Pantai Blerek, Pantai Papuma, Dan Pantai Nanggelan Dengan Kedalaman Pasir Berbeda Terhadap Suhu Dan Kelembaban Pasir Pada Alat Maticgator

Fikri, Rafif Adhipramana and Ir. Sukandar, MP. and Mihrobi Khalwatu Rihmi, S.Pi M.Si (2019) Pantai Blerek, Pantai Papuma, Dan Pantai Nanggelan Dengan Kedalaman Pasir Berbeda Terhadap Suhu Dan Kelembaban Pasir Pada Alat Maticgator. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyu adalah spesies kura-kura laut purba yang terancam punah karena gangguan dari manusia, predator, lingkungan dan penyu itu sendiri. Penyu merupakan hewan yang melakukan migrasi (migratory species), hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan biologis, seperti mencari makan, beristirahat, menemukan pasangan, kawin dan mendapatkan lokasi untuk bersarang (peneluran) ke tempat penyu awal menetas. Proses penggalian sarang penyu sangat bergantung terhadap sedimen pasir. Pada wilayah pesisir Jember ini terdapat 4 wilayah/titik lokasi pantai yang terindikasi sering dinaiki oleh penyu untuk bertelur, di antaranya yaitu Pantai Blerek (Nusa Barong), Pantai Nyamplung Kobong, Pantai Papuma dan Pantai Nanggelan. Konservasi adalah upaya yang dilakukan melindungi dan melestarikan lingkungan hidup. Sarang semi alami tertutup dalam konservasi ini memanfaatkan teknologi yang membantu dalam proses penetasan telur, salah satu inovasi tekonologi sarang semi alami tertutup yaitu Maticgator. Maticgator merupakan inovasi teknologi mesin penetas telur penyu otomatis yang dapat dapat menjaga kestabilan suhu dan kelembaban media yang digunakan untuk membantu proses penetasan telur. Dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui apakah Maticgator befungsi dengan baik dengan menggunakan media pasir yang berbeda pada kedalaman berbeda terhadap kelembaban dan suhu. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian mengenai pengaruh karakteristik pasir pantai yang berbeda pada kedalaman berbeda terhadap suhu dan kelembaban pada alat Maticgator, harapanya dengan mengetahui hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan perbaikan dan inovasi selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu Mengidentifikasi karakteristik pasir Pantai Blerek (Nusa Barong), Pantai Nyamplung Kobong, Pantai Papuma, dan Pantai Nanggelan yang berbeda sebagai media di Maticgator. Menganalisis perbedaan suhu pada kedalaman pasir berbeda (10 cm, 20 cm, dan 30 cm) pada sampel pasir yang berasal dari lokasi berbeda (Pantai Nyamplung Kobong, Pantai Blerek, Pantai Papuma dan Pantai Nanggelan) menggunakan alat Maticgator. Menganalisis perbedaan kelembaban pada kedalaman pasir berbeda (10 cm, 20 cm, dan 30 cm) pada sampel pasir yang berasal dari lokasi berbeda (Panatai Nyamplung Kobong, Pantai Blerek, Pantai Papuma dan Pantai Nanggelan) menggunakan alat Maticgator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen. Paramter yang diukur yaitu karakteristik pasir, suhu dan kelembaban. Analisa yang digunakan yaitu Uji T dan Rancangan Percobaan RAK menggunakan bantuan software Microsoft Excel. Hasil identifikasi karaktertistik pasir menunjukan bahwa komposisi dari pasir Nyamplung Kobong didominasi ukuran 0,25 mm dengan interval diameter butiran pasir 0,125-0,25 mm terklasifikasi tekstur pasir halus dengan warna hitam pekat. Pasir Pantai Blerek (Nusa Barong) didominasi ukuran 0,25 mm dengan interval diameter butiran pasir 0,125-0,25 mm terklasifikasi tekstur pasir halus dengan warna krem kecoklatan. Pasir Pantai Papuma didominasi ukuran 0,50 mm dengan interval diameter butiran pasir 0,25-0,50 mm terklasifikasi tekstur pasir sedang dengan warna putih kecoklatan. Pasir Pantai Nanggelan didominasi ukuran 0,25 mm dengan interval diameter butiran pasir 0,125-0,25 mm terklasifikasi tekstur pasir halus dengan keabu-abuan. Berdasarkan perbandingan kestabilan suhu didapatkan nilai rata-rata suhu di Pantai Nyamplung Kobong sebesar 27,8⁰C, di Pantai Blerek sebesar 27,4⁰C, Pantai Papuma sebesar 27,5⁰C dan Pantai Nanggelan sebesar 27, 6⁰C. Berdasarkan perbandingan kestabilan kelembaban didapatkan nilai rata-rata kelembaban di Pantai Nyamplung Kobong sebesar 63,3%, di Pantai Blerek sebesar 57,9%, Pantai Papuma sebesar 27,8% dan Pantai Nanggelan sebesar 57,8%. Tidak terdapat perbedaan suhu dalam perlakuan kedalaman sedangkan pada lokasi terdapat perbedaan, sedangkan pada kelembaban tidak terdapat perbedaan kelembaban pada perlakuan kedalaman dan lokasi berbeda yang cukup signifikan dari hasil analisis suhu dan kelembaban yang telah dilakukan. Suhu dan kelembaban di kedalaman 10 cm, 20 cm, dan 30 cm dengan lokasi Pantai Nyamplung Kobong, Pantai Blerek, Pantai Papuma dan Pantai Nanggelan menghasilkan nilai yang cukup stabil dalam menjaga suhu dan kelembaban. Artinya alat Maticgator berfungsi dengan normal dalam menjaga kestabilan suhu dan kelembaban.

English Abstract

Sea turtles are a species of ancient sea turtle that is threatened with extinction due to disturbances from humans, predators, the environment and the sea turtles themselves. Sea turtles are animals that migrate (migratory species), this aims to fulfill biological needs, such as looking for food, resting, finding a mate, mating and finding a location to nest (lay eggs) at the place where the sea turtle first hatches. The process of digging sea turtle nests is very dependent on sand sediment. In the Jember coastal area, there are 4 areas/points of beach locations which are indicated to be frequently visited by turtles to lay their eggs, including Blerek Beach (Nusa Barong), Nyamplung Kobong Beach, Papuma Beach and Nanggelan Beach. Conservation is an effort made to protect and preserve the environment. Semi-natural nest in this conservation utilizes technology that helps in the egg hatching process, one of the semi-natural closed nest technological innovations, namely Maticgator. Maticgator is a technological innovation for an automatic turtle egg incubator that can maintain the stability of the temperature and humidity of the media used to assist the egg hatching process. This research was carried out to find out whether the Maticgator functions well by using different sand media at different depths due to humidity and temperature. Therefore, research was carried out regarding the influence of different characteristics of beach sand at different depths on temperature and humidity using Maticgator tool. It is hoped that knowing the results of this research can provide material for further improvements and innovations. The purpose of this research is to identify the different sand characteristics of Blerek Beach (Nusa Barong), Nyamplung Kobong Beach, Papuma Beach and Nanggelan Beach as media in Maticgator. Analyzing temperature differences at different sand depths (10 cm, 20 cm and 30 cm) on sand samples from different locations (Nyamplung Kobong Beach, Blerek Beach, Papuma Beach and Nanggelan Beach) using the Maticgator tool. Analyzing differences in humidity at different sand depths (10 cm, 20 cm and 30 cm) on sand samples from different locations (Nyamplung Kobong Beach, Blerek Beach, Papuma Beach and Nanggelan Beach) using the Maticgator tool. The method used in this research is the experimental method. The parameters measured are sand characteristics, temperature and humidity. The analysis used is the Simple Regression test and the RAK Experimental Design using Microsoft Excel software. The results of identifying sand characteristics show that the composition of Nyamplung Kobong sand is dominated by a size of 0.25 mm with a sand grain diameter interval of 0.125-0.25 mm, classified as smooth sand with a dark black color. The sand of Blerek Beach (Nusa Barong) is dominated by a size of 0.25 mm with a sand grain diameter interval of 0.125-0.25 mm, classified as smooth sand with a brownish cream color. Papuma Beach sand is predominantly 0.50 mm in size with a sand grain diameter interval of 0.25-0.50 mm, classified as medium sand texture with a brownish white color. Nanggelan Beach sand is predominantly 0.25 mm in size with a sand grain diameter interval of 0.125-0.25 mm classified as smooth sand with a grayish texture. Based on a comparison of temperature stability, the average temperature value at Nyamplung Kobong Beach was 27.8⁰C, at Blerek Beach was 27.4⁰C, Papuma Beach was 27.5⁰C and Nanggelan Beach was 27.6⁰C. Based on a comparison of humidity stability, the average humidity value at Nyamplung Kobong Beach was 63.3%, at Blerek Beach was 57.9%, Papuma Beach was 27.8% and Nanggelan Beach was 57.8%. There is no difference in temperature in the depth treatment while there is a difference in location, while in humidity there is no difference in humidity in the depth treatment and different locations which is quite significant from the results of the temperature and humidity analysis that has been carried out. Temperature and humidity at depths of 10 cm, 20 cm and 30 cm at the locations of Nyamplung Kobong Beach, Blerek Beach, Papuma Beach and Nanggelan Beach produce quite stable values in maintaining temperature and humidity. This means that the Maticgator tool functions normally in maintaining stable temperature and humidity.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052308
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Nur Subchan
Date Deposited: 19 Jan 2024 03:36
Last Modified: 19 Jan 2024 03:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/212221
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rafif Adhipramana Fikri.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item