Strategi Bertahan Hidup Petani Bunga Potong Menghadapi Bencana Non Alam Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Strategi Bertahan Hidup Petani Bunga Potong Mawar di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Wahyudi, Fidela Dzatadini and Prof. Dr, Ir. Darsono Wisadirana, MS. and Anif Fatma Chawa, S.Sos.,M.Si.,Ph.D (2022) Strategi Bertahan Hidup Petani Bunga Potong Menghadapi Bencana Non Alam Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Strategi Bertahan Hidup Petani Bunga Potong Mawar di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada umumnya, krisis petani adalah akibat dari permasalahan yang berkaitan dengan cuaca (Chiari, 2015), sistem pertanian yang belum optimal, dan bencana dari alam (Illu et al., 2021). Namun krisis akibat permasalahan ini hanya berdampak pada kelompok tertentu saja, sehingga petani bisa melakukan strategi bertahan hidup sesuai dengan mekanisme survival yang James C. Scott (2019) sampaikan. Bencana non alam pandemi covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia pada Maret 2020 telah menyebabkan krisis pada seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dibuat menyebabkan kegiatan yang melibatkan kerumunan masyarakat dan membutuhkan dekorasi bunga potong dibatasi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kemerosotan permintaan bunga potong, sehingga petani bunga potong di Desa Gunungsari (daerah penghasil bunga potong terbesar di Jawa Timur) mengalami krisis. Studi ini meneliti tentang strategi bertahan hidup petani bunga potong pada saat bencana non alam pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dengan teknik pengumpulan data FGD, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teori Scott mekanisme survival dipakai untuk menganalisis temuan ini. Hasil penelitian ini menembukan, bahwa petani bunga potong memiliki beberapa respon menyesuaikan waktu, situasi dan perkembangan pandemi covid-19, yaitu pendalaman pandemi, wacana pandemi, tindakan ekonomi, digitalisasi pemasaran, dan pasrah. Strategi petani dalam bertahan hidup antara lain adalah efisiensi modal pertanian, mengencangkan ikat pinggang, diversifikasi pertanian. Sedangkan pada saat krisis akibat bencana non alam pandemi covid-19 yang menyebabkan krisis secara merata, petani tidak bisa beralih pekerjaan di luar sektor pertanian, dan tidak dapat mengandalkan jaringan dengan berhutang. Petani secara prinsip melakukan safety first (dahulukan selamat) tetapi langkah strateginya berbeda dengan penelitian Scott, karena perbedaan sebab dan kondisi.

English Abstract

In general, farmer crises are the result of problems related to weather (Chiari, 2015), suboptimal agricultural systems, and natural disasters (Illu et al., 2021). However, the crisis due to this problem only affects certain groups, so farmers can carry out survival strategies according to the survival mechanism that James C. Scott (2019) conveyed. The non-natural disaster, the COVID-19 pandemic, which began to enter Indonesia in March 2020, has caused a crisis at all levels of society. The PSBB (Large-Scale Social Restrictions) policy made activities that involved crowds of people and required cut flower decorations to be limited. This condition caused a decline in demand for fresh flowers, so that fresh flower farmers in Gunungsari Village (the largest fresh flower producing area in East Java) experienced a crisis. This study examines the survival strategies of cut flower farmers during the non-natural disaster of the COVID-19 pandemic. This research uses a qualitative approach with a case study method. With FGD data collection techniques, in-depth interviews, and documentation. Scott's theory of survival mechanisms was used to analyze these findings. The results of this study indicate that cut flower farmers have several responses to adjust the time, situation and development of the covid-19 pandemic, namely deepening of the pandemic, pandemic discourse, economic action, digitalization of marketing, and surrender. Farmers' strategies for survival include efficiency of agricultural capital, tightening belts, and diversification of agriculture. Meanwhile, during the crisis due to the non-natural disaster of the COVID-19 pandemic which caused the crisis evenly, farmers could not switch jobs outside the agricultural sector, and could not rely on the network by going into debt. In principle, farmers do safety first, but the strategic steps are different from Scott's research, due to differences in causes and conditions.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 042211
Uncontrolled Keywords: Strategi Bertahan Hidup; Petani; Petani Bunga Potong; Bencana Non Alam; Pandemi Covid-19
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 23 Jan 2024 02:49
Last Modified: 23 Jan 2024 02:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/213265
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fidela Dzatadini Wahyudi.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item