Hilmita, Raihania Rahma and Faqih Alfian, S.IP., M.IP (2023) Konflik Agraria Dalam Rencana Pembangunan Tambang Andesit Di Desa Wadas. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini merupakan studi yang membahas mengenai konflik agraria akibat penolakan pertambangan. Konflik Wadas dimulai saat pemerintah merencanakan pembukaan bendungan Bener yang termasuk kedalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jawa Tengah. Bendungan Bener tersebut difungsikan untuk memberi pasokan air Bandara New Yogyakarta International Airport. Rencana tersebut ditolak warga Desa Wadas karena adanya potensi kerusakan alam yang menghambat aktivitas sehari-hari warga Desa Wadas. Konflik semakin memanas ketika Izin Usaha Pertambangan (IUP) tidak diterbitkan oleh pemerintah setempat. Selain itu, adanya tindakan represif menyebabkan konflik agrarian ini semakin panjang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode studi kasus, dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan warga Desa Wadas, Gempa Dewa, LBH Yogyakarta, Walhi Yogyakarta dan SP Kinasih. Penelitian ini menunjukan bahwa konflik agrarian di Desa Wadas terjadi karena adanya relasi sosial dari subjek agrarian seperti komunitas, pemrintah dan swasta. Pemerintah dan swasta berusaha menguasai tanah warga Desa Wadas untuk digunakan sebagai tambang Andesit. Adanya perbedaan kepentingan ini menyebabkan konflik antar warga dengan pihak swasta maupun pemerintah. Dari segi relasi sosio-agraria, terjadi ketimpangan dalam proses dominasi pemerintah. Selain ketimpangan kuasa, warga Desa Wadas memiliki keterbatasan akses hukum dan pendidikan hukum. Relasi antar warga juga terpecah menjadi dua setelah adanya konflik agraria di Desa Wadas.
English Abstract
This research is a study that discusses agrarian conflicts resulting from mining refusal. The Wadas conflict began when the government planned to open the Bener Dam, which is part of the National Strategic Project (PSN) in Central Java. The Bener Dam is intended to provide water supply for the New Yogyakarta International Airport. However, the plan was rejected by the Wadas residents due to concerns about potential environmental damage that could hinder their daily activities. The conflict escalated when the local government failed to issue the Mining Business Permit (IUP). Furthermore, the use of repressive measures has prolonged this agrarian conflict. This study employs a qualitative method with a case study approach, utilizing data collection through observation and interviews. Interviews were conducted with residents of Wadas Village, Gempa Dewa, LBH Yogyakarta, Walhi Yogyakarta, and SP Kinasih. The research demonstrates that agrarian conflicts in Wadas Village arise from social interactions involving agrarian subjects such as the community, the government, and the private sector. The government and the private sector attempt to control the land owned by Wadas residents for Andesite mining purposes. This conflicting interest leads to disputes between the citizens and the private sector as well as the government. Regarding socio-agrarian relations, there is an imbalance in the process of government domination. Moreover, Wadas villagers face limited access to law and legal education. The agrarian conflict in Wadas Village has also resulted in a division among the residents.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052311 |
Uncontrolled Keywords: | Konflik Agraria, Desa Wadas, Relasi Kuasa |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 02 Feb 2024 08:21 |
Last Modified: | 02 Feb 2024 08:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/215119 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Raihania Rahma Hilmita.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |