Bria, Melchior and Prof. Ir. Ludfi Djakfar, MSCE, Ph.D., IPU and Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng. Ph.D., IPU (2021) Model Kebijakan Integrasi Strategi Avoid-Shift-Improve dan Pengaruhnya terhadap Pemilihan Moda Transportasi pada Perjalanan Kerja. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penerapan strategi avoid-shift-improve (ASI) telah berkembang luas dan diaplikasikan pada banyak negara. Akan tetapi, belum ditemui studi yang membahas integrasi kebijakan tempat kerja dengan strategi ASI. Karena itu studi ini membahas integrasi kebijakan tempat kerja dalam strategi ASI untuk melihat pengaruhnya terhadap pemilihan moda pada perjalanan kerja. Tujuan dari penulisan disertasi ini adalah untuk mendapatkan karakteristik perjalanan kerja pada kawasan perkotaan; mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda dalam perjalanan kerja di kawasan perkotaan; mengembangkan model kebijakan integrasi strategi ASI yang dapat mempengaruhi preferensi seseorang dalam memilih moda transportasi pada perjalanan kerja; dan mengembangkan model pemilihan moda pada perjalanan kerja berdasarkan kebijakan integrasi strategi ASI. Tahapan penelitian adalah pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan rekomendasi serta kesimpulan dan saran. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang bekerja di sektor formal dan tinggal di Jakarta kecuali data bobot prioritas kebijakan. Survei tahap pertama adalah karakteristik perjalanan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda. Jumlah responden 430 orang dan survei dilakukan dengan cara langsung mendatangi responden. Kedua, survei prioritas kebijakan integrasi strategi ASI dimana responden bersifat khusus sejumlah 30 orang. Survei dilakukan dengan cara mendatangi langsung responden, mengirim melalui email, whatsApp, serta wawancara. Ketiga, survei model pemilihan moda, dilakukan secara online menggunakan google form dengan responden sejumlah 503 orang. Kemudian, analisis karakteristik perjalanan kerja menggunakan metode deskriptif dengan teknik tabulasi silang. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda menggunakan metode Structural Equation Model-Part Least Square (SEM-PLS). Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk analisis prioritas kebijakan dan multinomial logit untuk analisis model pemilihan moda. Hasil analisis karakteristik perjalanan kerja menunjukkan bahwa secara garis besar dalam melakukan perjalanan kerja, moda transportasi yang paling sering digunakan adalah motor yaitu sebesar 49%, kemudian disusul BRT Transjakarta sebanyak 21%, mobil sebanyak 13%, ojek online 9%, MRT 7% dan taksi online sebanyak 2%. Sementara, biaya, waktu dan jarak tempuh, waktu berangkat dan pulang kerja, serta singgah saat berangkat dan pulang kerja signifikan mempengaruhi penggunaan moda transportasi. Kemudian, dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda terlihat bahwa efek mediasi lingkungan kerja menunjukkan hubungan signifikan dengan variabel lingkungan tetapi sosio-ekonomi, karakteristik perjalanan kerja, infrastruktur dan layanan transportasi publik berpengaruh secara langsung. Infrastruktur dan layanan transportasi publik lebih dominan berpengaruh pada penggunaan moda transportasi publik dengan koefisien jalur sebesar 0.553 (p value < 0.001). Selain itu, analisis faktor menggunakan konsep stimulus-organism-response memperlihatkan fenomena menarik bahwa variabel karakteristik perjalanan kerja, infrastruktur dan layanan transportasi publik, lingkungan dan karakteristik pekerjaan merupakan stimulus bagi penggunaan transport online, dan karakteristik pekerjaan dan lingkungan merupakan stimulus hanya bagi kendaraan pribadi. Akan tetapi, semua variabel tidak merupakan stimulus bagi transportasi publik jika dimediasi variabel organism pengalaman perjalanan dan sikap. Karena itu, perlu ada upaya mengintegrasikan berbagai strategi dalam model strategi avoid-shift-improve untuk meningkatkan preferensi terhadap transportasi publik. Empat skenario dikembangkan dalam analisa ini, yaitu skenario Transit, Kendali, Ramah Lingkungan dan Skenario Era Baru. Masing-masing skenario diintegrasikan kebijakan tempat kerja. Hasil analisis prioritas menunjukkan bahwa skenario Transit adalah yang paling diprioritaskan dengan bobot sebesar 0.3007, kemudian skenario Era Baru dengan bobot 0.2400, lalu skenario Kendali di urutan ketiga dengan bobot sebesar 0.2365 dan prioritas terakhir skenario Ramah Lingkungan dengan bobot sebesar 0.2227. Selanjutnya skenario Transit (ERP, integrasi transportasi publik, mengurangi produksi kendaraan konvensional, pemberian insentif-fleksibilitas jam kerja, layanan protokol kesehatan di transportasi publik) dan Ramah Lingkungan (parkir ganjil-genap, fasilitas kendaraan tidak bermotor, subsidi pajak kendaraan listrik, pemberian insentif bagi pengguna transportasi publik, fleksibilitas jam kerja, layanan protokol kesehatan di transportasi publik) dipakai untuk menganalisis perilaku pemilihan moda. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kedua model dalam mempengaruhi perilaku pemilihan moda di mana model Transit sebesar 26.9% sedangkan model Ramah Lingkungan sebesar 29.6%. Akan tetapi pada model Transit, secara individu terlihat bahwa integrasi transportasi publik dan pemberian insentif memberikan probabilitas meningkat bagi penggunaan transportasi publik dibandingkan dengan model Ramah Lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi pemberian insentif dengan integrasi transportasi publik dalam model Transit lebih memberikan dampak positif pada penggunaan transportasi publik dibandingkan dengan integrasi pemberian insentif dengan kebijakan parkir ganjil genap. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa integrasi kebijakan tempat kerja dan integrasi transportasi publik dalam strategi avoid-shift-improve dapat meningkatkan peluang penggunaan transportasi publik dalam perjalanan kerja. Integrasi avoid-shift-improve dalam penelitian ini dapat menjadi acuan dalam implementasi Rencana Induk Transportasi Jabodetabek dengan mengintegrasikan strategi penyediaan infrastruktur dan model reward dan punishment untuk mewujudkan transportasi yang berkelanjutan.
English Abstract
The avoid-shift-improve (ASI) strategy has been widely developed and applied in many countries. However, no studies have discussed the integration of workplace policies and ASI strategies. To fill this gap, this study discussed how workplace policies integrate with ASI strategy and analyzed its effect on mode choice on commute to work. This dissertation is specifically written to explain the characteristics of work commute behavior in urban areas, determine the factors that influence one’s choice of modes of travel in urban area, develop a policy model for the integration of ASI strategy known to influence ones’ preferences over modes of transportation for work commute, and propose a mode selection model on work commute regarding the integration of the ASI strategy. This study was conducted through several steps; data collection, data analysis, discussion and recommendations as well as conclusions and suggestions. Data were obtained through survey questionnaires distributed to respondents who worked in the formal sector and lived in Jakarta, except for the data on policy priority scale. The first survey was directly performed to 430 respondents to obtain data on the characteristics of the work commute and the factors that influence ones’ choice of modes. Second, a priority survey on the integration of ASI strategy policy was administered to 30 specific respondents, by directly visiting the respondents, through email, WhatsApp, and interview. Third, the mode selection model survey was conducted online using a google form shared to 503 respondents. Data on the characteristics of the work commute was descriptively analyzed using a cross tabulation technique. The outcome of the determination of the factors that influenced the choice of transportation modes was analyzed using the Structural Equation Model-Part Least Square (SEM-PLS) method. Furthermore, Analytical Hierarchy Process (AHP) method was employed to analyze the policy priorities and multinomial logit was used in the analysis of the mode selection model. The results of analysis on the characteristics of work commute showed that in general, motorbike remained the most frequently-used transportation (49%), followed by Transjakarta BRT (21%), cars (13%), online motorcycle taxis (9%), MRT (7%) and online taxi (2%). Meanwhile, travel costs, travel time and distance, amount of time per trip, as well as stopovers during the trip after work significantly affected one’s preference over transportation modes. The results of this study also indicated that work environment mediated the relationship between environmental variables. Meanwhile, socio-economic factors, work commute characteristics, infrastructure and public transportation services were found to have direct influences. Particularly, infrastructure and public transportation services showed dominant influence on the use of public transportation modes with a path coefficient of 0.553 (p value < 0.001). In addition, factor analysis using the stimulus-organism-response concept showed an interesting finding that the characteristics of work commute, infrastructure and public transportation services, environment and job characteristics were factors affecting the use of online transport, while work and environmental characteristics only affected ones’ choice over private vehicles. None of the variables above affected public transportation choice through organism variables (travel experiences and attitudes). Therefore, efforts to integrate various strategies in the implementation of avoid-shift-improve strategy model to increase public’s preferences of public transportation are necessary. Four scenarios were developed in this analysis, namely Transit, Control, Environmentally Friendly and New Era scenarios, each of which was integrated with workplace policies. The results of the priority analysis showed that the Transit scenario was the most prioritized scenario with a weight of 0.3007, followed by the New Era scenario (0.2400), Control scenario (0.2365) and the last priority - the Eco-friendly scenario (0.2227). Furthermore, Transit scenarios (ERP, integration of public transportation, reducing the production of conventional vehicles, providing incentives-flexibility of working hours, health protocol services in public transportation) and Environmentally Friendly (odd-even parking, non-motorized vehicle facilities, electric vehicle tax subsidies, incentives for users of public transportation, flexibility of working hours, health protocol services in public transportation) were parameters used to analyze mode choice behavior. The results of the simultaneous analysis showed no significant difference between the two models in influencing the behavior of mode selection where the Transit model showed a percentage of 26.9% and the Eco-friendly model of 29.6%. Yet, in the Transit model, the integration of public transportation and the provision of incentives separately increased the probability of using public transportation compared to the Eco-friendly model. Hence, the integration of incentives into the integration of public transportation in the Transit model positively affected the use of public transportation compared to the integration of incentives in odd-even parking policies. The findings of this study concluded that the integration of workplace policies and public transportation in avoid-shift-improve strategy could increased the chance for ones to use public transportation in work commute. The avoid-shift-improve integration proposed in this study can be used as a reference in the implementation of theTransportation Master Plan in Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi) where infrastructure provision strategy is put into the reward and punishment model for more sustainable transportation system.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | 062107 |
Uncontrolled Keywords: | perjalanan kerja, kebijakan, model stimulus-organism-response, model avoid-shift-improve, pemilihan moda, transportasi yang berkelanjutan-work commute, policy, stimulus-organism-response model, avoid-shift-improve model, choice of transportation modes, sustainable transportation system |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 23 Jan 2024 03:50 |
Last Modified: | 23 Jan 2024 03:50 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/213324 |
Text
Melchior Bria.pdf Download (11MB) |
Actions (login required)
View Item |