain performance is in the average category, where the indicator that has the greatest value is perfect order fulfilment. The most influential factors on supply chain performance are raw material procurement and the ability to respond to orders. Alternative strategies to improve supply chain performance are partnerships with supply chain members. Through written contractual relationships, farmer groups can get price and quality assurance of raw materials that produce high-quality and competitive products.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0523040001 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | agung |
Date Deposited: | 01 Feb 2024 02:07 |
Last Modified: | 01 Feb 2024 02:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215233 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Aisya Risanda.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |