Damanik, Harfidu Fachri and Ir. Ratih Ardia Sari, ST., MT. (2022) Analisis Risiko Operasional Produksi Teh Hitam PTPN IV Unit Bah Butong Menggunakan Model House of Risk (HOR). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
PTPN IV Unit Bah Butong adalah satu dari tiga unit usaha PTPN IV pada bidang produksi teh. Hasil akhir produksi teh hitam PTPN IV Unit Bah Butong adalah berupa 3 jenis grade teh yang berbeda yaitu grade I, grade II, grade III. Terdapat perbedaaan antara hasil produksi aktual grade I dengan draft rencana produksi PTPN IV Unit Bah Butong. Pada lantai produksi juga terdapat masalah permesinan yaitu 138 mesin dari 142 mesin berada dalam kondisi yang kurang baik dan 4 sisanya berada dalam kondisi rusak. Terdapat juga permasalahan pada komposisi karyawan yaitu 61% karyawan berada diatas usia 50 tahun. Pekerjaan pada lantai produksi yang kebanyakan bersifat semi otomatis memunculkan kemungkinan risiko karena permasalahan diatas. Oleh karena itu analisis risiko diperlukan untuk mengidentifikasi risiko operasional dalam produksi PTPN IV Unit Bah Butong dan menemukan rekomendasi perlakukan tehadap risiko yang menjadi prioritas penanganan. Model House of Risk (HOR) digunakan sebagai bentuk upaya analisis risiko dalam permasalahan yang dikemukanan. House of Risk (HOR) merupakan suatu model yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur potensi risiko. Model House of risk terdiri dari 2 fase yaitu fase I yang berfokus pada identifikasi risiko dan fase II yang berfokus pada perlakuan terhadap risiko. Tahap HOR fase I yang dilakukan adalah identifikasi kejadian risiko dan agen risiko pada lantai produksi PTPN IV Unit Bah Butong. Langkah berikutnya adalah penilaian severity terhadap kejadian risiko, penilaian occurance terhadap agen risiko dan penilaian korelasi antara setiap kejadian risiko dengan agen risiko. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai ARP dan pemeringkatan agen risiko. Tahap HOR fase II yang dilakukan adalah identifikasi preventive action berdasarkan agen risiko yang menjadi prioritas. Kemudian melakukan penilaian korelasi penilaian korelasi antara preventive action dengan agen risiko dan penilaian degree of difficulty. Tahap berikutnya adalah perhitungan nilai total effectiveness of action dan effectiveness to difficullty ratio. Terakhir dilakukan pemeringkatan dan memilih preventive action yang dijadikan rekomendasi Hasil pengerjaan HOR fase I adalah terindetifikasi 44 kejadian risiko yang diakibatkan oleh 20 agen risiko. 9 agen risiko teratas dari agen risiko yang telah diperingkatkan dipilih menjadi prioritas karena menyebabkan 80% total nilai ARP. Hasil pengerjaan HOR fase II teridentifikasi 13 preventive action. Setelah dilakukan penilaian, perhitungan dan pemeringkatan dipilih 5 preventive action dengan nilai ETD tertinggi sebagai rekomendasi dikelompokkan kedalam 3 bidang usulan perbaikan. Pada bagian prosedur kerja diusulkan penambahan fungsi dan peran mandor dalam penyuluhan SOP serta pengawasan jalannya SOP di lantai produksi. Pada bagian permesinan diusulkan dilakukan pengecekan terjadwal terhadap mesin dalam rangka maintenance yang bersifat preventif dan korektif. Risiko operasional yang timbul karena masalah tenaga kerja, untuk jangka pendek, diusulkan penyesuaian komposisi karyawan setiap stasiun berdasarkan usia dan kemampuan fisik dan untuk jangka panjang dilakukan rekrutmen berkala dengan mencantumkan batas usia karyawan yang akan diterima.
English Abstract
PTPN IV Unit Bah Butong is one of three PTPN IV business units in tea production sector. The final product of PTPN IV Bah Butong is 3 different grades of black tea namely grade I, grade II, grade III. There is a difference between the the grade I actual production with the draft production plan of PTPN IV Unit Bah Butong. On the production floor there are also machining problems, 138 of the 142 machines are in not good condition and the rest are in “breakdown” condition. There is also a problem with the composition of employees, 61% of employees are over the age of 50 years. Jobs in the production floor are mostly semi-automated job raise the possibility of risk due to the problems above. Therefore, a risk analysis is needed to identify operational risks in the production of PTPN IV Unit Bah Butong and find recommendations for treatment of risks which is the priority for handling. The House of Risk (HOR) model is used as a form of effort to analyze risk which in the problems raised. The House of Risk (HOR) is a model used to identify and measure potential risks. The House of risk model consists of 2 phases, namely phase I which focuses on risk identification and phase II which focuses on risk treatment. The step of HOR phase I is the identification of risk events and risk agents on the production floor of PTPN IV Unit Bah Butong. The next step is severity’s assessment of the risk event, occurrence assessment’s of the risk agent and correlation’s assessment between each risk event and the risk agent. Furthermore, the calculation of the ARP value and the rating of risk agents is carried out. The second phase of HOR is the identification of preventive actions based on priority risk agents. Then asses of correlation between preventive action and risk agents and assess the degree of difficulty. The next stage is the calculation of total value of effectiveness of action and effectiveness to difficulty ratio. Final step is ranking and selecting preventive actions that are used as recommendations The results of the HOR phase is 44 risk events caused by 20 risk agents identified. The top 9 risk agents from the risk agents that have been ranked are chosen as priority because they cause 80% of the total ARP value. The results of HOR phase II is 13 preventive actions identified. After evaluating, calculating and ranking, 5 preventive actions with the highest ETD value are sellected as recommendations, they are grouped into 3 areas of recommendations. In the work procedure sector, it is proposed to add the function and role of the foreman/Station’s head in SOP counseling and supervision of SOP operations on the production floor. In the machining sector, it is proposed to do scheduled engine maintenance in context of preventive and corrective maintenance. Operational risks arising from labor problems, in the short term, it is proposed to adjust the composition of employees at each station based on age and physical ability and for the long term, held periodic recruitment by requires the age limit of the employees to be accepted.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052307 |
Uncontrolled Keywords: | Manajemen Risiko, Risiko Operasional, Produksi Teh Hitam, Model House of Risk-Risk Management, Operational Risk, Black Tea Production, House of Risk Model |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
Depositing User: | Unnamed user with email y13w@ub.ac.id |
Date Deposited: | 19 Jan 2024 07:29 |
Last Modified: | 19 Jan 2024 07:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212527 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
HARFIDU FACHRI DAMANIK.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |