Hutabarat, Indra Gunawan and Dr. Ir. Abdul Rahem Faqih, M.Si and Muhammad Dailami, Muhammad Dailami (2023) Pengaruh Penggunaan Madu sebagai Ekstender dalam Preservasi Sperma Ikan Sengkaring (Tor douronensis). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ikan sengkaring merupakan ikan air tawar yang jumlahnya di perairan tawar Indonesia sudah sangat sedikit dan mulai terancam punah. Salah satu cara mencegah kepunahan ikan ini di tiap daerah yaitu dengan adanya budidaya ikan sengkaring untuk mendukung pelestarian kembali ikan ini. Penyebaran ikan sengkaring dapat dilakukan dengan pengiriman ke beberapa daerah untuk dibudidayakan. Transportasi ikan/induk berperan penting dalam proses pengiriman. Proses transportasi induk/ikan dalam keadaan hidup bisa menyebabkan stres atau bahkan kematian. Hal ini mengakibatkan adanya hambatan di dalam proses budidaya ikan sengkaring sehingga diperlukan adanya alternatif yang dapat mendukung proses budidaya yaitu dengan metode preservasi sperma dengan suhu di atas titik beku. Selama masa preservasi, sperma akan membutuhkan energi untuk tetap bisa bertahan hidup. Energi yang dibutuhkan sperma berasal dari fruktosa yang terkandung dalam madu. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Umbulan, Pasuruan, Jawa Timur pada bulan Oktober 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan untuk setiap perlakuan. Perlakuan kontrol (K) yaitu sperma tidak disimpan melainkan langsung dilakukan pengamatan untuk kualitasnya sesuai parameter uji (warna, pH, konsentrasi, motilitas, dan viabilitas) lalu langsung dilakukan fertilisasi dengan telur. Perlakuan K+ yaitu sperma dicampur madu tanpa preservasi, perlakuan A preservasi sampai jam ke 24, dan perlakuan B preservasi sampai jam ke-168 (7 hari). Sperma disimpan dengan ekstender di lemari pendingin dengan suhu 3-50C lalu diamati kualitas sperma. Karakter sperma ikan sengkaring yaitu berwarna putih susu, pH 7, konsistensi kental, konsentrasi 7,06 x 1011 dan gerakan sperma sangat baik (+++). Penggunaan madu sebagai dalam preservasi sperma dengan waktu berbeda memberikan pengaruh terhadap motilitas sperma dengan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan K (70%), diikuti perlakuan K+ (66,29%), A (39,55%) dan B (13,86%). Preservasi sperma juga berpengaruh terhadap viabilitasnya dengan nilai tertinggi pada perlakuan K (77,42%), diikuti perlakuan K+ (70,23%), A (56,36%) dan B (33,3%). Penurunan nilai motilitas dan viabilitas disebabkan karena berkurangnya nutrisi pada ekstender sebagai cadangan energi dan berkurangnya oksigen selama preservasi. Hasil fertilisasi pada semua perlakuan yaitu tidak ada telur yang berhasil menetas. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya konsentrasi sperma, penurunan metabolisme sperma, dan kualitas telur yang kurang baik. Hasil penggunaan madu sebagai ekstender dalam preservasi memberikan pengaruh nyata terhadap motilitas dan viabilitas, namun tidak berpengaruh terhadap fertilitas (α=0,05).
English Abstract
Mahseer is a freshwater fish which the numbers in Indonesia’s fresh water are already very small and starting to become extinct. One way to prevent the extinction of this fish in each region is by cultivating to support the re-conservation. The distribution of Mahseer can be handled by sending it to several areas for cultivation. Fish/broodstock transportation plays an important role in the shipping process. The process of transporting live broodstock/fish can cause stress or even death. This results in obstacles in the process of cultivating mahseer, so there is a need for an alternative way that can support the cultivation process. The alternative way is milt preservation method with temperatures above freezing point. During the preservation time, the milt will need energy to survive. The energy needed by the milt comes from fructose contained in honey. This research was held at the Fish and Enviromental Health Laboratory Technical Implementation Unit, in Umbulan, Pasuruan, East Java in October 2023. The method used in this research was an experimental method using RAL with 4 treatments and 3 repetitions for each treatment. Control treatment (K) means that the milt is not preserved but is immediately observed for its quality according to the test parameters (color, pH, concentration, motility and viability) and then fertilized with eggs. Treatment K+ is milt mixed with with honey without preservation, treatment A is preserved until the 24th hour, and treatment B is preserved until the 168th hour (7 days). The milt is preserved in a refrigerator at a temperature of 3-50C and then the milt quality is observed. The characterictics of Mahseer milt are milky white, pH 7, viscous consistency, concentration at 7.06 x 1011 and very good milt movement (+++). The use of honey in milt preservation at different times had an effect on milt motility with the highest result in treatment K (70%), followed by treatment K+ (66.29%), A (39.55%), and B (13.86%). Milt preservation also effected the milt viability with the highest result in treatment K (77.42%), followed by treatment K+ (70.23%), A (56.36%), and B (33.3%). The decrease in motility and viability values were caused by reduced nutrients in the extenders as energy reserves and reduced oxygen during preservation. The results of fertilization in all treatments were no eggs succesfully hatched. This result can be caused by high milt concentration, the decreased of milt metabolism, and poor egg quality. The results of using honey as an extender in preservation had a significant effect on motility and viability, but had no effect on fertility (α=0.05).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052308 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 30 Jan 2024 04:40 |
Last Modified: | 30 Jan 2024 04:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/213600 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
INDRA GUNAWAN HUTABARAT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |