Uji Patogenisitas Jamur Beauveria Sp. Dan Metarhizium Sp. Isolat Rizosfer Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Hama Ulat Grayak Spodoptera Frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) Di Agrotechno Park Ub Jatikerto

Astriani, Siti Purnama and Dr. Mochammad Syamsul Hadi,, S.P., M.P. and Tita Widjayanti,, S.P., M.Si, (2024) Uji Patogenisitas Jamur Beauveria Sp. Dan Metarhizium Sp. Isolat Rizosfer Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Hama Ulat Grayak Spodoptera Frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) Di Agrotechno Park Ub Jatikerto. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan kebutuhan jagung sebagai salah satu bahan pangan dengan konsumsi tertinggi membuat banyak petani perlu mengupayakan berbagai praktik budidaya tanaman jagung agar dapat menghasilkan produksi panen yang sesuai dengan tingginya kebutuhan masyarakat. Namun, dalam meningkatkan upaya tersebut, masih terdapat gangguan yang menyebabkan hasil panen menjadi tidak maksimal, yaitu karena adanya serangan hama. Salah satu hama penting yang menyerang tanaman jagung adalah Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae). Adapun gejala kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini adalah adanya gerekan pada daun tanaman jagung. Maka dari itu, perlu dilakukannya pengendalian larva S. frugiperda untuk mengurangi kerugian yang dialami tanaman jagung melalui pengendalian secara hayati dengan pemanfaatan jamur entomopatogen Beauveria sp. dan Metarhizium sp. yang dapat ditemukan dengan melakukan kegiatan eksplorasi dari rizosfer tanaman jagung. Daerah rizosfer (perakaran) diyakini kaya oleh keberadaan mikroorganisme, salah satunya adalah jamur entomopatogen seperti Beauveria sp. dan Metarhizium sp. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi jamur Beauveria sp. dan Metarhizium sp. yang berpotensi mengendalikan hama ulat grayak S. frugiperda. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Desember 2023, dengan dua lokasi tempat penelitian, yaitu di Agrotechno Park UB Kebun Jatikerto dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengambilan sampel tanah (eksplorasi), pembuatan media SDAY, kegiatan isolasi dan purifikasi jamur, identifikasi jamur, perbanyakan serangga uji larva S. frugiperda (rearing), pembiakkan suspensi jamur, pembuatan suspensi perlakuan, perhitungan kerapatan dan viabilitas konidia jamur menggunakan hemositometer, pengaplikasian jamur terhadap larva S. frugiperda, serta pengamatan patogenisitas jamur terhadap serangga uji yang meliputi aktivitas makan larva, bobot tubuh larva, mortalitas larva, serta keberhasilan pupa dan imago. Perlakuan yang digunakan diatur dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) meliputi kontrol, jamur Beauveria sp. dan Metarhizium sp. dengan masing-masing kerapatan 106, 107, 108 konidia/ml. Semua data yang telah didapat diolah menggunakan ANOVA yang kemudian dilakukan uji DMRT pada taraf kesalahan 5% menggunakan aplikasi R Studio. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa eksplorasi jamur entomopatogen dari rizosfer tanaman jagung mendapatkan masing-masing dua isolat, yaitu dua isolat untuk jamur Beauveria sp dengan sampel isolat A1.1 dan A2.2, serta dua isolat untuk jamur Metarhizium sp. dengan sampel isolat B1.1 dan B2.2. Empat isolat jamur ini masing-masing memiliki nilai kerapatan dan viabilitas konidia yang berbeda. Dalam penelitian ini, jamur Beauveria sp. sampel isolat A2.2 dan Metarhizium sp. sampel isolat B1.1 memiliki nilai kerapatan dan viabilitas konidia tertinggi, sehingga akan digunakan dalam pengujian patogenisitas terhadap larva S. frugiperda instar 3. Pengaplikasian jamur Beauveria sp. dan Metarhizium sp. dengan kerapatan yang berbeda dapat mempengaruhi penghambatan aktivitas makan dan bobot tubuh larva, mortalitas larva, serta keberhasilan larva menjadi pupa dan imago. Adanya perbedaan hasil nilai yang berpengaruh nyata dari variabel-variabel pengamatan ini dipengaruhi oleh nilai kerapatan dan viabilitas konidia jamur, dimana hal tersebut disebabkan oleh nutrisi yang terkandung di dalam suspensi EKG. Jamur Beauveria sp. kerapatan 1 x 108 konidia/ml merupakan suspensi jamur yang memiliki nilai patogenisitas tertinggi jika dibandingkan dengan jamur Beauveria sp. pada kerapatan yang lain, sedangkan jamur Metarhizium sp. kerapatan 1 x 107 konidia/ml merupakan suspensi jamur yang memiliki nilai patogenisitas tertinggi dibandingkan dengan jamur Metarhizium sp. dengan kerapatan yang lain. Namun jika dibandingkan dengan kedua jenis jamur, maka jamur entomopatogen yang paling menyebabkan patogen dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan, serta mortalitas S. frugiperda adalah jamur Beauveria sp. kerapatan 1 x 108 konidia/ml.

English Abstract

The increasing demand for corn as one of the staple foods with the highest consumption has prompted many farmers to strive for various cultivation practices to meet the high needs of the community. However, in enhancing these efforts, there are still disruptions that lead to suboptimal harvest results, primarily due to pest attacks. One significant pest affecting corn crops is Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae). Failure to manage this pest properly can result in significant crop losses. The damage symptoms caused by this pest include leaf scraping on corn plants. Therefore, controlling the larvae of S. frugiperda is essential to reduce the losses experienced by corn crops. This can be achieved through biological control using entomopathogenic fungi such as Beauveria sp. and Metarhizium sp. which can be found through exploration activities in the rhizosphere of corn plants. The rhizosphere (root zone) is believed to be rich in microorganisms, including entomopathogenic fungi like Beauveria sp. and Metarhizium sp. The aim of this research was to explore the Beauveria sp. and Metarhizium sp. which has the potential to control the armyworm pest S. frugiperda. This research was conducted from September to December 2023, with two research locations at Agrotechno Park UB Jatikerto and the Laboratory of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture. The research process involved several stages, starting from soil sampling (exploration), SDAY media preparation, isolation and purification of fungi, fungal identification, rearing S. frugiperda larvae for testing, fungal suspension breeding, treatment suspension preparation, density and viability calculation of fungal conidia using a hemocytometer, fungal application to S. frugiperda larvae, and observation of fungal pathogenicity on test insects, including larval feeding activity, larval body weight, larval mortality, pupation success, and emergence of adult moths. The treatments, arranged in a Completely Randomized Design (CRD), included control, Beauveria sp. fungus, and Metarhizium sp. fungus, each at densities of 106, 107,and 108 conidia/ml. All data obtained were processed using ANOVA, followed by DMRT at a 5% significance level using the R Studio application. The research results showed that the exploration of entomopathogenic fungi from the rhizosphere of corn plants yielded two isolates each for Beauveria sp. (isolates A1.1 and A2.2) and Metarhizium sp. (isolates B1.1 and B2.2). These four fungal isolates exhibited different conidia density and viability values. In this study, Beauveria sp. isolate A2.2 and Metarhizium sp. isolate B1.1 demonstrated the highest conidia density and viability values and were selected for pathogenicity testing on third instar S. frugiperda larvae. The application of Beauveria sp. and Metarhizium sp. fungi at different densities influenced the inhibition of larval feeding activity, larval body weight, larval mortality, and the success of larvae becoming pupae and adults. The significant differences in the observed values for these variables were influenced by the conidia density and viability of the fungi, which in turn were affected by the nutrients present in the EKG suspension. Beauveria sp. fungus at a density of 1 x 108 conidia/ml was the most effective fungal suspension compared to other densities, while Metarhizium sp. fungus at a density of 1 x 107conidia/ml was the most effective compared to other densities. However, when comparing the two types of fungi, Beauveria sp. at a density of 1 x 108 conidia/ml was more effective in controlling S. frugiperda.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052404
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 29 Jan 2024 08:29
Last Modified: 29 Jan 2024 08:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/214355
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Siti Purnama Astriani.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item