Evaluasi Aksesibilitas dan Fasilitas Taman-Taman di Kompleks Balai Kota Bandung dengan Konsep Universal Design

Rebowo, Hafsyarina Sufa and Eddi Basuki Kurniawan, ST., MT. and Deni Agus Setyono, ST., M.Eng. (2022) Evaluasi Aksesibilitas dan Fasilitas Taman-Taman di Kompleks Balai Kota Bandung dengan Konsep Universal Design. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Universal design merupakan konsep yang memungkinkan suatu produk atau lingkungan dapat diakses dan digunakan oleh orang dengan rentang kemampuan seluas mungkin dengan manfaat optimal terlepas dari ukuran, kemampuan, atau disabilitas, tanpa perlu adaptasi atau desain khusus bagi pengguna tertentu. Konsep universal design selain menjadi acuan pembangunan atau desain, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi ruang publik agar menjadi ruang yang inklusif bagi masyarakat. Hal ini karena keterbatasan fisik kerap menjadi penghalang individu melakukan aktivitas secara mandiri dengan mudah di tengah masyarakat yang secara kondisi fisik normal. Salah satu kota yang memiliki program unggul terkait ruang publik dan kesetaraan hak adalah Kota Bandung dengan Kompleks Balai Kota Bandung sebagai lokasi bersatunya beberapa taman tematik. Hal ini tertera dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 26 Tahun 2009 tentang Kesetaraan dan Pemberdayaan Penyandang Cacat yang menyebutkan bahwa setiap pengadaan sarana dan prasarana umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat wajib menyediakan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, salah satunya pada pertamanan. Selain itu, pemerintah Kota Bandung juga bertekad untuk menjadikan Bandung Ramah Lansia. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mendukung terciptanya ruang publik yang inklusif dengan mengevaluasi taman-taman di Kompleks Balai Kota Bandung menggunakan tujuh Prinsip Universal Design menurut Center for Universal Design in NCSU. Penelitian menggunakan metode post occupancy evaluation atau evaluasi pasca huni melalui penilaian persentase pemenuhan prinsip universal design dan didukung oleh person-centered behavioral mapping untuk memahami kebutuhan pengguna, terutama yang termasuk dalam kelompok rentan. Setelah data post occupancy evaluation dan pemetaan perilaku disandingkan, maka didapatkan prioritas penataan pada setiap aspek yang dinilai. Prinsip dengan tingkat ketercapaian universal design paling tinggi adalah prinsip tolerance for error. Sedangkan prinsip dengan tingkat ketercapaian paling rendah adalah prinsip perceptible information. Sehingga rekomendasi untuk penataan mengedepankan ketersediaan informasi di seluruh akses dan fasilitas.

English Abstract

Universal design is a concept that permits a product or environment to be accessed and used by individuals of all sizes, abilities, and disabilities with optimal advantages, without the need for particular adaptations or designs for specific users. The concept of universal design can be used to analyze public places so that they become inclusive spaces for the community, in addition to providing a reference for development or design. This is because, in a society with typical physical conditions, physical constraints often hinder people from accomplishing things on their own. The City of Bandung is one of the cities with great public space and equal rights programs, with the Bandung City Hall Complex serving as the hub for various thematic parks. This is stated in the Bandung City Regional Regulation Number 26 of 2009 concerning Equality and Empowerment of Persons with Disabilities, which states that every procurement of public facilities and infrastructure organized by the regional government and/or the community must provide accessibility for persons with disabilities, including parks. Furthermore, the Bandung City government is committed to making Bandung more elderly-friendly. As a result, the purpose of this research is to aid in the design of inclusive public places by analyzing Bandung City Hall Park using the seven Universal Design Principles by NCSU. The research uses post occupancy evaluation method or post-occupancy evaluation through the assessment of the percentage of compliance with universal design principles and is supported by person-centered behavioral mapping to understand the needs of users belonging to vulnerable groups. After the post occupancy evaluation data and behavioral mapping were juxtaposed, the structuring priority was obtained for each assessed aspect. The principle that is close to the universal level is the principle of tolerance for error. While the least fulfilled principle is the principle of perceptible information. So the recommendations for structuring prioritize the availability of information.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: universal-design, taman- universal-design, park
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Unnamed user with email y13w@ub.ac.id
Date Deposited: 19 Jan 2024 07:13
Last Modified: 19 Jan 2024 07:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212518
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Hafsyarina Sufa.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (21MB)

Actions (login required)

View Item View Item