Hadi, Vonny Annisa and Rachman Hartono,, SP., MP. (2022) Perilaku Harga Eceran Cabai Rawit di Kota Mojokerto dan Kota Kediri selama Penerapan PPKM. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi laju penyebaran Covid-19 dan diduga menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga cabai rawit yang terjadi di beberapa kota di Jawa Timur yakni di Kota Mojokerto dan Kota Kediri. Penerapan PPKM pada suatu kota/ kabupaten dibagi dalam beberpa level yaitu level 1−4 (Mulyadi, 2021). Kenaikan harga cabai rawit menjadi keresahan konsumen dikarenakan belanja kebutuhan dapur merupakan kegiatan pokok dalam rumah tangga. Selain itu, perkembangan industri yang bergerak dalam pengolahan pangan berbahan dasar cabai rawit membuat permintaan akan cabai meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui perilaku harga eceran cabai rawit di kota mojokerto dan kota kediri selama penerapan ppkm. Penelitian ini dilakukan di Kota Mojokerto dan Kota Kediri. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan grafik tren harga cabai rawit selama PPKM yang tertera di Siskaperbapo, selain itu pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan provinsi Jawa Timur sebagai penghasil cabai rawit terbesar dan penelitian yang lebih fokus pada harga eceran cabai rawit maka dipilih dua kota tersebut untuk dilakukan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun waktu) selama 325 hari mulai tanggal 3 Juli 2021 sampai dengan 9 Mei 2022. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis koefisien variasi dan diagram pencar (scatter plot). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, di Kota Mojokerto harga eceran rata-rata cabai rawit terendah terjadi tanggal 31 Agustus 2021 – 6 September 2021 pada PPKM periode 8 yaitu Rp13.571 dan harga eceran rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 14 Desember 2021 – 3 Januari 2022 pada PPKM periode 17 yaitu Rp74.458. Sedangkan di Kota Kediri harga eceran rata-rata cabai rawit terendah terjadi tanggal 24 Agustus 2021 – 30 Agustus 2021 pada PPKM periode 7 yaitu Rp14.047 dan harga eceran rata-rata tertinggi terjadi pada tanggal 14 Desember 2021 – 3 Januari 2022 pada PPKM periode 17 yaitu Rp83.444. Koefisien variasi harga cabai rawit di Kota Mojokerto tertinggi pada 16 November 2021 – 29 November 2021 di periode 15 sebesar 28,9% saat PPKM level 1, pada periode sebelumnya (periode 14) koefisien variasi harga sebesar 8,8% saat PPKM level 1 sedangkan koefisien variasi harga cabai rawit di Kota Kediri tertinggi pada 16 November 2021 – 29 November 2021 di periode 15 sebesar 27% saat PPKM level, pada periode sebelumnya (periode 14) koefisien variasi harga sebesar 9,1% saat PPKM level 1 dimana terjadi kenaikan nilai koefisien variasi harga cabai rawit yang signifikan. Berdasarkan analisis scatter plot dapat diketahui bahwa level PPKM kota Mojokerto terbanyak berada pada level 1 PPKM. Fluktuasi harga cabai rawit di Kota Mojokerto mendominasi pada level 1 PPKM yakni dengan sebaran nilai koefisien variasi antara 1-30%. Pola data dalam scatter plot tidak menunjukkan salah satu fitur scatter plot yang ada di dalam grafik, maka menandakan tidak adanya korelasi antar variabel (Purwanto, 2011). Untuk nilai koefisien korelasi atau R2 sebesar 0,28 yang dapat diartikan bahwa pengaruh level PPKM terhadap fluktuasi harga cabai rawit sebesar 28%. Nilai koefisien korelasi Kota Mojokerto termasuk hubungan yang rendah. level PPKM kota Kediri terbanyak berada pada level 1 PPKM. Fluktuasi harga cabai rawit di Kota Kediri mendominasi pada level 1 PPKM yakni dengan sebaran nilai koefisien variasi antara 1-26%. Pola data dalam scatter plot tidak menunjukkan salah satu fitur scatter plot yang ada di dalam grafik, maka menandakan tidak adanya korelasi antar variabel (Purwanto, 2011). Untuk nilai koefisien korelasi atau R2 sebesar 0,21 yang dapat diartikan bahwa pengaruh level PPKM terhadap fluktuasi harga cabai rawit sebesar 21%. Nilai koefisien korelasi Kota Kediri termasuk hubungan yang rendah. Berdasarkan analisis koefisien variasi dan scatter plot, dapat disimpulkan bahwa level PPKM suatu daerah memiliki pengaruh yang kecil baik di Kota Mojokerto maupun Kota Kediri. Sehingga fluktuasi harga eceran cabai rawit yang terjadi dipengaruhi oleh faktor lain diluar level PPKM. Dari temuan hasil penelitian ini, disarankan untuk pemerintah sebaiknya dilakukan suatu kebijakan yang mengatur harga cabai rawit dan melakukan pengendalian harga cabai rawit jika terjadi fluktuasi harga serta adanya kebijakan memfasilitasi adanya kemitraan usaha antara para petani cabai rawit dengan para pedagang dengan prinsip saling berbagi peran, berbagi keuntungan dan yang paling penting yaitu berkelanjutan. Sedangkan untuk produsen diharapkan pendistribusian cabai rawit kepada pedagang secara berkelanjutan dari sentra-sentra produksi sehingga pedagang dapat memasarkan komoditi cabai rawit sesuai penempatan harga di pasar dan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal baik pada pedagang ataupun petani cabai rawit.
English Abstract
The implementation of Community Activity Restrictions (PPKM) is one of the government's efforts to overcome the spread of Covid-19 and is suspected to be one of the causes of fluctuations in the price of cayenne pepper that occurred in several cities in East Java, namely Mojokerto City and Kediri City. The implementation of PPKM in a city/district is divided into several levels, namely level 1-4 (Mulyadi, 2021). The increase in the price of cayenne pepper is a concern for consumers because shopping for kitchen needs is a basic activity in the household. In addition, the development of industries engaged in food processing made from cayenne pepper makes the demand for chilies increase. Therefore, it is important to conduct this research to determine the retail price behavior of cayenne pepper in the city of Mojokerto and the city of Kediri during the implementation of PPKM. This research was conducted in Mojokerto City and Kediri City. The location selection was carried out purposively by considering the trend graph of cayenne pepper prices during PPKM listed in Siskaperbapo, in addition to selecting the research location by considering the province of East Java as the largest producer of cayenne pepper and research that focuses more on the retail price of cayenne pepper, two cities were selected. for research to be carried out. The data used in this study is time series data for 325 days from July 3, 2021 to May 9, 2022. The data analysis used in this study uses analysis of the coefficient of variation and scatter plots. Based on the results of research that has been carried out, in Mojokerto City the lowest average retail price of cayenne pepper occurs on 31 August 2021 – 6 September 2021 at PPKM period 8, which is Rp. 13,571 and the highest average retail price occurs on 14 December 2021 – 3 January 2022 in PPKM period 17, which is Rp. 74,458. Meanwhile, in the City of Kediri, the lowest average retail price of cayenne pepper occurred on August 24, 2021 – August 30, 2021 at PPKM period 7, which was Rp. 14,047 and the highest average retail price occurred on December 14, 2021 – January 3, 2022 in PPKM period 17. which is Rp. 83,444. The coefficient of variation in the price of cayenne pepper in Mojokerto City was highest on November 16, 2021 – November 29, 2021 in period 15 of 28.9% at PPKM level 1, in the previous period (period 14) the coefficient of price variation was 8.8% at PPKM level 1 while The coefficient of variation of the price of cayenne pepper in Kediri City is the highest on November 16, 2021 – November 29, 2021 in period 15 by 27% at PPKM level, in the previous period (period 14) the coefficient of price variation is 9.1% at PPKM level 1 where there is an increase in value significant coefficient of variation in the price of cayenne pepper. Based on the scatter plot analysis, it can be seen that the highest PPKM level in Mojokerto is at level 1 PPKM. The price fluctuation of cayenne pepper in Mojokerto City dominates at level 1 PPKM, with the distribution of the coefficient of variation between 1- 30%. The data pattern in the scatter plot does not show any of the scatter plot features in the graph, so it indicates that there is no correlation between variables (Purwanto, 2011). For the value of the correlation coefficient or R2 of 0.28 which means that the influence of the PPKM level on the price fluctuations of cayenne pepper is 28%. The value of the correlation coefficient of Mojokerto City includes a low relationship. The highest PPKM level in Kediri is at level 1 PPKM. Fluctuations in the price of cayenne pepper in the City of Kediri dominate at level 1 PPKM, namely the distribution of the coefficient of variation between 1-26%. The data pattern in the scatter plot does not show any of the scatter plot features in the graph, so it indicates that there is no correlation between variables (Purwanto, 2011). For the value of the correlation coefficient or R2 of 0.21 which means that the influence of the PPKM level on the price fluctuations of cayenne pepper is 21%. The correlation coefficient value of Kediri City includes a low relationship. Based on the analysis of the coefficient of variation and scatter plot, it can be concluded that the PPKM level of an area has little effect in both Mojokerto City and Kediri City. So that the fluctuations in the retail price of cayenne pepper that occur are influenced by other factors outside the PPKM level. From the findings of this study, it is suggested that the government should implement a policy that regulates the price of cayenne pepper and controls the price of cayenne pepper in case of price fluctuations as well as a policy of facilitating business partnerships between cayenne pepper farmers and traders with the principle of sharing roles, sharing and most importantly, sustainable. As for the producers, it is expected that the distribution of cayenne pepper to traders is sustainable from production centers so that traders can market the commodity of cayenne pepper according to the placement of prices in the market and can get maximum profit for both traders and cayenne pepper farmers.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522040658 |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 19 Jan 2024 02:45 |
Last Modified: | 19 Jan 2024 02:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212320 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Vonny Annisa.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |