Pengaruh Lama Perendaman dalam Proses Aktivasi Cangkang Buah Bintaro (Cerbera Manghas) sebagai Adsorben terhadap Hasil Pemurnian Biogas,

Pardomuan, Timothy Placido and Prof. Dr. Slamet Wahyudi,, ST., MT., and Francisca Gayuh Utami Dewi, ST., MT.,, ST., MT., (2023) Pengaruh Lama Perendaman dalam Proses Aktivasi Cangkang Buah Bintaro (Cerbera Manghas) sebagai Adsorben terhadap Hasil Pemurnian Biogas,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Biogas merupakan sumber energi alternatif yang siap diolah menjadi sumber energi dengan kuantitas yang banyak. Biogas berasal dari bahan yang terdapat di lingkungan sekitar. Pembentukan Biogas dilakukan secara biologi melalui proses anaerobik yang akan melepaskan H2 serta CO2 dan akan menghasilkan CH4 yang merupakan gas metan dan juga mengasilkan CO2. Gas metan merupakan zat pembakar yang akan digunakan sebagai bahan bakar sedangkan karbondioksida merupakan zat pengotornya.Maka dari itu diperlukan pemurnian atau purifikasi secara adsorpsi yang merupakan proses pengikatan zat pengotor yaitu karbondioksida.Proses ini menggunakan karbon aktif sebagai adsorbennya.Buah Bintaro merupakan salah satu biomassa yang berlimpah namun buah ini tidak dapat dimakan sehingga banyak menjadi sampah.Kandungan yang terdapat dalam buah bintaro adalah serat lignin selulosa yang memiliki 36,95% serat lignin,Kandungan ini cukup tinggi sehingga dapat menjadikan cangkang buah bintaro dapat digunakan sebagai karbon aktif pada proses pemurnian. Sebelum dijadikan adsorben cangkang buah bintaro terlebih dahulu dijadikan karbon dengan metode karbonisasi yaitu cangkang buah bintaro dikeringkan hingga kadar air didalamnya sedikit dan kemudian dimasukkan kedalam tungku dan dipanaskan dengan suhu 600oC lalu dilakukan aktivasi pada larutan HCl dengan lama perendaman 24 jam dan 48 jam yang ditujukan untuk membuka pori-pori pada karbon aktif kemudian setelah proses aktivasi dilakukan pengujian SEM guna melihat morfologi dari arang aktif.Hasil menunjukkan lama perendaman 48 jam lebih efektif mengikat kadar CO2 dibandingkan dengan lama perendaman 24 jam. Pada penggunaan arang aktif dengan lama perendaman 48 jam didapatkan kandungan Gas metan tertinggi sebesar 67,599% sedangkan pada penggunaan arang aktif dengan lama perendaman 24 jam berada di angka 64,995%.Hal tersebut juga berpengaruh pada nilai kalor dari gas metan itu sendiri dimana pada hasil purifikasi menggunakan arang aktif 48 jam nilai kalor memiliki nilai tertinggi yaitu 22641,7 Kj/m3.Hal ini disebabkan oleh kadar karbondioksidanya yang menurun karena efektivitas penyerapannya yang baik yaitu sebesar 31,237% pada penggunaan arang aktif dengan lama perendaman 48 jam. Lama perendaman akan meningkatkan penyerapan zat pengotor pada gas metan karena pori-pori yang terbuka semakin banyak.Semakin banyak pori-pori yang terbuka maka semakin banyak zat pengotor yang terserap dan gas metan semakin bersih dari pegotor sehingga penggunaannya semakin maksimal.

English Abstract

Biogas is an alternative energy source that is ready to be processed into a large quantity of energy sources. Biogas comes from materials found in the surrounding environment. Biogas formation is carried out biologically through an anaerobic process which will release H2 and CO2 and will produce CH4 which is methane gas and also produces CO2. Methane gas is a propellant that will be used as fuel while carbon dioxide is an impurity. Therefore, purification or purification by adsorption is needed which is a process of binding impurities, namely carbon dioxide. This process uses activated carbon as an adsorbent. Bintaro fruit is one of an abundant biomass but this fruit cannot be eaten so it becomes a lot of waste. The content contained in bintaro fruit is cellulose lignin fiber which has 36.95% lignin fiber, this content is high enough so that it can make bintaro fruit shells can be used as activated carbon in purification process. Before being used as an adsorbent, bintaro fruit shells are first converted into charcoal using the carbonization method. This involves drying the bintaro fruit shells until they contain very little moisture, then placing them in a furnace and heating them to a temperature of 600°C. Subsequently, they are subjected to activation in an HCl solution for 24 hours and 48 hours, aimed at opening up the pores in the activated charcoal. After the activation process, SEM testing is conducted to observe the morphology of the activated carbon.The results show that a 48-hour immersion is more effective at binding CO2 levels compared to a 24-hour immersion. When using activated charcoal with a 48- hour immersion, the highest methane gas content obtained is 67.599%, while with a 24- hour immersion, it is at 64.995%. This also affects the calorific value of the methane gas, where purification results using 48-hour activated charcoal immersion have the highest value at 22641.7 Kj/m3. This is due to the decreased carbon dioxide content, attributed to its effective absorption, which is at 31.237% when using activated charcoal with a 48-hour immersion.The immersion time increases the absorption of impurities in methane gas because more pores are opened up. The more pores that are open, the more impurities are absorbed, resulting in cleaner methane gas, thus maximizing its usage.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Energi Terbarukan, Biogas, Purifikasi, Buah Bintaro, Absorbsi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Mesin
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 19 Jan 2024 08:01
Last Modified: 19 Jan 2024 08:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212588
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
TIMOTHY PLACIDO.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item