Analisis Beban Kerja Karyawan pada Produsen Keripik Tempe Menggunakan Metode Workload Analysis (WLA) (Studi Kasus: UMKM Keripik Tempe Rohani, Malang)

Gultom, Egi Sandy and Wisnu Wijayanto Putro, ST., M.Eng. (2022) Analisis Beban Kerja Karyawan pada Produsen Keripik Tempe Menggunakan Metode Workload Analysis (WLA) (Studi Kasus: UMKM Keripik Tempe Rohani, Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

UMKM Keripik Tempe Rohani merupakan salah satu produsen keripik tempe di kota Malang. UMKM Keripik Tempe Rohani sudah memasarkan produknya ke berbagai toko oleh-oleh di kota Malang dan beberapa kota besar seperti Jakarta, Denpasar, Sidoarjo, dan Surabaya. Proses produksi keripik tempe dikerjakan oleh delapan orang karyawan. Berdasarkan pengamatan, diduga bahwa karyawan penggorengan mengalami kelelahan karena berada pada posisi berdiri dalam waktu yang lama. Berdasarkan data hasil pre-work sampling, terdapat perbedaan persentase produktif antar karyawan. Selain itu, UMKM Keripik Tempe Rohani belum pernah melakukan pengukuran serta analisis beban kerja para karyawan produksi. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan beban kerja untuk mengetahui besar beban kerja yang diterima para karyawan produksi keripik tempe. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Workload analysis (WLA) yang bertujuan untuk mengetahui besar beban kerja yang diterima para karyawan. Sebelum melakukan perhitungan beban kerja dengan WLA, dilakukan pengumpulan data berupa persentase produktif dengan menggunakan metode work sampling. Selanjutnya dilakukan penentuan performance rating dengan westinghouse system’s rating dan penentuan allowance berdasarkan tabel International Labour Organization (ILO). Maka kemudian dilakukan perhitungan beban kerja. Besarnya beban kerja yang diterima para karyawan dapat digunakan untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang optimal untuk proses produksi agar para karyawan tidak menerima beban kerja yang berlebih. Hasil perhitungan beban kerja dengan metode workload analysis didapatkan bahwa beban kerja yang diterima para karyawan tergolong beban kerja yang tinggi karena melebihi beban kerja normal yaitu 100%. Rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah dengan penambahan jumlah karyawan sebanyak 1 orang di setiap bagian. Dengan penambahan jumlah karyawan dapat menurunkan beban kerja yang sebelumnya melebihi 100% menjadi di bawah 100% yaitu sebesar 63,74% pada bagian pengirisan dan pemotongan tempe, 92,63% pada bagian penggorengan, serta 70,08% pada bagian pengemasan dan beban kerja ini tergolong dalam kondisi beban kerja yang normal. Penambahan jumlah karyawan masih dapat diterapkan oleh pihak UMKM karena dapat menurunkan beban kerja yang diterima karyawan dan dapat mengurangi kelelahan kerja yang dialami karyawan. Selain rekomendasi penambahan jumlah karyawan, diberikan juga rekomendasi yaitu penetapan waktu istirahat yang terjadwal untuk para karyawan agar mengurangi kelelahan kerja yang diakibatkan karena melakukan aktivitas secara terus-menerus.

English Abstract

UMKM Keripik Tempe Rohani is one of the producers of tempe chips in the city of Malang. UMKM Keripik Tempe Rohani has marketed their products to various souvenir shops in Malang and several big cities such as Jakarta, Denpasar, Sidoarjo, and Surabaya. The production process of tempe chips is carried out by eight employees. Based on observations, it is suspected that frying employees experience fatigue due to being in a standing position for a long time. Based on the data from pre-work sampling, there is a difference in the productive percentage among employees. In addition, the UMKM Keripik Tempe Rohani has never measured and analyzed the workload of production employees. For this reason, it is necessary to calculate the workload to determine the workload received by the employees of the tempe chips production. This research was conducted using the Workload analysis (WLA) method which aims to determine the amount of workload received by the employees. Before calculating the workload with WLA, data was collected in the form of productive percentage using work sampling method. Next, the performance rating was determined using the Westinghouse system's rating and the allowance was determined based on the Internat ional Labor Organization (ILO) table. Then the workload is calculated. The amount of workload received by employees can be used to calculate the optimal number of workers for the production process so that employees do not receive excessive workloads. The results of the workload calculation using the workload analysis method found that the workload received by the employees was classified as a high workload because it exceeded the normal workload, which was 100%. The recommendation for improvement is to increase the number of employees by 1 person in each division. With the addition of the number of employees, it is possible to reduce the workload which previously exceeded 100% to below 100%, namely 63.74% for slicing and cutting tempe employee, 92.63% for f rying employees, and 70.08% for packaging employees. This workload is classified as normal workload. The addition of the number of employees can still be applied by the UMKM because it can reduce the workload received by employees and can reduce the work f atigue experienced by employees. In addition to recommendations for increasing the number of employees, recommendations are also given, namely the determination of scheduled rest periods for employees in order to reduce work fatigue caused by carrying out activities continuously.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052207
Uncontrolled Keywords: Beban kerja, work sampling, workload analysis (WLA), karyawan produksi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 25 Jan 2024 02:58
Last Modified: 25 Jan 2024 02:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212974
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Egi Sandy Gultom.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item