“Pusat Kebudayaan Madura dengan pendekatan Arsitektur Biomimikri”

Mardiana, Ufaira and Ir. Agung Murti Nugroho,, ST., MT., Ph.D, IPM (2023) “Pusat Kebudayaan Madura dengan pendekatan Arsitektur Biomimikri”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ufaira Mardiana, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Juli 2023, Pusat Kebudayaan Madura dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri, Dosen Pembimbing Agung Murti Nugroho. Suku Madura merupakan salah satu etnis dengan populasi besar di Indonesia yang memiliki banyak ragam kesenian dan kebudayaan. Sayangnya tidak ada suatu tempat terpusat untuk mewadahi kegiatan kebudayaan suku madura ini. Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, sudah memiliki rencana akan membangun Pusat Kebudayaan Madura. Bangunan pusat budaya ini akan dibangun di Pulau Madura yang memiliki iklim tropis. Panas matahari di pulau ini umumnya menyengat sepanjang tahun. Untuk itu, dibutuhkan suatu bangunan yang memiliki regulasi ataupun mekanisme sendiri dalam menangani panas. Sebuah pendekatan diperlukan dalam perancangan untuk menyelesaikan masalah ini. Dalam menentukan regulasi panas seperti apa yang akan diterapkan pada bangunan, pendekatan Arsitektur Biomimikri dipilih sebagai pendekatan dalam perancangan ini. Biomimikri adalah suatu ide yang terinspirasi dari desain alam untuk menciptakan inovasi buatan. Dengan ini, membantu perancang untuk melihat alam secara menyeluruh dan memahami bagaimana menyelesaikan permasalahan desain dengan mengadopsi strategi yang telah ada pada alam sekitar. Perancangan ini meniru regulasi panas tumbuhan jagung yang banyak tumbuh di sekitar tapak. Penyelesaian masalah panas matahari pada tapak terinspirasi dari cara tumbuhan jagung melakukan mekanisme Homeostasis dengan organ stomata pada permukaan tubuhnya. Konsep ini diaplikasikan pada desain dengan merancang sebuah fasad yang hidup dan sensitif terhadap perubahan panas yakni dengan material Thermobimetal. Material ini dapat melengkung secara otomatis ketika terdampak panas matahari menjadi sarana penghawaan alami pada bangunan. Bentuknya tetap berkiblat pada unsur kebudayaan madura yakni motif batik serat kayu yang disimplifikasi. Metode yang digunakan adalah Metode Empirisme yang didasarkan pada hasil percobaan atau pengalaman yang sudah ada, kemudian dihubungkan dengan kriteria pusat kebudayaan dan pendekatan Arsitektur Biomimikri. Proses analisis dilakukan untuk mendapatkan konsep desain yang menghasilkan solusi berupa desain.

English Abstract

Ufaira Mardiana, Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Brawijaya, July 2023, Madura Cultural Center with an Architectural Biomimicry Approach, Supervisor Agung Murti Nugroho. The Madurese are one of the ethnic groups with a large population in Indonesia who have a wide variety of arts and culture. Unfortunately there is no centralized place to accommodate these Madurese cultural activities. The government of Pamekasan Regency, East Java, already has plans to build a Madura Cultural Center. This cultural center building will be built on Madura Island which has a tropical climate. The hot sun on this island is generally stinging all year round. For this reason, a building is needed that has its own regulation or mechanism for dealing with heat. An approach is needed in the design to solve this problem. In determining what kind of heat regulation will be applied to the building, the Architectural Biomimicry approach was chosen as the approach in this design. Biomimicry is an idea inspired by natural designs to create artificial innovations. With this, it helps designers to see nature as a whole and understand how to solve design problems by adopting strategies that already exist in the natural environment. This design mimics the heat regulation of corn plants that grow around the site. Solving the problem of solar heat on the site was inspired by the way corn plants carry out a homeostasis mechanism with stomata organs on the surface of their body. This concept is applied to the design by designing a facade that is alive and sensitive to changes in heat, namely with the material Thermobimetal. This material can bend automatically when exposed to the sun's heat to become a means of natural ventilation in buildings. The shape is still oriented towards elements of Madura culture, namely simplified wood fiber batik motifs. The method used is the Empiricist Method which is based on the results of experiments or existing experiences, then linked with the criteria of cultural centers and the Architectural Biomimicry approach. The analysis process is carried out to obtain a design concept that produces a design solution.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052307
Uncontrolled Keywords:	Pusat Kebudayan, Suku Madura, Arsitektur Biomimikri, Empirisme
Depositing User:	Unnamed user with username nova
Date Deposited:	22 Jan 2024 06:51
Last Modified:	22 Jan 2024 06:51
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212617

Text (DALAM MASA EMBARGO) UFAIRA MARDIANA_.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (20MB)

Actions (login required)

View Item