Hampiran Sejarah di Hamparan Sastra: Kontra-Hegemoni dalam Prosa Fiksi Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

Pamuji, Aditya Tri Hari and Nanang Bustanul Fauzi, S.S., M.Pd. (2022) Hampiran Sejarah di Hamparan Sastra: Kontra-Hegemoni dalam Prosa Fiksi Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Teeuw (2004) menyebut bahwa karya sastra, pada suatu titik tertentu, dapat dianggap sebagai sebuah dokumentasi sosial bagi masyarakat. Hal ini mampu dicapai tidak oleh keseluruhan karya sastra, akan tetapi hanya mampu dipenuhi oleh karya sastra yang memang merekam segala kejadian, peristiwa, atau fenomena domestik maupun nasional, kemudian menyajikannya ke dalam bentuk karya sastra, utamanya prosa fiksi. Hal ini bisa dan mungkin terjadi karena dalam karya sastra, tidak ada batas jelas di titik mana rekaan bermula, dan pada titik mana pula realitas yang mengambil bagian. Laut Bercerita, sebagai novel sejarah, mengangkat latar dan teman sebuah peristiwa yang bagi mayoritas masyarakat Indonesia merupakan awal mula berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kuasa Presiden Soeharto. Dalam konteks menjaga stabilitas kekuasaannya, sebuah pemerintahan harus memiliki dua instrument utama, yakni dominasi untuk menundukkan, dan hegemoni untuk menertibkan. Pada instrument hegemoni, pemerintahan akan bertindak halus melalui berbagai macam instrument kebudayaan, mulai dari monopoli media massa, penulisan ulang sejarah, pembelajaran di sekolah yang disesuaikan kemauan penguasa, hingga menyentuh segala bentuk instansi kehidupan masyarakat lainnya. Berdasarkan fakta dan data sejarah yang demikian, Laut Bercerita menghidupi kehidupan para tokoh rekaan di dalamnya pada situasi dan kondisi yang kurang lebih sama. Penelitian ini berfokus pada kajian tentang (1) usaha kontra-hegemoni atas Orde Baru dalam prosa fiksi Laut Bercerita (LB) terbentuk dan (2) keterkaitan antara usaha kontra-hegemoni atas Orde Baru dengan pola penarasian kisah dalam prosa fiksi LB. Objek yang dikaji berupa fase kontra-hegemoni yang terdapat dalam sepuluh subbab dalam LB. Untuk mengumpulkan data penelitian, teknik yang dipilih adalah dokumentasi, simak, dan catat. Kemudian, analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga fase kontra-hegemoni, yaitu: (1) fase penumbuhan kesadaran; (2) fase war of position; dan (3) fase war of movement. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui (1) perkembangan usaha kontra-hegemoni terbentuk, dan (2) relasi perkembangan fase kotra-hegemoni dengan pola penarasian dalam sebuah kesatuan kisah.

English Abstract

Teeuw (2004) mentions that literary works, at a certain point, can be considered as a social documentation for society. This can be achieved not by all literary works, but only by literary works that record all domestic and national events, events, or phenomena, then present them in the form of literary works, especially fiction prose. This can and may happen because in a literary work, there is no clear boundary at which point the fiction begins, and at which point the reality takes part. The story of Laut Bercepat, as a historical novel, presents the background and friends of an event which for the majority of Indonesian people is the beginning of the end of the New Order government under President Soeharto. In the context of maintaining the stability of its power, a government must have two main instruments, namely domination to subdue, and hegemony to bring order. On the instrument of hegemony, the government will act subtly through various cultural instruments, ranging from monopoly on mass media, rewriting history, learning in schools according to the will of the authorities, to touching all forms of institutions of other people's lives. Based on such historical facts and data, the Telling Sea lives the lives of the fictional characters in it in more or less the same situation and conditions. This research focuses on the study of (1) the counter-hegemony of the New Order in the fictional prose of Laut Bercepat (LB) formed and (2) the relationship between the counter-hegemony of the New Order and the pattern of storytelling in the prose fiction of LB. The object studied is in the form of a counter-hegemonic phase contained in ten sub-chapters in the LB. To collect research data, the chosen technique is documentation, listen, and record. Then, data analysis was carried out using three phases of counter-hegemony, namely: (1) the phase of growing awareness; (2) war of position phase; and (3) the war of movement phase. The analysis was used to determine (1) the development of the counter-hegemony effort formed, and (2) the relationship between the development of the counter-hegemony phase and the narrative pattern in a unified story.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052212
Uncontrolled Keywords:	kontra-hegemoni, Orde Baru, pola penarasian
Divisions:	Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User:	Endang Susworini
Date Deposited:	25 Jan 2024 04:35
Last Modified:	25 Jan 2024 04:35
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/213092

Text (DALAM MASA EMBARGO) Aditya Tri Hari Pamuji.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB)

Actions (login required)

View Item