Uji Diagnostik Michigan Neuropathy Screening Instrument (MNSI), Diabetic Neuropathy Symptom Score (DNS) dan Diabetic Neuropathy Examination (DNE) Dalam Mendeteksi Neuropati Perifer pada kaki Diabetik Di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang

Oper, Nunung Khairun Nissa and Dr. Ns. Heri Kristianto, S.Kep., M.Kep.,Sp.Kep.MB and Dr. Ns. Laily Yuliatun, S.Kep., M.Kep.,Sp.Kep.MB (2024) Uji Diagnostik Michigan Neuropathy Screening Instrument (MNSI), Diabetic Neuropathy Symptom Score (DNS) dan Diabetic Neuropathy Examination (DNE) Dalam Mendeteksi Neuropati Perifer pada kaki Diabetik Di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia yang ditandai dengan hiperglikemia yang dihasilkan dari defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Salah satu komplikasi dari penyakit diabetes melitus yaitu neuropati perifer. Neuropati merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas diabetes melitus tipe 1 dan 2 di seluruh dunia (Mete T. et al., 2013). Perkembangan neuropati dan keparahannya meningkat dengan peningkatan durasi DM dan kontrol glikemik yang buruk. Prevalensi penderita DM tipe 1 yang mengalami neuropati sekitar 10-20% pada saat diagnosis dan lebih dari 50% pada penderita DM tipe 2. Komplikasi neuropati tergolong tinggi pada DM tipe 2 dibandingkan dengan DM tipe 1 dikarenakan sifatnya yang berbahaya dan terlambat diagnosis. Manifestasi yang muncul yaitu yaitu mati rasa, parestesia, kehilangan koordinasi, rasa terbakar, tertusuk, nyeri dan refleks pergelangan kaki yang tidak normal. Pemeriksaan neuropati perifer pada pasien DM tipe-2 Di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang selama ini menggunakan alat monofilament 10 gr yang dirasa lebih mudah dan sederhana dilakukan. Akan tetapi, alat monofilament 10 gr ini memiliki kelemahan, salah satunya tidak bisa dipakai untuk banyak pasien sekaligus. Satu alat monofilament hanya bisa dipakai maksimal untuk 10 pasien, jika lebih maka hasil yang diperolah tidak akurat. Sebagai sebuah alternatif dalam mendeteksi neuropati perifer kaki diabetik adalah menggunakan instrumen baru yaitu MNSI, DNS dan DNE. Sebagai instrumen baru, maka perlu dilakukan uji diagnostik untuk mengetahui apakah instrumen baru tersebut lebih baik atau sebanding dengan gold standard biothesiometer. Uji diagnostik merupakan sebuah tes yang dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari sebuah instrumen baru atau alat baru yang dibandingkan dengan standard baku (gold standard). Instrumen MNSI terbagi menjadi 2 bagian yaitu, MNSI-A yaitu berupa kuesioner berisi 15 pertanyaan tentang gejala dan Riwayat penyakit neuropati perifer dengan skor 0-15 dan MNSI-B yaitu pemeriksaan fisik pada kaki meliputi tampilan kaki, reflek pergelangan kaki, persepsi getaran pada ibu jari kaki dengan skor 0-1. Instrumen DNS yaitu kuesioner tentang gejala neuropati dengan skor 0-4. Instrumen ini hampir mirip dengan MNSI-A. sedangkan pada instrumen DNE juga merupakan pemeriksaan fisik pada kaki dengan skor 0-16. Desain penelitian ini adalah penelitian analaitik cross sectional dengan pendekatan uji diagnostik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai uji diagnostik MNSI, DNS dan DNE sebagai instrumen pengkajian dalam mendeteksi neuropati perifer kaki diabetik dibandingkan dengan gold tandard biothesiometer sehingga dapat diketahui nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga negatif, nilai duga positif, dan akurasi. Lokasi penelitian adalah di Poli Endokrin dan Poli 23 Rumah Sakit Lavalette Kota Malang. Populasi penelitian ini adalah pasien DM Tipe 2 yang datang berobat di poli endokrin Rumah Sakit Lavalette Kota Malang. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel 140 pasien. Instrumen penelitian ini menggunakan SPO (Standar Operasional Prosedur) dan lembar observasi dari MNSI, DNS, DNE dan biothesiometer. Analisis Univariat digunakan untuk melihat gambaran karakteristik responden yang dipresentasikan dalam bentuk tabel. Analisis diagnostik digunakan untuk melihat perbandingan nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negative dan akurasi dari instrumen MNSI, DNS dan DNE. Hasil analisis diagnostik dari MNSI-A diperoleh sensitivitas sebesar 76%, spesifisitas sebesar 90,5%, nilai duga positif sebesar 84%, nilai duga negatif sebesar 85,5% dan akurasi sebesar 85%. Pada MNSI-B diperoleh nilai sensitivitas sebesar 85,4%, spesifisitas sebesar 97,6%, nilai duga positif sebesar 95,9%, nilai duga negatif sebesar 96,5% dan akurasi sebesar 92,8%. Pada instrumen DNS diperoleh sensitivitas sebesar 74,5%, spesifisitas sebesar 72,9%, nilai duga positif sebesar 64,0%, nilai duga negatif sebesar 81,5% dan akurasi sebesar 73,5%. Sedangkan pada instrumen DNE diperoleh hasil sensitivitas sebesar 83,6%, spesifisitas sebesar 78,8%, nilai duga positif sebesar 71,8%, nilai duga negatif sebesar 88,1% dan akurasi sebesar 80,7%. Kesimpulan MNSI-B memiliki nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga negatif, nilai duga positif dan akurasi yang lebih tinggi dari MNSI-A, DNS dan DNE dan sebanding dengan biothesiometer dalam mendeteksi neuropati perifer kaki diabetik pada pasien diabetes mellitus tipe II. MNSI-b terbukti mampu menjadi alternatif pilihan yang baik dalam mendeteksi neuropati perifer di poli endokrin Rumah sakit Lavalette Kota Malang. Rekomendasi dari penelitian ini adalah Perlu dilakukan pelatihan dan sosialisasi secara luas terkait penggunaan instrumen MNSI-B sehingga seluruh rumah sakit dapat mengaplikasikan instrumen ini pada pasien diabetes melitus tipe 2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi data bagi peneliti lainnya agar penelitian selanjutnya lebih baik dan menyempurnakan kekurangan dan keterbatasan dari penelitian ini.

English Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a serious worldwide health problem characterized by hyperglycemia resulting from defects in insulin secretion, insulin action or both. One of the complications of diabetes mellitus is peripheral neuropathy. Neuropathy is the leading cause of morbidity and mortality in type 1 and 2 diabetes mellitus worldwide (Mete T. et al., 2013). The development of neuropathy and its severity increases with increasing duration of DM and poor glycemic control. The prevalence of type 1 DM patients with neuropathy is around 10-20% at diagnosis and more than 50% in type 2 DM patients. Neuropathy complications are high in type 2 DM compared to type 1 DM due to its insidious nature and late diagnosis. Manifestations include numbness, paresthesias, loss of coordination, burning, stabbing, pain and abnormal ankle reflexes. Peripheral neuropathy examination in type-2 DM patients at Lavalette Hospital Malang City has been using a 10 gr monofilament tool which is considered easier and simpler to do. However, this 10gr monofilament tool has weaknesses, one of which cannot be used for many patients at once. One monofilament tool can only be used for a maximum of 10 patients, if more then the results obtained are not accurate. As an alternative in detecting peripheral neuropathy of diabetic foot is to use new instruments namely MNSI, DNS and DNE. As a new instrument, it is necessary to conduct diagnostic tests to find out whether the new instrument is better or comparable to the gold standard biothesiometer. Diagnostic testing is a test conducted to determine the validity and reliability of a new instrument or new tool compared to the gold standard. The MNSI instrument is divided into 2 parts, namely, MNSI-A, which is a questionnaire containing 15 questions about symptoms and history of peripheral neuropathy with a score of 0-15 and MNSI-B, which is a physical examination of the feet including the appearance of the feet, ankle reflexes, perception of vibration in the big toe with a score of 0-1. The DNS instrument is a questionnaire about neuropathy symptoms with a score of 0-4. This instrument is almost similar to MNSI-A. while the DNE instrument is also a physical examination of the feet with a score of 0-16. This research design is a cross sectional analytic study with a diagnostic test approach. The purpose of this study was to identify the diagnostic test values of MNSI, DNS and DNE as assessment instruments in detecting diabetic foot peripheral neuropathy compared to the gold standard biothesiometer so that the sensitivity, specificity, negative presumptive value, positive presumptive value, and accuracy can be known. The research location was in Endocrine Poly and Poly 23 Lavalette Hospital Malang City. The population of this study were Type 2 DM patients who came for treatment at the endocrine clinic of Lavalette Hospital Malang City. The sampling technique used was purposive sampling with a sample size of 140 patients. This research instrument uses SPO (Standard Operating Procedure) and observation sheets from MNSI, DNS, DNE and biothesiometer. Univariate analysis was used to see a description of the characteristics of respondents presented in tabular form. Diagnostic analysis was used to compare the sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value and accuracy of the MNSI, DNS and DNE instruments. The diagnostic analysis results of MNSI-A obtained a sensitivity of 76%, specificity of 90.5%, positive presumptive value of 84%, negative presumptive value of 85.5% and accuracy of 85%. In MNSI-B, the sensitivity value was 85.4%, specificity was 97.6%, positive presumptive value was 95.9%, negative presumptive value was 96.5% and accuracy was 92.8%. The DNS instrument obtained a sensitivity of 74.5%, specificity of 72.9%, positive presumptive value of 64.0%, negative presumptive value of 81.5% and accuracy of 73.5%. While the DNE instrument obtained sensitivity results of 83.6%, specificity of 78.8%, positive presumptive value of 71.8%, negative presumptive value of 88.1% and accuracy of 80.7%. Conclusion MNSI-B has more high sensitivity, specificity, negative predictive value, positive predictive value and accuracy than MNSI-A, DNS and DNE and comparable to biothesiometer in detecting diabetic foot peripheral neuropathy in type II diabetes mellitus patients. MNSI-b proved to be a good alternative choice in detecting peripheral neuropathy in the endocrine clinic of Lavalette Hospital Malang City. The recommendation from this study is that there is a need for extensive training and socialization regarding the use of the MNSI-B instrument so that all hospitals can apply this instrument to patients with type 2 diabetes mellitus. The results of this study can be a data reference for other researchers so that further research is better and perfects the shortcomings and limitations of this study.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0424160002
Divisions:	S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User:	soegeng sugeng
Date Deposited:	13 Feb 2024 04:28
Last Modified:	13 Feb 2024 04:28
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/214240

Text (DALAM MASA EMBARGO) Nunung Khairun Nissa Oper.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB)

Actions (login required)

View Item